Bantah 13 Juta Akun Bocor, Bukalapak: Data Aman
Reporter
Eko Wahyudi
Editor
Rahma Tri
Rabu, 6 Mei 2020 15:29 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Bukalapak membantah platformnya kembali diretas oleh orang tak bertanggung jawab sehingga data 13 juta data pribadi penggunanya bocor. Startup e-commerce ini menjamin tidak ada kebocoran data sehingga data konsumen masih terjaga dengan aman.
“Kami sangat menyadari bahwa risiko cyber securitydapat mengancam siapa saja. Di Bukalapak, keamanan user data adalah prioritas utama kami, sehingga dari waktu ke waktu, kami selalu mengimplementasi berbagai upaya demi meningkatkan keamanan dan kenyamanan para pengguna Bukalapak serta memastikan data pribadi pengguna tidak disalahgunakan," kata CEO Bukalapak Rachmat Kaimuddin, dalam keterangan tertulis, Rabu 6 Mei 2020.
Baru-baru ini, seorang peretas di situs Raid Forums mengklaim berhasil melakukan peretasan 13 juta data pelanggan Bukalapak dan menjual ke situs gelap atau dark web. Hal itu pun dibantah Bukalapak, meski mengakui sempat mengalami percobaan peretasan pada awal tahun 2019.
Oleh karena itu, Rachmat mengatakan, pihaknya terus berusaha meningkatkan keamanan siber secara menyeluruh. Dia menuturkan, Bukalapak juga selalu memperbaharui sistem pengamanannya mulai dari sisi infrastruktur, keahlian dan juga budaya perusahaannya. "Selain itu, kami juga terus mengingatkan para pengguna untuk lebih aktif mengambil langkah-langkah pengamanan," ucapnya.
Lebih lanjut, Rachmat menjelaskan, Bukalapak saat ini telah menerapkan sistem berlapis dalam sistem kemanan sibernya. Mulai dari penerimaan data pengguna, pihaknya menggunakan metode https sehingga data yang masuk tidak mudah diretas.
<!--more-->
Lalu pada saat penyimpanan, Bukalapak menggunakan metode perlindungan termutakhir dengan perlindungan berlapis. Selanjutnya, saat penggunaan dan pengolahan data, pihaknya secara ketat memantau jejak orang yang mengakses, membaca, mengganti, atau menghapus data terekamsecara baik.
"Untuk data-data yang sensitif seperti KTP, kami simpan di storage khusus dalam periode waktu tertentu yang dapat secara otomatis terhapusuntuk melindungi privasi user kami," tutur Rachmat.
Bukalapak pun selalu mengimbau kepada seluruh penggunanya untuk melakukan langkah-langkah preventif sebagai pencegahan kebocoran data. Pihaknya menyarankan pengguna mengganti password secara berkala, lalu mengaktifkan verifikasi 2 langkah kepada akunnya, lebih berhati-hati terhadap phishing, memperbarui data diri secara berkala, dan selalu pastikan laman yang dikunjungi adalah situs resmi.
Sebelumnya, Tokopedia dikabarkan telah mengalami peretasan yang membuat data 91 juta penggunanya bocor. Kebocoran data ini saat ini tengah diivestigasi Tokopedia bersama Kementerian Komunikasi dan Informatika beserta Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN).
EKO WAHYUDI