Bisnis Properti Loyo, Metropolitan Land Fokus ke Pasar Ini

Reporter

Bisnis.com

Editor

Setri Yasra

Kamis, 28 Mei 2020 17:46 WIB

Petugas menawarkan properti pada pengunjung dalam acara Indonesia Property Expo (IPEX) 2019 di JCC, Senayan, Jakarta, 16 November 2019. Dalam IPEX 2019 BTN membidik potensi transaksi KPR senilai Rp3 triliun. TEMPO/Fajar Januarta

TEMPO.CO, Jakarta - Pandemi Covid-19 membawa kabar buruk bagi banyak sektor industri, tak terkecuali properti. Menghadapi kondisi ini, PT Metropolitan Land Tbk., tetap optimistis bertahan dengan mengoptimalkan segmentasi pasar yang sudah ada.

Direktur Keuangan Metropolitan Land Olivia Surodjo mengatakan, perseroan tetap mengincar konsumen pasar menengah dan menengah ke bawah. Menurut dia, di segmen menengah ke bawah, perseroan membanderol hunian dengan harga di bawah Rp1,5 miliar. “Segmen pasar menengah ke masih memiliki daya beli untuk menyerap penawaran produk properti,” katanya, Kamis, 28 Mei 2020.

Kendati, dia melanjutkan, untuk waktu sehabis lebaran biasanya produk properti belum menjadi fokus pembeli. Apalagi ditambah pandemi Covid-19. “Tapi tetap harusnya pasar menengah dan menengah bawah harusnya masih oke,” kata Olivia.

Emiten berkode saham MTLA itu menargetkan pemasaran tahun ini bisa menyentuh Rp2 triliun sampai dengan Rp2,1 triliun. Berdasarkan laporan keuangan 2019, perseroan memiliki persediaan aset lancar real estate mencapai Rp2,30 triliun. Aset itu terdiri dari bangunan siap dijual Rp 76,77 miliar, bangunan dalam konstruksi Rp194,83 miliar dan tanah yang sedang dikembangkan Rp2,03 triliun.

Di sisi lain, MTLA belum berniat memberikan potongan harga atau diskon untuk menjaga penjualan. Manajemen perseroan memilih untuk membatasi pengeluaran atas kegiatan promosi iklan dan pemasaran. Selain itu, menunda pengembangan proyek - proyek baru, memperlambat pembangunan proyek komersial yang sedang berlangsung dan menunda pembelian lahan baru.

Advertising
Advertising

Berdasarkan data Bloomberg, harga saham MTLA tengah naik 3,09 persen atau 12 poin menjadi Rp400 pada 15.00 WIB. Price earning ratio MTLA tercatat 6,29 kali dengan price to book ratio 2,18 kali.

Sebelumnya, CEO Indonesia Property Watch Advisory Group Ali Tranghanda memperkirakan harga properti bakal menurun selama kuartal II tahun 2020. Penurunan harga properti ini menyusul merosotnya bisnis properti akibat wabah virus Corona atau Covid-19.

Ali mengatakan penurunan harga properti berpotensi dialami oleh pasar primer maupun sekunder alias bekas. "Kuartal kedua kayaknya akan ada penurunan 5 persen hingga 8 persen di pasar primer, sedangkan pasar sekunder masih di bawah 5 persen," ujarnya, Kamis, 7 Mei 2020.

Ia juga memprediksi bahwa selama kuartal kedua tahun ini tekanan hebat melanda bisnis properti termasuk segmen residensial. Apalagi, tanda-tanda melesunya bisnis ini tercermin di survei IPW kuartal pertama di 2020. Salah satu faktor penurunan harga properti adalah tingkat permintaan dan daya beli yang menurun menyusul ketidakpastian ekonomi akibat Corona.

Terlebih, masyarakat lebih memilih menyimpan dananya atau membeli kebutuhan pokok lain selama ketidakpastian ekonomi ini masih berlangsung. "Tingkat permintaan [terhadap properti] bisa dikarenakan turunnya daya beli atau turunnya minat (membeli rumah untuk sementara waktu)," ujar Ali.

BISNIS.COM

Berita terkait

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

1 hari lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

1 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

2 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

2 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

2 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Tinjau Harga Kebutuhan Pokok di Pasar Seketeng Sumbawa, Jokowi: Cenderung Turun

2 hari lalu

Tinjau Harga Kebutuhan Pokok di Pasar Seketeng Sumbawa, Jokowi: Cenderung Turun

Presiden Joko Widodo alias Jokowi menuturkan harga bawang merah dan bawang putih dipatok Rp 40 ribu per kilogram.

Baca Selengkapnya

Pedagang Keluhkan Stok Gula Pasir di Pasar

7 hari lalu

Pedagang Keluhkan Stok Gula Pasir di Pasar

Stok gula pasir berkurang di pasar dan supermarket.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

8 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Polisi Gadungan Ditangkap Polsek Ciputat Timur, Tipu Korban Untuk Merampas Motor

8 hari lalu

Polisi Gadungan Ditangkap Polsek Ciputat Timur, Tipu Korban Untuk Merampas Motor

Unit Reskrim Polsek Ciputat Timur menangkap dua polisi gadungan. Sempat membawa kabur motor korban.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

8 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya