ABK Dieksploitasi Kapal Cina, Susi: Saya Sudah Teriak Sejak 2005

Reporter

Eko Wahyudi

Kamis, 7 Mei 2020 14:28 WIB

Susi Pudjiastuti saat berada di Pulau Rote, Nusa Tenggara Timur. Foto diunggah di Instagram pada 12 Januari 2020. Instagram.com/@susipudjiastuti115

TEMPO.CO, Jakarta - Mantan Menteri Kelautan Susi Pudjiastuti buka suara soal dugaan adanya perbudakan Anak Buah Kapal (ABK) Indonesia bekerja di kapal Cina. Dalam video yang beredar di Youtube, seorang ABK warga negara Indonesia di kapal Cina meninggal dan jenazahnya dilarung ke laut.

Susi mengatakan kasus perbudakan di kapal asing, sudah disuarakan sejak 15 tahun lalu. Ia selalu meminta Ilegal Unreported Unregulated Fishing (IUFF) diberantas sejak 2005. "Ilegal unreported unregulated Fishing = Kejahatan yg mengambil kedaulatan sumber daya ikan kita= sumber Protein = Ketahanan Pangan= TENGGELAMKAN !!!!!!!!!!!! Saya sudah teriak sejak tahun 2005," kata Susi melalui akun media sosial Twitter pribadinya, Rabu petang, 6 Mei 2020.

Susi mengatakan selain RI, anak buah kapal dari sejumlah negara juga menjadi korban eksploitasi. Dia memperkirakan jumlahnya lebih dari 700 ribu ABK. “Ada lebih dari 700 ribu ABK yang dipekerjakan di kapal-kapal IUUF. Ada berbagai bangsa, Myanmar, Indonesia, Laos, Kamboja, Filipina dan lainnya. Banyak juga dari Indonesia,” tulis Susi.

Menurut Susi, Kementerian Ketenagakerjaan memiliki data resmi terkait jumlah ABK yang bekerja di kapal asing. Namun, dia mengatakan pekerja ilegal yang tidak didaftarkan pasti banyak jumlahnya.

Dalam video yang dirilis oleh kanal berita televisi berbahasa Korea, MBC, pada Selasa, 5 Mei 2020, disebutkan para ABK Indonesia yang bekerja di kapal Cina tersebut mendapat perlakuan tak layak. Mereka misalnya kerap mengeluh tak mendapat air minum yang layak serta jam kerja memadai. Bahkan, dari video tersebut nampak seorang ABK kapal melempar jenazah ABK WNI yang telah meninggal dunia di tengah laut.

Advertising
Advertising

Lebih lanjut dalam cuitannya, Susi menjelaskan terkait pola IUUF yang kerap terjadi selama ini. Menurutnya, IUUF merupakan kejahatan antar lintas negara yang dilakukan di oleh crew dan ABK dari beberapa negara.

Biasanya, kata Susi, para pelaku IUUF melakukan perdagangannya dengan melanggar hukum di banyak negara yang berlaku. Seperti halnya, menangkap hiu dan dengan menjual siripnya saja.

Pelanggaran yang dilakukan pelaku IUUF tak hanya menangkap biota laut dan satwa yang dilindungi dengan cara-cara ilegal. Namun banyak pelanggaran yang dilakukan, seperti melanggar kedaulatan wilayah laut negara tertentu hingga melakukan perbudakan manusia.

Menurut Susi, para pelaku pun kerap kali menyelundupkan berbagai komoditas terlarang, dalam hal ini adalah narkoba melalui jalur laut yang sulit dilacak. "Kejahatan yang sangat lengkap dan jahat luar biasa," ucap Susi.

Lebih lanjut, Susi Pudjiastuti mengatakan, seharusnya setiap negara serius dalam menangani kejahatan seperti IUUF. Amerika Serikat pada masa kepemimpinan Presiden Barack Obama membuat Task Force IUUF.

"Indonesia di bawah Pak Jokowi juga membuat Satgas 115. Yg dulu rencananya akan dibuat multi door menangani semua kejahatan di Laut," tutur Susi.

Berita terkait

Dari Transhipment Kapal Ikan Asal Juwana Terungkap TPPO dan Cerita Pelarian di Tengah Laut

9 hari lalu

Dari Transhipment Kapal Ikan Asal Juwana Terungkap TPPO dan Cerita Pelarian di Tengah Laut

ABK yang lari dari kapal ikan asing loncat ke laut dan berenang sejauh 12 mil. Satu tak selamat.

Baca Selengkapnya

DFW Desak Pemerintah Usut Dugaan Kejahatan Perikanan di Laut Arafura

9 hari lalu

DFW Desak Pemerintah Usut Dugaan Kejahatan Perikanan di Laut Arafura

Destructive Fishing Watch (DFW) Indonesia mendesak pemerintah untuk mengusut dugaan kejahatan perikanan di laut Arafura.

Baca Selengkapnya

KKP Buru Kapal Cina Ilegal yang Melakukan Penangkapan Ikan di Perairan Indonesia

10 hari lalu

KKP Buru Kapal Cina Ilegal yang Melakukan Penangkapan Ikan di Perairan Indonesia

KKP menduga kapal Cina ilegal itu masih berada di perairan sekitar Laut Aru.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Sri Mulyani Tanggapi Ramai Barang Bawaan ke Luar Negeri, THR Jokowi dan Ma'ruf Amin

32 hari lalu

Terpopuler: Sri Mulyani Tanggapi Ramai Barang Bawaan ke Luar Negeri, THR Jokowi dan Ma'ruf Amin

Berita terpopuler bisnis pada Senin, 25 Maret 2024, dimulai dari respons Sri Mulyani Indrawati soal ramai pembahasan barang bawaan ke luar negeri.

Baca Selengkapnya

Terkini: Nilai THR Jokowi dan Ma'ruf Amin, Kisah Sri Mulyani Dirayu Susi Pudjiastuti Pulang ke Indonesia

33 hari lalu

Terkini: Nilai THR Jokowi dan Ma'ruf Amin, Kisah Sri Mulyani Dirayu Susi Pudjiastuti Pulang ke Indonesia

Berita terkini: Berapa nilai THR yang diterima Jokowi dan Ma'ruf Amin? Kisah Sri Mulyani saat dirayu Susi Pudjiastuti untuk pulang ke Indonesia.

Baca Selengkapnya

Cerita Sri Mulyani Dibujuk Susi Pudjiastuti Pulang ke Indonesia Menjadi Menkeu

33 hari lalu

Cerita Sri Mulyani Dibujuk Susi Pudjiastuti Pulang ke Indonesia Menjadi Menkeu

Sri Mulyani bercerita pertemuan dia dengan Susi Pudjiastuti yang membujuknya pulang ke Indonesia menjadi Menteri Keuangan.

Baca Selengkapnya

Kapal Nelayan Hilang Kontak di Samudra Hindia, Basarnas Ungkap Kronologinya

39 hari lalu

Kapal Nelayan Hilang Kontak di Samudra Hindia, Basarnas Ungkap Kronologinya

Kapal nelayan Kilat Maju Jaya-7 yang hilang kontak di Samudra Hindia selatan Pulau Jawa hingga saat ini belum diketahui keberadaannya.

Baca Selengkapnya

Update Kapal Tenggelam di Korsel: 4 ABK Indonesia Masih Belum Ditemukan

46 hari lalu

Update Kapal Tenggelam di Korsel: 4 ABK Indonesia Masih Belum Ditemukan

Sebanyak 4 ABK Indonesia masih belum ditemukan dari peristiwa tenggelamnya kapal penangkap ikan 2 Haeinsho di Korsel.

Baca Selengkapnya

Serangan Houthi Tewaskan 3 Orang untuk Pertama Kali di Teluk Aden

51 hari lalu

Serangan Houthi Tewaskan 3 Orang untuk Pertama Kali di Teluk Aden

Serangan milisi Houthi Yaman membunuh tiga warga sipil di kapal pengangkut kargo Barbados dan Liberia pada Rabu di Teluk Aden

Baca Selengkapnya

ABK Asal Tegal Mengalami Depresi di Afrika Selatan, Dipulangkan ke Tanah Air

20 Februari 2024

ABK Asal Tegal Mengalami Depresi di Afrika Selatan, Dipulangkan ke Tanah Air

KJRI Cape Town memulangkan seorang ABK asal Tegal yang mengalami depresi di Afrika Selatan.

Baca Selengkapnya