Bank Indonesia: Dampak Pandemi Meluas, Antisipasi Potensi Risiko

Sabtu, 30 Mei 2020 03:36 WIB

Ilustrasi atau Logo Bank Indonesia. REUTERS/Iqro Rinaldi/File Photo

TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyatakan stabilitas sistem keuangan saat ini masih tetap terjaga meski potensi risiko perlu terus diantisipasi karena dampak pandemi Covid-19 semakin meluas.

Perry mengatakan stabilitas sistem keuangan yang masih terjaga ini tercermin dari rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) perbankan pada Maret 2020 yang tinggi, yakni 21,63 persen.

Di samping itu, rasio kredit bermasalah (Non Performing Loan/NPL) tetap rendah yakni 2,77 persen secara gross dan 1,02 persen secara net.

Sejalan dengan itu, Perry melanjutkan penyaluran kredit perbankan yang juga terdampak akibat pelemahan ekonomi tetap menjadi perhatian.

“Fungsi intermediasi tetap menjadi perhatian sejalan dampak melemahnya permintaan domestik dan makin berhati-hatinya perbankan dalam menyalurkan kredit akibat meluasnya pandemi Covid-19,” katanya melalui Laporan Kebijakan Moneter Triwulan I 2020 yang dikutip Bisnis, Jumat 29 Mei 2020.

Advertising
Advertising

Bank Indonesia mencatat, pertumbuhan kredit pada Maret 2020 tetap lemah di kisaran 7,95 persen yoy. Sementara itu, pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) juga belum kuat dengan tingkat pertumbuhan di sekitar 9,54 persen yoy.

Di samping itu, Perry juga menyampaikan likuiditas perbankan masih tetap memadai dan mendukung berlanjutnya penurunan suku bunga.

“Memadainya likuiditas perbankan tercermin pada rasio Alat Likuid terhadap Dana Pihak Ketiga [AL/DPK] yang tetap besar yakni 24,16 persen pada triwulan I 2020 dan rerata harian volume PUAB yang tetap tinggi yakni Rp9,2 triliun pada April 2020,” jelasnya.

Perkembangan ini, kata Perry, mendukung transmisi pelonggaran kebijakan moneter ke pasar uang dan perbankan.

Pada April 2020, rerata suku bunga PUAB O/N dan JIBOR tenor 1 minggu bergerak stabil di sekitar level BI7DRR yakni 4,31 persen dan 4,60 persen atau mengalami penurunan masing-masing sebesar 152 bps dan 164 bps sejak akhir Juni 2019.

Sementara itu, rerata tertimbang suku bunga deposito dan kredit masing-masing tercatat 5,92 persen dan 10,17 persen pada April 2020 atau mengalami penurunan masingmasing sebesar 91 bps dan 58 bps sejak akhir Juni 2019.

Perry menambahkan, terjaganya likuiditas di pasar uang dan perbankan sejalan dengan kebijakan akomodatif Bank Indonesia.

“Sejak awal 2020, Bank Indonesia telah melakukan injeksi likuiditas ke pasar uang dan perbankan untuk mendorong pembiayaan bagi dunia usaha dan pemulihan ekonomi nasional. Hingga 15 Mei 2020, injeksi likuiditas yang telah dilakukan Bank Indonesia mencapai Rp583,5 triliun,” tuturnya.

Adapun, injeksi likuiditas yang dilakukan BI pada Januari- April 2020 mencapai Rp415,8 triliun, dilakukan melalui pembelian SBN dari pasar sekunder, penyediaan likuiditas perbankan melalui transaksi term repo perbankan, swap valas, serta penurunan Giro Wajib Minimum Rupiah.

Bank Indonesia kembali melakukan injeksi likuiditas pada Mei 2020 senilai Rp167,7 triliun melalui penurunan GWM Rupiah, tidak diberlakukannya tambahan giro bagi bank yang tidak memenuhi Rasio Intermediasi Perbankan (RIM) serta term repo perbankan dan swap valas.

Berita terkait

Terkini: Penjelasan Wamendag Aturan Impor Tiga Kali Direvisi, Derita Warga Sekitar Smelter Nikel PT KFI

12 jam lalu

Terkini: Penjelasan Wamendag Aturan Impor Tiga Kali Direvisi, Derita Warga Sekitar Smelter Nikel PT KFI

Pemerintah telah merevisi kebijakan impor menjadi Peraturan Menteri Perdagangan atau Permendag Nomor 8 Tahun 2024. Wamendag sebut alasannya.

Baca Selengkapnya

Kepala Perwakilan BI Solo Sebut Kendala-kendala yang Masih Dihadapi UMKM

21 jam lalu

Kepala Perwakilan BI Solo Sebut Kendala-kendala yang Masih Dihadapi UMKM

Pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) harus konsisten menerapkan kualitas hasil produksi jika ingin bisa bertahan di tengah dinamika ekonomi.

Baca Selengkapnya

BI Beberkan Langkah Sinergi Pengendalian Inflasi

1 hari lalu

BI Beberkan Langkah Sinergi Pengendalian Inflasi

Deputi Gubernur Senior BI Destry Damayanti menyatakan pihaknya terus memperkuat sinergi dan mendukung upaya pengendalian inflasi daerah.

Baca Selengkapnya

Samuel Sekuritas: IHSG Menguat di Tengah Naiknya Saham Perbankan Big Cap dan Grup Prajogo Pangestu

1 hari lalu

Samuel Sekuritas: IHSG Menguat di Tengah Naiknya Saham Perbankan Big Cap dan Grup Prajogo Pangestu

IHSG menutup sesi di level 7,328.1 atau +1,12 persen.

Baca Selengkapnya

BRI Regional Surabaya Buka Lowongan Kerja, Fresh Graduate Bisa Lamar

1 hari lalu

BRI Regional Surabaya Buka Lowongan Kerja, Fresh Graduate Bisa Lamar

Bank BRI membuka rekrutmen Brilian Banking Officer Program (BPOP) Batch 2 tahun 2024 periode 15-22 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Rupiah Diprediksi Berada di Rentang Rp15.900 - Rp16.025 per Dolar AS Hari Ini

1 hari lalu

Rupiah Diprediksi Berada di Rentang Rp15.900 - Rp16.025 per Dolar AS Hari Ini

Pada awal perdagangan Jumat pagi, rupiah turun 60 poin atau 0,38 persen menjadi Rp15.984 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

BI Laporkan Harga Properti Residensial Triwulan I Naik 1,89 Persen

2 hari lalu

BI Laporkan Harga Properti Residensial Triwulan I Naik 1,89 Persen

Survei BI mengindikasikan harga properti residensial di pasar primer triwulan I 2024 tetap naik, tecermin dari pertumbuhan Indeks Harga Properti Residensial triwulan I 2024 sebesar 1,89 persen

Baca Selengkapnya

6 Penyebab Rupiah Melemah, Ini Pemicu dari Faktor Domestik dan Global

2 hari lalu

6 Penyebab Rupiah Melemah, Ini Pemicu dari Faktor Domestik dan Global

Rupiah melemah dipengaruhi oleh berbagai faktor global dan domestik, apa saja?

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat ke Level Rp 15.923 per Dolar AS

2 hari lalu

Rupiah Menguat ke Level Rp 15.923 per Dolar AS

Kurs rupiah hari ini ditutup menguat 104 poin ke level Rp 15.923 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat Setelah Rilis Indeks Harga Produsen Amerika Serikat Membaik

3 hari lalu

Rupiah Menguat Setelah Rilis Indeks Harga Produsen Amerika Serikat Membaik

Rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan Rabu ditutup menguat setelah rilis data inflasi Indeks Harga Produsen (PPI) Amerika Serikat menguat.

Baca Selengkapnya