DPR Keluhkan Sri Mulyani Usai Prediksi APBN Defisit Rp 1.028 T

Selasa, 19 Mei 2020 14:30 WIB

Presiden Jokowi mengikuti KTT Luar Biasa G20 secara virtual bersama Menteri Keuangan Sri Mulyani dari Istana Bogor, Kamis, 26 Maret 2020. KTT ini digelar secara virtual untuk menghindari penularan virus corona. Foto: Biro Pers Sekretariat Presiden/Muchlis Jr

TEMPO.CO, Jakarta - Anggota Komisi Keuangan Dewan Perwakilan Rakyat dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera Ecky Awal Mucharam menyoroti melebarnya defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara atau APBN 2020 yang diperkirakan sebesar Rp 1.028 triliun tahun ini.

Nilai tersebut setara dengan 6,27 persen terhadap Produk Domestik Bruto alias lebih besar dari target defisit APBN yang diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2020 yang sebesar 5,07 persen atau Rp 852,9 triliun.

Ecky mengatakan melebarnya defisit APBN itu terjadi lantaran Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang Nomor 1 Tahun 2020 yang kini telah disahkan menjadi Undang-undang tidak memberikan koridor atau batasan. "Perpu harusnya memberi koridor karena di tengah adanya ketidakpastian kondisi, ini tidak bisa dilepas karena berbahaya," ujar dia dalam konferensi video, Selasa, 19 Mei 2020.

Menurut Ecky, koridor atau batasan defisit anggaran harus dibuat lantaran angka tersebut sejatinya masih bisa diprediksi. Misalnya, dengan menggunakan asumsi konservatif bahwa Covid-19 berlangsung hingga akhir tahun ini.

"Mulanya kan anggaran Rp 405 triliun muncul karena asumsinya pada Mei dan Juni Covid-19 akan melandai, itu yang ringan. Kenapa tidak dibuat konservatif saja, sehingga (defisit) tidak mudah saja diganti," ujar dia.

Di samping itu, adanya batasan itu, menurutnya akan memaksa pemerintah untuk memprioritaskan penyaluran anggaran untuk mendanai penanganan Covid-19 dan jaring pengaman sosial. "Kalau ada celah fiskal itu dulu yang harus didahulukan, baru kemudian ekonomi nasional."

Dalam kesempatan terpisah, sorotan juga datang dari anggota Komisi XI DPR dari Fraksi Golkar Mukhamad Misbakhun. Ia mengaku tak menyangka Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengoreksi besaran defisit menjadi 6,27 persen. Pasalnya, Sri Mulyani mengumumkan pelebaran angka defisit langsung ke media, ketimbang menyampaikannya terlebih dahulu kepada DPR.

"Saat Komisi XI rapat terakhir dengan Menkeu sebelum memasuki masa reses sudah disampaikan bahwa sangat terbuka untuk menggelar rapat di luar masa sidang karena ada agenda penting dan mendesak terkait APBN dan Program Pemulihan Ekonomi Nasional,” kata Misbakhun.

Oleh karena itu Misbakhun menganggap Menteri Keuangan gagal membuat prediksi yang tepat. “Perubahan besaran defisit ini menjadi bukti bahwa Menteri Keuangan gagal melakukan prediksi yang akurat soal indikator ekonomi yang penting,” ujarnya.

Ia pun mengingatkan pemerintah agar memanfaatkan dukungan politik DPR dalam merumuskan kebijakan. ”Jangan malah terkesan seenaknya membuat prediksi dan melakukan perubahan justru di saat postur angka-angka yang ada di APBN baru saja disusun.”

Sebelumnya, Sri Mulyani mengatakan Outlook defisit APBN 2020 menjadi lebih besar lantaran adanya kontraksi terhadap penerimaan negara. Sebaliknya, kata dia, belanja negara justru meningkat karena ada pandemi virus corona Covid-19.

Pelebaran defisit itu juga diperlukan itu dalam rangka mendorong ekonomi agar tetap bisa bertahan dalam menghadapi tekanan Covid-19. Menurut dia, pemulihan sektor perekonomian bisa terjadi dengan adanya defisit tersebut.

Adapun untuk bisa mendanai defisit sebesar Rp 1.028,5 triliun itu, dilakukan melalui pembiayaan dan pengadaan surat berharga.

CAESAR AKBAR | HENDARTYO HANGGI

Berita terkait

Jokowi Perintahkan Sri Mulyani Berkomunikasi dengan Prabowo, Ini Tujuannya

1 jam lalu

Jokowi Perintahkan Sri Mulyani Berkomunikasi dengan Prabowo, Ini Tujuannya

Yustinus Prastowo mengatakan Presiden Joko Widodo atau Jokowi telah memerintahkan Sri Mulyani berkomunikasi dengan Prabowo Subianto.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Investasi Bidang Pendidikan Membuka Peluang Indonesia Maju

1 jam lalu

Sri Mulyani: Investasi Bidang Pendidikan Membuka Peluang Indonesia Maju

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan investasi di bidang pendidikan akan membuka peluang Indonesia menjadi lebih maju.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Diusulkan Jadi Calon Gubernur DKI Jakarta, Bagaimana Tanggapannya?

2 jam lalu

Sri Mulyani Diusulkan Jadi Calon Gubernur DKI Jakarta, Bagaimana Tanggapannya?

Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI Perjuangan) DKI mengusulkan Menteri Keuangan Sri Mulyani sebagai calon Gubernur DKI Jakarta.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Masuk Bursa Pilkada DKI Jakarta, Ini Kata Staf Khusus Menteri Keuangan

11 jam lalu

Sri Mulyani Masuk Bursa Pilkada DKI Jakarta, Ini Kata Staf Khusus Menteri Keuangan

Staf khusus Menteri Keuangan memastikan Sri Mulyani dan Kementerian Keuangan menghormati segala diskusi dan aspirasi yang ada di masyarakat

Baca Selengkapnya

Bappenas Pastikan Makan Siang Gratis Tidak Bersumber dari Dana BOS

17 jam lalu

Bappenas Pastikan Makan Siang Gratis Tidak Bersumber dari Dana BOS

Bappenas menyatakan tidak ada pihak swasta yang akan ikut mensponsori program makan siang gratis.

Baca Selengkapnya

Berita Terpopuler Nasional: Sri Mulyani Masuk Bursa Cagub DKI Jakarta hingga Kemungkinan Duet Anies dan Ahok

1 hari lalu

Berita Terpopuler Nasional: Sri Mulyani Masuk Bursa Cagub DKI Jakarta hingga Kemungkinan Duet Anies dan Ahok

Berita soal Sri Mulyani masuk radar PDIP untuk menjadi calon gubernur DKI Jakarta masuk menjadi berita politik terpopuler di kanal Nasional.

Baca Selengkapnya

Bea Cukai jadi Sorotan, CITA Sarankan Sejumlah Langkah Perbaikan

1 hari lalu

Bea Cukai jadi Sorotan, CITA Sarankan Sejumlah Langkah Perbaikan

Center for Indonesia Taxation Analysis (CITA) menyoroti kritik publik terhadap Ditjen Bea Cukai belakangan ini.

Baca Selengkapnya

Indef Minta Pemerintah Antisipasi Penurunan Konsumsi pada Triwulan II

1 hari lalu

Indef Minta Pemerintah Antisipasi Penurunan Konsumsi pada Triwulan II

Pemerintah diminta untuk mengantisipasi potensi menurunnya kinerja konsumsi rumah tangga terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pada triwulan II 2024.

Baca Selengkapnya

Serba-serbi UKT: Landasan Penetapan Besaran UKT di Perguruan Tinggi Negeri

1 hari lalu

Serba-serbi UKT: Landasan Penetapan Besaran UKT di Perguruan Tinggi Negeri

Pembahasan besaran Uang Kuliah Tunggal disingkat UKT kerap menjadi persoalan yang kerap diprotes mahasiswa di Perguruan Tinggi Negeri (PTN).

Baca Selengkapnya

Jokowi soal Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen: Menumbuhkan Sebuah Optimisme

1 hari lalu

Jokowi soal Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen: Menumbuhkan Sebuah Optimisme

Presiden Jokowi mengatakan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,11 persen di kuartal pertama tahun ini patut disyukuri.

Baca Selengkapnya