Sri Mulyani Janji Eksekusi Kartu Prakerja Gelombang Kedua Membaik

Kamis, 30 April 2020 21:23 WIB

Menteri Keuangan Sri Mulyani menghadiri pelantikan anggota BPK di Gedung Mahkamah Agung, Jakarta Pusat, Kamis, 16 Oktober 2019. TEMPO/Francisca Christy Rosana

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani mengakui realisasi program Kartu Prakerja pada gelombang pertama menuai polemik. Pelbagai kritik muncul lantaran penerima manfaat stimulus tersebut dinilai tak tepat sasaran.

Menanggapi hal itu, Sri Mulyani berjanji eksekusi program Kartu Prakerja pada pekan kedua pelaksanaannya bakal mulai membaik. "Mengenai data, koordinasi, eksekusi, Presiden Joko Widodo telah meminta dilakukan perbaikan. Nantinya minggu kedua, ketiga, sudah membaik dan makin jelas targetnya," ujar dia dalam rapat dengar pendapat bersama Komisi XI yang dilakukan secara virtual, Kamis, 30 April 2020.

Sri Mulyani mengatakan pemberian stimulus Kartu Prakerja sedikit berubah dari tujuan awalnya. Semula, pemerintah berencana mengucurkan bantuan kartu itu untuk meningkatkan keterampilan calon pekerja agar optimal terserap pencari kerja.

Namun, di masa pandemi virus corona, kartu itu juga menjadi salah satu bentuk stimulus langsung kepada pekerja informal yang kehilangan pendapatan. Sebab, kata dia, bentuk bantuan kartu prakerja ini sebagian akan dicairkan secara tunai.

"Tentu dengan tetap bertujuan meningkatkan skill (keterampilan)," tuturnya.

Sementara itu, terkait dengan belum meratanya program tersebut bagi pihak yang membutuhkan, Sri Mulyani mengatakan hal ini terjadi lantaran jumlah pendaftar Kartu Prakerja jauh melampaui target penerimanya. Saat ini, jumlah pendaftar sudah mencapai 8,2 juta. Sedangkan slot penerima manfaat yang disediakan per pekan hanya sekitar 100-200 ribu orang.

Adapun saat ini, pemerintah telah membuka dua gelombang Kartu Prakerja. Pada gelombang pertama, jumlah penerima manfaat tercatat sebesar 168.111 orang. Sedangkan pada gelombang kedua, jumlah penerima manfaat mencapai 288.154 orang.
Rencananya pemerintah akan membuka pendaftaran sampai 30 gelombang.

Nantinya, total penerima Kartu Prakerja bakal berjumlah 5,6 juta orang. Penerima manfaat ini akan memperoleh insentif sebesar Rp 3,55 juta. Sebanyak Rp 1 juta akan digunakan untuk pelatihan. Sedangkan Rp 2,4 juta sisanya akan diberikan secara tunai. Namun, pecairannya bertahap selama empat bulan. Sedangkan Rp 150 ribu lainnya akan diberikan saat peserta mengisi tiga kali survei.

FRANCISCA CHRISTY ROSANA

Berita terkait

Presidential Club Alias DPA: Dibentuk Soekarno, Dihapus saat Reformasi dan Dihidupkan Kembali Prabowo?

26 menit lalu

Presidential Club Alias DPA: Dibentuk Soekarno, Dihapus saat Reformasi dan Dihidupkan Kembali Prabowo?

Presiden terpilih Prabowo berniat membentuk 'Presidential Club' yang terdiri atas para mantan Presiden RI untuk menjadi semacam penasihat pemerintah.

Baca Selengkapnya

Jokowi Kunjungan ke Karawang untuk Panen Ikan Nila

33 menit lalu

Jokowi Kunjungan ke Karawang untuk Panen Ikan Nila

Presiden Jokowi juga akan meresmikan Modeling Kawasan Tambak Budi Daya Ikan Nila Salin.

Baca Selengkapnya

Ramai-ramai Ingatkan Prabowo soal Ini Jika Ingin Tambah Kementerian

1 jam lalu

Ramai-ramai Ingatkan Prabowo soal Ini Jika Ingin Tambah Kementerian

Rencana Prabowo menambah jumlah kementerian dari 34 menjadi 40 menuai respons dari sejumlah kalangan. Mereka ingatkan Prabowo soal ini.

Baca Selengkapnya

Apa Kata Presiden Jokowi dan Gibran soal Presidential Club yang Ingin Dibentuk Prabowo?

1 jam lalu

Apa Kata Presiden Jokowi dan Gibran soal Presidential Club yang Ingin Dibentuk Prabowo?

Presiden Jokowi dan putra sulungnya yang juga Wakil Presiden terpilih, Gibran Rakabuming Raka, menyambut baik pembentukan presidential club.

Baca Selengkapnya

Kabinet Prabowo: antara Orang Toxic dan Nomenklatur 40 Menteri

2 jam lalu

Kabinet Prabowo: antara Orang Toxic dan Nomenklatur 40 Menteri

Prabowo Subianto aktif membuka komunikasi dengan partai-partai yang sebelumnya berseberangan dalam Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Jokowi soal Penambahan Menteri di Kabinet Prabowo, Orang Toxic, hingga Parpol Baru

2 jam lalu

Jokowi soal Penambahan Menteri di Kabinet Prabowo, Orang Toxic, hingga Parpol Baru

Apa kata Jokowi mengenai wacana penambahan menteri di Kabinet Prabowo hingga partai baru setelah tidak dianggap PDIP.

Baca Selengkapnya

Jerman Minta Cina Bantu Negara-Negara Miskin yang Terjebak Utang

2 jam lalu

Jerman Minta Cina Bantu Negara-Negara Miskin yang Terjebak Utang

Kanselir Jerman Olaf Scholz meminta Cina memainkan peran lebih besar dalam membantu negara-negara miskin yang terjebak utang.

Baca Selengkapnya

Berita Terpopuler Nasional: Sri Mulyani Masuk Bursa Cagub DKI Jakarta hingga Kemungkinan Duet Anies dan Ahok

2 jam lalu

Berita Terpopuler Nasional: Sri Mulyani Masuk Bursa Cagub DKI Jakarta hingga Kemungkinan Duet Anies dan Ahok

Berita soal Sri Mulyani masuk radar PDIP untuk menjadi calon gubernur DKI Jakarta masuk menjadi berita politik terpopuler di kanal Nasional.

Baca Selengkapnya

Terpopuler Bisnis: Tanggapan Jokowi Atas Fenomena Pabrik Tutup, Cerita Pengguna Starlink hingga Viral Pajak Rp9 Juta

3 jam lalu

Terpopuler Bisnis: Tanggapan Jokowi Atas Fenomena Pabrik Tutup, Cerita Pengguna Starlink hingga Viral Pajak Rp9 Juta

Presiden Joko Widodo atau Jokowi memaklumi usaha selalu ada kondisi naik turun.

Baca Selengkapnya

Indef Minta Pemerintah Antisipasi Penurunan Konsumsi pada Triwulan II

12 jam lalu

Indef Minta Pemerintah Antisipasi Penurunan Konsumsi pada Triwulan II

Pemerintah diminta untuk mengantisipasi potensi menurunnya kinerja konsumsi rumah tangga terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pada triwulan II 2024.

Baca Selengkapnya