OJK: Nilai Utang Emiten Jatuh Tempo Tahun Ini Rp 117 Triliun

Kamis, 4 Juni 2020 12:56 WIB

Logo OJK. wikipedia.org

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Hoesen menyatakan sejumlah emiten di pasar modal akan memiliki outstanding utang jatuh tempo pokok dan bunga obligasi pada Juni hingga Desember 2020. Totalnya mencapai Rp 117 triliun.

"Ini emiten BUMN dan non-BUMN," kata Hoesen dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis, 3 Juni 2020.

Namun, Hoesen tidak merinci daftar emiten yang akan menghadapi utang jatuh tempo tersebut. Namun beberapa antisipasi sudah dilakukan. Mulai dari ketepatan waktu membayar hingga melakukan beberapa restrukturisasi.

Hoesen memastikan mekanisme terhadap penyelesaian utang jatuh tempo ini sudah tersedia. Namun saat ini, masalah likuiditas di koperasi memang masih menjadi pembicaraan. "Kami memantau terus, koordinasi dengan investor lokal dan global," ucapnya.

Utang jatuh tempo ini menjadi salah satu masalah yang dihadapi sejumlah emiten. Salah satunya perusahaan pelat merah seperti PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. dengan kode emiten GIAA.

Advertising
Advertising

Garuda Indonesia tercatat memiliki utang obligasi dalam dolar Amerika Serikat (AS) yang jatuh tempo pada Rabu kemarin, 3 Juni 2020. Nilainya mencapai US$ 500 juta atau setara Rp 7 triliun (kurs Rp 14.000 per dolar AS).

Kepala Riset Praus Capital Alfred Nainggolan menyebut pilihan yang paling mungkin dilakukan Garuda Indonesia, adalah refinancing. Lewat cara ini, Garuda menerbitkan surat utang lagi untuk membayuar utang jatuh tempo tersebut alias gali lubang tutup lubang.

Tapi sejak akhir Mei 2020, Garuda Indonesia telah mengajukan surat permintaan ke Singapura Exchange untuk memperpanjang tenor pelunasan global suku senilai US$ 500 juta tersebut. Namun belum diketahui keputusan final dari pengajuan restrukturisasi utang ini.

Berita terkait

Perkumpulan Penyelenggara Jasa Boga Perjuangkan Pembuatan Produk Kuliner Khas Nusantara untuk Ekspor

7 jam lalu

Perkumpulan Penyelenggara Jasa Boga Perjuangkan Pembuatan Produk Kuliner Khas Nusantara untuk Ekspor

PPJI berharap ke depan ada produk-produk kuliner jenis lainnya yang bisa diekspor seperti halnya rendang.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Serap Rp 7,025 Triliun dari Lelang Surat Utang SBSN

22 jam lalu

Pemerintah Serap Rp 7,025 Triliun dari Lelang Surat Utang SBSN

Pemerintah menyerap dana sebesar Rp 7,025 triliun dari pelelangan tujuh seri surat utang yakni Surat Berharga Syariah Negara (SBSN).

Baca Selengkapnya

LPS Sudah Bayar Dana Nasabah BPRS Saka Dana Mulia yang Ditutup OJK Sebesar Rp 18 Miliar

3 hari lalu

LPS Sudah Bayar Dana Nasabah BPRS Saka Dana Mulia yang Ditutup OJK Sebesar Rp 18 Miliar

Kantor BPRS Saka Dana Mulia ditutup untuk umum dan PT BPRS Saka Dana Mulia menghentikan seluruh kegiatan usahanya.

Baca Selengkapnya

Lima Persen BPR dan BPRS Belum Penuhi Modal Inti Minimum

3 hari lalu

Lima Persen BPR dan BPRS Belum Penuhi Modal Inti Minimum

Sebanyak 1.213 BPR dan BPRS telah memenuhi ketentuan modal inti sebesar Rp 6 miliar. Masih ada lima persen yang belum.

Baca Selengkapnya

Kuartal I-2024, KSSK Sebut Stabilitas Sistem Keuangan RI Terjaga meski Ketidakpastian Meningkat

4 hari lalu

Kuartal I-2024, KSSK Sebut Stabilitas Sistem Keuangan RI Terjaga meski Ketidakpastian Meningkat

Menkeu Sri Mulyani mengatakan Stabilitas Sistem Keuangan Indonesia pada kuartal pertama tahun 2024 masih terjaga.

Baca Selengkapnya

Profil Hendry Lie, Bos Sriwijaya Air yang Ditetapkan Tersangka Kasus Timah

5 hari lalu

Profil Hendry Lie, Bos Sriwijaya Air yang Ditetapkan Tersangka Kasus Timah

PT Sriwijaya Air didirikan oleh Chandra Lie, Hendry Lie, Johannes Bunjamin, dan Andy Halim pada 28 April 2003.

Baca Selengkapnya

Didemo Nasabah, BTN: Tak Ada Uang Nasabah yang Raib

5 hari lalu

Didemo Nasabah, BTN: Tak Ada Uang Nasabah yang Raib

PT Bank Tabungan Negara (Persero) atau BTN patuh dan taat hukum yang berlaku di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Pinjol Ilegal Makin Marak, Satgas Pasti Beberkan Tiga Pemicunya

5 hari lalu

Pinjol Ilegal Makin Marak, Satgas Pasti Beberkan Tiga Pemicunya

Satgas Pasti khawatir layanan pinjaman dana online atau pinjol baik yang resmi ataupun ilegal berkembang dan digemari masyarakat. Kenapa?

Baca Selengkapnya

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

6 hari lalu

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. mencatatkan pertumbuhan pendapatan di kuartal I 2024 ini meningkat hingga 18,07 persen dibandingkan kuartal I 2023.

Baca Selengkapnya

Pendapatan Garuda Indonesia di Kuartal Pertama 2024 Mencapai USD 711,98 Juta

6 hari lalu

Pendapatan Garuda Indonesia di Kuartal Pertama 2024 Mencapai USD 711,98 Juta

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk mencatatkan pertumbuhan pendapatannya di kuartal pertama 2024 ini meningkat hingga 18,07 persen.

Baca Selengkapnya