Bank Indonesia Guyur Duit Rp 503,8 Triliun, Dampaknya ke Ekonomi?

Rabu, 29 April 2020 14:23 WIB

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo ditemui usai memberikan key note speech dalam acara Simposium Asia's Trade and Economic Priorities 2020, di Hotel Fairmont, Jakarta Selatan, Selasa 29 Oktober 2019. Tempo/Dias Prasongko

TEMPO.CO, Jakarta - Bank Indonesia sejak awal tahun telah melakukan pelonggaran kuantitatif sebesar Rp 503,8 triliun. Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan kebijakan tersebut masih perlu ditunjang oleh kebijakan fiskal untuk bisa menggerakkan ekonomi.

"Mungkin ada yang tanya kok BI sudah menambah quantitve easing Rp 503,8 triliun kok belum kelihatan di ekonomi? itu pentingnya kebijakan fiskal," ujar dia dalam siaran langsung, Rabu, 29 April 2020.

Menurut Perry, kebijakan moneter tidak bisa langsung masuk ke sektor riil. Karena itu, ia melihat di sana peran stimulus fiskal bisa langsung menyentuh masyarakat, misalnya melalui insentif industri, jaring pengaman sosial, subsidi KUR, dan lainnya. Ia mengatakan stimulus tersebut perlu dipercepat.

"Nah selain kebijakan fiskal, perlu juga restrukturisasi dari perbankan yang dilakukan OJK. Jadi dana di perbankan ini yang sudah di-quantitave easing Rp 503,8 triliun bisa mengalir ke sektor riil," tutur Perry. Ia mengatakan proses ini sedang dilakukan antara pemerintah dan OJK.

Secara terperinci, Perry mengatakan pelonggaran kuantitatif sebesar Rp 503,8 triliun itu digelontorkan sebesar Rp 386 triliun sebelum Rapat Dewan Gubernur pada 13-14 April 2020. Sementara, sebesar Rp 117,8 triliun diguyur setelah itu.

Perry berujar pelonggaran Rp 386 triliun berasal dari pembelian Surat Berharga Negara di pasar sekunder yang dilepas asing sebesar Rp 166,2 triliun dan dari term repo perbankan sebesar Rp 137,1 triliun. Nominal itu juga berasal dari kebijakan pelonggaran Giro Wajib Minimum (GWM) sebanyak Rp 53 triliun dan swap valas sebanyak Rp 29,7 triliun.

Adapun pelonggaran kuantitatif Rp 117,8 triliun pasca RDG April lalu berasal dari pelonggaran GWM 2 persen dengan total Rp 102 persen untuk bank umum konvensional dan pelonggaran GWM 0,5 persen untuk bank umum syariah atau unit usaha syariah mulai Mei 2020.

Berita terkait

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

9 jam lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

1 hari lalu

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

2 hari lalu

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.

Baca Selengkapnya

Kinerja Keuangan Dinilai Baik, Bank DBS Raih 2 Peringkat dari Fitch Ratings Indonesia

3 hari lalu

Kinerja Keuangan Dinilai Baik, Bank DBS Raih 2 Peringkat dari Fitch Ratings Indonesia

Bank DBS Indonesia meraih peringkat AAA National Long-Term Rating dan National Short-Term Rating of F1+ dari Fitch Ratings Indonesia atas kinerja keuangan yang baik.

Baca Selengkapnya

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

3 hari lalu

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

Zulhas percaya BI sebagai otoritas yang memiliki kewenangan akan mengatur kebijakan nilai tukar rupiah dengan baik di tengah gejolak geopolitik.

Baca Selengkapnya

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

3 hari lalu

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 32 poin ke level Rp 16.187 per dolar AS dalam perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

3 hari lalu

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

BI menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen berdasarkan hasil rapat dewan Gubernur BI yang diumumkan pada Rabu, 24 April 2024.

Baca Selengkapnya

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

3 hari lalu

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore, ditutup turun mengikuti pelemahan mayoritas bursa saham kawasan Asia.

Baca Selengkapnya

Uang Beredar di Indonesia Mencapai Rp 8.888,4 Triliun per Maret 2024

3 hari lalu

Uang Beredar di Indonesia Mencapai Rp 8.888,4 Triliun per Maret 2024

BI mengungkapkan uang beredar dalam arti luas pada Maret 2024 tumbuh 7,2 persen yoy hingga mencapai Rp 8.888,4 triliun.

Baca Selengkapnya

Alipay Beroperasi di Indonesia? BI: Belum Ada Pengajuan Formal

3 hari lalu

Alipay Beroperasi di Indonesia? BI: Belum Ada Pengajuan Formal

Para pemohon termasuk perwakilan Ant Group sebagai pemilik aplikasi pembayaran Alipay bisa datang ke kantor BI untuk meminta pre-consultative meeting.

Baca Selengkapnya