REI Mengeluh Kesulitan Dapat Keringanan Kredit dari Perbankan

Kamis, 14 Mei 2020 19:29 WIB

Pengunjung melihat maket perumahan dalam pameran Real Estate Indonesia di Jakarta, 5 Mei 2015. Penjualan properti tahun ini diprediksi menurun 50 persen dibanding tahun sebelumnya. TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Real Estate Indonesia (REI) Totok Lusida mengeluhkan sulitnya kelompok usaha properti memperoleh relaksasi atau keringanan pembayaran utang pokok dan bunga kredit dari kreditur atau perbankan. Dia mengatakan kondisi ini membuat pengusaha semakin sulit bertahan di masa pandemi corona.

"Kami digantungkan terlalu lama oleh perbankan. Padahal yang kami butuhkan adalah kepastian," ujar Totok dalam konferensi pers virtual, Kamis, 14 Mei 2020.

Dia menduga kreditur sulit merealisasikan pemberian keringanan lantaran ada kebijakan yang tidak sinkron antara perbankan dan Otoritas Jasa Keuangan atau OJK. Dari sisi OJK, kata dia, otoritas meminta kreditur memberikan stimulus. Namun, di saat yang sama, kreditur tetap memegang ketat acuan mengenai kredit macet atau NPL.

Dengan begitu, Totok pun memandang stimulus ekonomi berupa relaksasi kredit yang diatur dalam POJK Nomor 11/POJK.03/2020 belum cukup efektif membantu pengusaha. Padahal, kata dia, restrukturisasi utang sangat penting untuk menyelamatkan bisnis perusahaan dan tenaga kerja di dalamnya.

Totok menjelaskan, kas perusahaan saat ini sebagian difokuskan untuk membayar pegawai yang dirumahkan, namun tetap menerima gaji. Upaya ini dilakukan agar pengusaha tidak mengambil jalan pemutusan hubungan kerja (PHK) sesuai dengan permintaan pemerintah.

"Karena itu kami minta pemerintah ikut mendorong (perbankan) karena bisnis ini multiplier effect," tuturnya.

Adapun berdasarkan data Bank Indonesia yang dikutip REI, per Maret 2020, total kredit yang disalurkan oleh perbankan kepada 17 sektor industri adalah sebesar Rp 5.703 triliun. Sebanyak 17,9 persen atau Rp 1.024 triliun disalurkan kepada sektor real estate yang terdiri atas kredit konstruksi, kredit real estate, dan KPR KPA.

FRANCISCA CHRISTY ROSANA

Berita terkait

Pemerintah Dorong Lembaga Keuangan Prioritaskan Kredit untuk Difabel

5 hari lalu

Pemerintah Dorong Lembaga Keuangan Prioritaskan Kredit untuk Difabel

Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian mendorong lembaga keuangan penyalur Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk memprioritaskan kalangan difabel.

Baca Selengkapnya

Chandra Asri Raih Pendapatan Bersih US$ 472 Juta

5 hari lalu

Chandra Asri Raih Pendapatan Bersih US$ 472 Juta

PT Chandra Asri Pacific Tbk. (Chandra Asri Group) meraih pendapatan bersih US$ 472 juta per kuartal I 2024.

Baca Selengkapnya

OCBC NISP Cetak Laba Bersih Rp 1,17 Triliun di kuartal I 2024

6 hari lalu

OCBC NISP Cetak Laba Bersih Rp 1,17 Triliun di kuartal I 2024

PT Bank OCBC NISP Tbk. mencetak laba bersih yang naik 13 persen secara tahunan (year on year/YoY) menjadi sebesar Rp 1,17 triliun pada kuartal I 2024.

Baca Selengkapnya

Realisasi Kredit Bank Mandiri Kuartal I 2024 Tembus Rp 1.435 Triliun

6 hari lalu

Realisasi Kredit Bank Mandiri Kuartal I 2024 Tembus Rp 1.435 Triliun

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. telah menyalurkan kredit konsolidasi sebesar Rp 1.435 triliun pada kuartal I 2024.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

7 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

BNI Telah Salurkan Kredit hingga Rp 695,16 Triliun per Kuartal I 2024

8 hari lalu

BNI Telah Salurkan Kredit hingga Rp 695,16 Triliun per Kuartal I 2024

Tiga bulan pertama 2024, kredit BNI utamanya terdistribusi ke segmen kredit korporasi swasta.

Baca Selengkapnya

Hilirisasi Banyak Dimodali Asing, Bahlil Sentil Perbankan

8 hari lalu

Hilirisasi Banyak Dimodali Asing, Bahlil Sentil Perbankan

Menteri Investasi Bahlil Lahadalia buka suara soal dominasi penanaman modal asing (PMA) atau investasi asing ke sektor hilirisasi di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

8 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

8 hari lalu

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

Baca Selengkapnya

Laba Bersih BTN Kuartal I 2024 Tumbuh 7,4 Persen, Tembus Rp 860 M

11 hari lalu

Laba Bersih BTN Kuartal I 2024 Tumbuh 7,4 Persen, Tembus Rp 860 M

BTN mencatat pertumbuhan laba bersih sebesar 7,4 persen menjadi Rp 860 miliar pada kuartal I 2024.

Baca Selengkapnya