Rupiah Menguat ke Rp 16.125, Gubernur BI: Alhamdulillah

Reporter

Bisnis.com

Editor

Rahma Tri

Selasa, 7 April 2020 16:23 WIB

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo memberikan sambutan dalam konferensi internasional Bulletin of Monetary Economics and Banking (BMEB) ke-13 di Bali, Kamis, 29 Agustus 2019. Istimewa

TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur BI Perry Warjiyo mengungkapkan rasa syukurnya setelah hari ini rupiah ditutup menguat ke level Rp 16.125 per dolar AS. Perry menuturkan, Bank Indonesia telah melakukan stabilisasi nilai tukar rupiah sejak minggu lalu dengan triple intervention, baik dari DNDF (Domestic Non-Deliverable Forward), pasar spot, dan pasar Surat Berharga Negara.

"Alhamdulillah nilai tukar rupiah menguat jadi Rp 16.125 per dolar, menguat 255 rupiah atau 1,56 persen dari closing kemarin," kata Perry dalam media briefing, Selasa 7 April 2020.

Menurut Perry, langkah-langkah stabilisasi rupiah ini telah diberkati Allah. "Kita lakukan stabilkan nilai tukar rupiah diridhoi Allah bergerak."

Oleh karena itu, Perry juga berterima kasih kepada para pelaku pasar dan eksportir yang ikut menstabilkan nilai tukar sehingga mekanisme pasar berjalan dengan baik dan rupiah bergerak stabil.

<!--more-->

"Insya Allah dengan langkah-langkah bersama, nilai tukar rupiah bisa stabil dan menguat ke angka Rp 15.000 per dolar. Semoga Tuhan meridloi ikhtiar kita bersama," ucap Gubernur BI.

Sebelumnya, gelombang pelemahan rupiah sejak wabah corona meluas telah membuat cadangan devisa Indonesia menipis pada akhir Maret 2020. Bank Indonesia mencatat pada periode tersebut cadangan devisa Indonesia tergerus sebesar US$ 9,4 miliar.

Pada akhir Februari 2020 cadangan devisa Indonesia masih sebesar US$ 130,4 miliar, namun sebulan kemudian tinggal US$ 121 miliar. "Posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 7,2 bulan impor atau 7,0 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah," tulis keterangan tertulis dalam laman resmi Bank Indonesia, Selasa, 7 April 2020.

Bank Indonesia melihat, penyebab merosotnya cadangan devisa negara ini adalah pembayaran utang luar negeri pemerintah dan keperluan stabilisasi nilai tukar rupiah. Belakangan, nilai tukar rupiah melemah lantaran adanya kepanikan di pasar keuangan global yang dipicu mewabahnya Virus Corona alias COVID-19 secara cepat dan meluas ke seluruh dunia.

BISNIS

Advertising
Advertising

Berita terkait

Rupiah Menguat di Akhir Pekan, Sentuh Level Rp 16.083 per Dolar AS

5 jam lalu

Rupiah Menguat di Akhir Pekan, Sentuh Level Rp 16.083 per Dolar AS

Nilai tukar rupiah ditutup menguat Rp 16.083 terhadap dolar AS pada perdagangan Jumat, 3 Mei.

Baca Selengkapnya

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

17 jam lalu

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan lima aksi BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.

Baca Selengkapnya

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

17 jam lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

18 jam lalu

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Meski Kurs Rupiah Melemah, Masih Lebih Baik dibanding Baht dan Ringgit

20 jam lalu

Sri Mulyani: Meski Kurs Rupiah Melemah, Masih Lebih Baik dibanding Baht dan Ringgit

Menkeu Sri Mulyani mengatakan, nilai tukar rupiah pada triwulan I 2024 mengalami depresiasi 2,89 persen ytd sampai 28 Maret 2024.

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

23 jam lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

1 hari lalu

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat di Angka Rp 16.088

1 hari lalu

Rupiah Menguat di Angka Rp 16.088

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menguat di angka Rp 16.088 pada perdagangan akhir pekan ini.

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

1 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

1 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya