Harga Minyak Melemah 5,75 Persen ke Level USD 26,71 per Barel

Senin, 6 April 2020 12:10 WIB

Kilang minyak Arab Saudi. Sumber: EPA/dailymail.co.uk

TEMPO.CO, Jakarta - Harga minyak mentah melemah pada perdagangan awal pekan ini setelah adanya penundaan pertemuan produsen utama dunia untuk membahas pembatasan produksi komoditas itu. Keraguan atas prospek kesepakatan juga meningkat setelah Amerika Serikat memutuskan tidak akan menyepakati apa pun.

Data Bloomberg menunjukkan harga minyak West Texas Intermediate untuk kontrak Mei 2020 melemah 5,75 persen ke level US$ 26,71 per barel pada pukul 09.19 WIB. Sedangkan minyak Brent untuk kontrak Juni 2020 melemah 3,52 persen ke level US$ 32,91 per barel.

Pertemuan virtual aliansi OPEC+ yang semula dijadwalkan pada hari ini, Senin, 6 April 2020 ditunda hingga Kamis depan. Hal ini karena Arab Saudi dan Rusia masih berdebat mengenai siapa yang harus disalahkan atas jatuhnya harga minyak.

Sebenarnya ada sejumlah perkembangan menuju kesepakatan pada hari Ahad kemarin, namun kurangnya partisipasi dari AS menjadi batu sandungan. Meskipun awalnya menyerukan kesepakatan, Presiden Donald Trump pada hari Sabtu menggambarkan OPEC sebagai kartel dan mengancam tarif impor minyak. Trump kemudian mengatakan bahwa pengenaan tarif tersebut belum mendesak.

Perundingan kali ini bertujuan untuk memangkas produksi sekitar 10 juta barel per hari atau setara dengan 10 persen dari produksi global. Namun upaya tersebut diragukan karena wabah virus Corona (Covid-19) telah melumpuhkan ekonomi global.

Advertising
Advertising

International Energy Agency mengatakan bahwa pengurangan produksi terdalam dalam sejarah industri minyak tidak akan mampu menstabilkan pasar minyak karena permintaan telah tertekan akibat wabah Corona.

Sementara itu, analis komoditas senior di Australia & New Zealand Banking Group Ltd, Daniel Hynes memperkirakan tercapainya kesepakatan produksi minyak mentah masih sangat rendah. “Tentu perjanjian yang diperlukan untuk menstabilkan pasar adalah perjanjian jangka panjang, mengingat besarnya tekanan terhadap permintaan," kata Hynes, seperti dikutip Bloomberg.

BISNIS

Berita terkait

Jokowi Ungkap 2 Faktor Ekonomi yang Bikin Semua Negara Ketakutan

17 jam lalu

Jokowi Ungkap 2 Faktor Ekonomi yang Bikin Semua Negara Ketakutan

Presiden Jokowi meminta Indonesia menyiapkan fondasi yang kuat untuk pembangunan masa depan.

Baca Selengkapnya

Harga Minyak Dunia Turun, Analis: Gara-gara Cadangan Minyak AS Melimpah

2 hari lalu

Harga Minyak Dunia Turun, Analis: Gara-gara Cadangan Minyak AS Melimpah

Cadangan minyak Amerika Serikat (AS) mengalami peningkatan sebesar 7,3 juta barel pada pekan yang berakhir pada 26 April 2024.

Baca Selengkapnya

5 Sumber Kekayaan Negara Iran, Ada Gas Alam Hingga Saffron

9 hari lalu

5 Sumber Kekayaan Negara Iran, Ada Gas Alam Hingga Saffron

Iran dikenal memiliki sumber daya alam dan potensi kekayaan yang tinggi. Termasuk saffron, apakah itu?

Baca Selengkapnya

Kemendag Berencana Selesaikan Utang Selisih Harga Minyak Goreng Bulan Depan

10 hari lalu

Kemendag Berencana Selesaikan Utang Selisih Harga Minyak Goreng Bulan Depan

Isy Karim mengatakan Kemendag akan memperjuangkan utang selisih harga minyak goreng yang tersendat sejak awal 2022.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

10 hari lalu

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan tensi geopolitik di Timur Tengah cenderung meningkat dan menjadi fokus perhatian para pemimpin dunia. Ia menegaskan kondisi ini mempengaruhi beberapa dampak ekonomi secara signifikan.

Baca Selengkapnya

Kemendag Minta Masyarakat Bijak Berbelanja Menyusul Penguatan Dolar dan Kenaikan Harga Minyak Akibat Konflik Iran-Israel

16 hari lalu

Kemendag Minta Masyarakat Bijak Berbelanja Menyusul Penguatan Dolar dan Kenaikan Harga Minyak Akibat Konflik Iran-Israel

Kenaikan harga minyak juga disebabkan penguatan dolar AS.

Baca Selengkapnya

Harga Minyak Melonjak Buntut Dugaan Serangan Israel ke Iran

17 hari lalu

Harga Minyak Melonjak Buntut Dugaan Serangan Israel ke Iran

Konflik Israel Iran yang diprediksi masih panjang membuat harga minyak dunia melambung.

Baca Selengkapnya

Dolar AS Semakin Menguat, Nilai Tukar Rupiah Capai Rp 16.301

17 hari lalu

Dolar AS Semakin Menguat, Nilai Tukar Rupiah Capai Rp 16.301

Nilai tukar dolar Singapura terhadap rupiah malah cenderung lebih turun yakni Rp 11.854

Baca Selengkapnya

Analis Sebut Harga Minyak Terus Naik Akibat Konflik Iran-Israel dan Penguatan Dolar

18 hari lalu

Analis Sebut Harga Minyak Terus Naik Akibat Konflik Iran-Israel dan Penguatan Dolar

Harga minyak dunia cenderung naik gara-gara konflik Iran - Israel dan penguatna dolar AS terhadap sejumlah mata uang dunia.

Baca Selengkapnya

Analis Sebut Harga Minyak Dunia Naik Akibat Konflik Iran-Israel dan Penguatan Dolar AS

21 hari lalu

Analis Sebut Harga Minyak Dunia Naik Akibat Konflik Iran-Israel dan Penguatan Dolar AS

Analis menyebut harga minyak alami kenaikan akibat konflik Iran-Israel.

Baca Selengkapnya