Harga Minyak Jeblok, Arcandra Tahar: Waktunya Perkuat Hilir Migas

Selasa, 21 April 2020 07:13 WIB

Komisaris Utama PGN Arcandra Tahar memberikan keterangan usai Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) di kantor pusat PT PGN di Jakarta, Selasa, 21 Januari 2020. Ia juga memohon dukungan kepada seluruh direksi dan komisaris agar bisa bekerja sama dengan lebih baik untuk meningkat kinerja PGN. TEMPO/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Mantan Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arcandra Tahar mengatakan jebloknya harga minyak mentah yang terjadi belakangan ini seharusnya jadi momentum pengembangan industri hilir migas di dalam negeri.

Sejumlah industri hilir migas yang dimaksud adalah proyek kilang migas, petrochemical dan infrastruktur lain seperti jaringan gas bumi. "Harapannya ketika infrastruktur selesai dibangun rata-rata butuh 3 sampai 5 tahun, ketika sudah siap saat itu harga minyak kembali normal," kata Arcandra Tahar dalam unggahannya di akun Instagramnya @arcandra.tahar, Selasa, 21 April 2020.

Harga minyak mentah AS jatuh ke level terendah dalam lebih dari 20 tahun pada Senin kemarin didorong oleh kekhawatiran permintaan yang lebih lemah dan kelebihan pasokan.
Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Mei merosot lebih dari 40 persen, diperdagangkan di bawah US$ 11 per barel di New York Mercantile Exchange, level terendah sejak 1998.

Saham-saham di AS membukukan keuntungan yang kuat pada pekan yang berakhir 17 April, dengan Indeks Dow Jones naik 2,2 persen, Indeks S&P 500 naik 3 persen dan Indeks Nasdaq mencatat kenaikan mingguan 6,1 persen.

Lebih jauh Arcandra menyebutkan, hal lain yang biasa dilakukan negara-negara lain adalah salah satunya melakukan kontrak jangka panjang dengan produsen minyak. "Bagaimana dengan peluang Indonesia? Kita konsumen minyak besar, negara dengan konsumen minyak besar akan melakukan hal-hal di antaranya melakukan kontrak jangka panjang," tuturnya.

Advertising
Advertising

Selain itu pilihan lainnya adalah peluang untuk membeli minyak mentah banyak secara langsung jika storage atau penyimpanan cukup besar. Atau jika storage sudah penuh, dapat melakukan kontrak pembelian saat minyak turun, namun waktu pengiriman bisa diatur ketika waktu penerimaan storage sudah memungkinkan.

"Cara seperti itu harganya akan tetap menguntungkan, karena kontrak pembelian tetap bisa dilakukan," kata Arcandra Tahar yang kini menjabat sebagai Komisaris Utama Perusahaan Gas Negara (PGN) tersebut.

ANTARA

Berita terkait

Jokowi Ungkap 2 Faktor Ekonomi yang Bikin Semua Negara Ketakutan

16 jam lalu

Jokowi Ungkap 2 Faktor Ekonomi yang Bikin Semua Negara Ketakutan

Presiden Jokowi meminta Indonesia menyiapkan fondasi yang kuat untuk pembangunan masa depan.

Baca Selengkapnya

Pertamina Hulu Energi: Produksi Migas 1,04 Juta Barel per Hari Triwulan I-2024

2 hari lalu

Pertamina Hulu Energi: Produksi Migas 1,04 Juta Barel per Hari Triwulan I-2024

Hingga Maret 2024, Pertamina Hulu Energi juga mencatatkan kinerja penyelesaian pengeboran tiga sumur eksplorasi.

Baca Selengkapnya

Harga Minyak Dunia Turun, Analis: Gara-gara Cadangan Minyak AS Melimpah

2 hari lalu

Harga Minyak Dunia Turun, Analis: Gara-gara Cadangan Minyak AS Melimpah

Cadangan minyak Amerika Serikat (AS) mengalami peningkatan sebesar 7,3 juta barel pada pekan yang berakhir pada 26 April 2024.

Baca Selengkapnya

Kemendag Berencana Selesaikan Utang Selisih Harga Minyak Goreng Bulan Depan

9 hari lalu

Kemendag Berencana Selesaikan Utang Selisih Harga Minyak Goreng Bulan Depan

Isy Karim mengatakan Kemendag akan memperjuangkan utang selisih harga minyak goreng yang tersendat sejak awal 2022.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

10 hari lalu

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan tensi geopolitik di Timur Tengah cenderung meningkat dan menjadi fokus perhatian para pemimpin dunia. Ia menegaskan kondisi ini mempengaruhi beberapa dampak ekonomi secara signifikan.

Baca Selengkapnya

Konflik Israel-Iran, Pertamina Klaim Tidak Ada Gangguan Stok BBM

13 hari lalu

Konflik Israel-Iran, Pertamina Klaim Tidak Ada Gangguan Stok BBM

PT Pertamina Patra Niaga memastikan stok bahan bakar minyak (BBM) Indonesia tidak terganggu meski ada konflik di Israel dan Iran.

Baca Selengkapnya

Kemendag Minta Masyarakat Bijak Berbelanja Menyusul Penguatan Dolar dan Kenaikan Harga Minyak Akibat Konflik Iran-Israel

16 hari lalu

Kemendag Minta Masyarakat Bijak Berbelanja Menyusul Penguatan Dolar dan Kenaikan Harga Minyak Akibat Konflik Iran-Israel

Kenaikan harga minyak juga disebabkan penguatan dolar AS.

Baca Selengkapnya

Harga Minyak Melonjak Buntut Dugaan Serangan Israel ke Iran

17 hari lalu

Harga Minyak Melonjak Buntut Dugaan Serangan Israel ke Iran

Konflik Israel Iran yang diprediksi masih panjang membuat harga minyak dunia melambung.

Baca Selengkapnya

Dolar AS Semakin Menguat, Nilai Tukar Rupiah Capai Rp 16.301

17 hari lalu

Dolar AS Semakin Menguat, Nilai Tukar Rupiah Capai Rp 16.301

Nilai tukar dolar Singapura terhadap rupiah malah cenderung lebih turun yakni Rp 11.854

Baca Selengkapnya

Analis Sebut Harga Minyak Terus Naik Akibat Konflik Iran-Israel dan Penguatan Dolar

18 hari lalu

Analis Sebut Harga Minyak Terus Naik Akibat Konflik Iran-Israel dan Penguatan Dolar

Harga minyak dunia cenderung naik gara-gara konflik Iran - Israel dan penguatna dolar AS terhadap sejumlah mata uang dunia.

Baca Selengkapnya