Rupiah Menguat ke Rp 16.125, Gubernur BI: Alhamdulillah
Reporter
Bisnis.com
Editor
Rahma Tri
Selasa, 7 April 2020 16:23 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur BI Perry Warjiyo mengungkapkan rasa syukurnya setelah hari ini rupiah ditutup menguat ke level Rp 16.125 per dolar AS. Perry menuturkan, Bank Indonesia telah melakukan stabilisasi nilai tukar rupiah sejak minggu lalu dengan triple intervention, baik dari DNDF (Domestic Non-Deliverable Forward), pasar spot, dan pasar Surat Berharga Negara.
"Alhamdulillah nilai tukar rupiah menguat jadi Rp 16.125 per dolar, menguat 255 rupiah atau 1,56 persen dari closing kemarin," kata Perry dalam media briefing, Selasa 7 April 2020.
Menurut Perry, langkah-langkah stabilisasi rupiah ini telah diberkati Allah. "Kita lakukan stabilkan nilai tukar rupiah diridhoi Allah bergerak."
Oleh karena itu, Perry juga berterima kasih kepada para pelaku pasar dan eksportir yang ikut menstabilkan nilai tukar sehingga mekanisme pasar berjalan dengan baik dan rupiah bergerak stabil.
<!--more-->
"Insya Allah dengan langkah-langkah bersama, nilai tukar rupiah bisa stabil dan menguat ke angka Rp 15.000 per dolar. Semoga Tuhan meridloi ikhtiar kita bersama," ucap Gubernur BI.
Sebelumnya, gelombang pelemahan rupiah sejak wabah corona meluas telah membuat cadangan devisa Indonesia menipis pada akhir Maret 2020. Bank Indonesia mencatat pada periode tersebut cadangan devisa Indonesia tergerus sebesar US$ 9,4 miliar.
Pada akhir Februari 2020 cadangan devisa Indonesia masih sebesar US$ 130,4 miliar, namun sebulan kemudian tinggal US$ 121 miliar. "Posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 7,2 bulan impor atau 7,0 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah," tulis keterangan tertulis dalam laman resmi Bank Indonesia, Selasa, 7 April 2020.
Bank Indonesia melihat, penyebab merosotnya cadangan devisa negara ini adalah pembayaran utang luar negeri pemerintah dan keperluan stabilisasi nilai tukar rupiah. Belakangan, nilai tukar rupiah melemah lantaran adanya kepanikan di pasar keuangan global yang dipicu mewabahnya Virus Corona alias COVID-19 secara cepat dan meluas ke seluruh dunia.
BISNIS