Alokasikan Rp 937,2 T, Sri Mulyani Pangkas Program Non Prioritas di 2021

Reporter

Caesar Akbar

Selasa, 14 April 2020 16:07 WIB

Gestur Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani saat memberikan keterangan pers tentang realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2019 per akhir Oktober 2019 di Kantor Kemenkeu, Jakarta, Senin, 18 November 2019. Sri Mulyani mengatakan, secara tahunan belanja negara hanya tumbuh sebesar 4,5 persen, jauh lebih rendah jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu, yang tumbuh 11,9 persen. TEMPO/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan pemerintah akan mengurangi diversifikasi program pemerintah pada 2021. Ia mengatakan jenis program itu akan dipangkas jumlahnya dari 400 ke 89 program saja.

"Supaya fokus kepada hal prioritas," ujar dia dalam siaran video, Selasa, 14 April 2020.

Tahun depan, kata Sri Mulyani, pemerintah akan memberikan belanja kementerian dan lembaga hingga total Rp 937,2 triliun. Alokasinya akan diseleksi berdasarkan program-program yang diajukan.

Pada 2021, pemerintah berupaya menekan defisit anggaran ke angka 3-4 persen. Pada tahun ini, defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara diproyeksi melebar ke kisaran 5 persen akibat adanya kebijakan penanggulangan wabah virus corona Covid-19.

Belakangan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang Nomor 1 Tahun 2020 memang memperkenankan pemerintah mematok defisit anggaran di atas 3 persen. Kelonggaran itu dapat dilakukan selama tiga tahun ke depan, yaitu pada 2020, 2021, dan 2022.

"Untuk menurunkan defisit, perlu untuk meningkatkan disiplin negara. Ini untuk belanja barang sektor prioritas tahun depan, yaitu pemulihan ekonomi dan reformasi berbagai bidang," kata Sri Mulyani.

Di samping menyeleksi ketat program, Sri Mulyani mengatakan pemerintah akan mempertahankan efisiensi yang telah dilakukan di tahun ini. Caranya, adalah dengan meneliti semua belanja pegawai, belanja barang, belanja modal, bantuan sosial, serta belanja non rupiah murni. Pada tahun ini, pemerintah memang banyak memangkas belanja paket meeting, perjalanan dinas, dan langganan listrik sehingga penghematannya cukup tinggi.

Adapun tema kebijakan fiskal pada 2021, tutur Sri Mulyani, adalah pemulihan sosial ekonomi dan perkuatan reformasi agar Indonesia keluar dari krisis dan jebaka kelas menengah. "Jadi kebijakan fiskal adalah untuk mendukung pemulihan dan reformasi."

Reformasi yang bakal dilakukan pemerintah ke depannya, antara lain di reformasi sistem dan penyelenggaraan jasa kesehatan untuk memperkuat sistem kesehatan Tanah Air. Di samping itu juga reformasi di bidang perlindungan sosial, peningkatan teknologi informasi dan telekomunikasi, pendidikan, hingga reformasi di transfer keuangan dan dana desa.

"Lalu reformasi dapat dilakukan di sisi belanja, serta reformasi pendapatan, baik pajak PNBP dan insentif sektor usaha," kata Sri Mulyani.

CAESAR AKBAR

Berita terkait

Sri Mulyani Waspadai Dampak Kenaikan BI Rate terhadap APBN

1 jam lalu

Sri Mulyani Waspadai Dampak Kenaikan BI Rate terhadap APBN

Menkeu Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan ada dampak kenaikan BI Rate ke level 6,25 persen terhadap APBN, terutama penerimaan pajak.

Baca Selengkapnya

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

17 jam lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Meski Kurs Rupiah Melemah, Masih Lebih Baik dibanding Baht dan Ringgit

20 jam lalu

Sri Mulyani: Meski Kurs Rupiah Melemah, Masih Lebih Baik dibanding Baht dan Ringgit

Menkeu Sri Mulyani mengatakan, nilai tukar rupiah pada triwulan I 2024 mengalami depresiasi 2,89 persen ytd sampai 28 Maret 2024.

Baca Selengkapnya

Kuartal I-2024, KSSK Sebut Stabilitas Sistem Keuangan RI Terjaga meski Ketidakpastian Meningkat

20 jam lalu

Kuartal I-2024, KSSK Sebut Stabilitas Sistem Keuangan RI Terjaga meski Ketidakpastian Meningkat

Menkeu Sri Mulyani mengatakan Stabilitas Sistem Keuangan Indonesia pada kuartal pertama tahun 2024 masih terjaga.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

21 jam lalu

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

Sri Mulyani menyebut perkiraan pertumbuhan ekonomi global pada tahun ini bakal relatif stagnan dengan berbagai risiko dan tantangan yang berkembang.

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

22 jam lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

1 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

1 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

1 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

2 hari lalu

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. mencatatkan pertumbuhan pendapatan di kuartal I 2024 ini meningkat hingga 18,07 persen dibandingkan kuartal I 2023.

Baca Selengkapnya