Direktur Utama Indonesia Ferry Bambang Soerjanto menargetkan pemasangan instalasi teknologi dan pembangunan gardu pembayaran dapat selesai pada H-14. "Akan dilihat dulu situasi lebaran, jika (lalulintas) sangat padat dengan sistem baru akan ditinjau lagi," kata dia dalam konferensi pers di kantornya, Selasa (2/9).
Menurut Bambang, 65 persen kebocoran pendapatan berasal dari penjualan tiket masuk ke penyebrangan. Akibatnya, setiap tahun perusahaan kehilangan 30 persen pendapatannya. Tahun lalu pendapatan Indonesia Ferry sekitar Rp 600 miliar dan berencana meningkatkan menjadi Rp 740 miliar pada tahun ini.
Tiket elektronik ini, lanjut dia, akan meminimalisir pelanggaran yang dilakukan oleh oknum, calo, dan supir di lapangan. "Pusat juga akan ikut mengendalikan," kata Bambang, Petugas yang terbukti melakukan pelanggaran akan mendapat sanksi.
Untuk pemasangan teknologi dan pembangunan delapan buah gardu di Merak, Bambang mengaku hanya perlu merogoh kocek tak lebih dari Rp 2 miliar. Setelah ini perseroan akan memasang teknologi serupa di lintas penyebrangan besar seperti Bakaheuni, Sabang, Gilimanuk, Ketapang, dan Ujung Kamal. RIEKA RAHADIANA