Kasus Covid-19 di Jakarta Capai 958, Jumlah Dokter Cukup?
Reporter
Fajar Pebrianto
Editor
Rahma Tri
Jumat, 3 April 2020 21:02 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Total pasien positif virus corona atau Covid-19 di Jakarta dikhawatirkan bakal melampaui jumlah Dokter Penanggung Jawab Pasien (DPJP). Sebab di ibu kota negara ini, hanya tersedia sekitar 700-an orang dokter yang bisa menangani langsung pasien corona tersebut.
“Di Jakarta, saya belum petakan semuanya, yang saya tahu, spesialis paru itu hanya 600 orang, penyakit dalam konsultan paru dan tropis kecil sekali mungkin 100, jadi 700 tersedia,” kata Ketua Umum Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Daeng M. Faqih dalam press briefing bersama Katadata di Jakarta, Jumat, 3 April 2020. Sementara, kata dia, jumlah pasien sudah melewati angka 700.
Sampai hari ini, jumlah kasus positif virus corona atau Covid-19 di DKI Jakarta sudah mencapai 958. Dari jumlah tersebut, 808 merupakan pasien aktif (609 dirawat dan 199 isolasi mandiri), 54 sembuh, dan 96 meninggal.
Daeng menjelaskan, saat ini ada 200 ribu dokter di seluruh Indonesia. Sebanyak 148 ribu di antaranya merupakan dokter umum dan 52 dokter spesialis. Dari 52 ribu dokter spesialis, hanya dokter spesialis paru, spesialis anak, spesialis penyakit dalam yang konsultan paru dan konsultan penyakit tropis yang menjadi DPJP.
<!--more-->
Di Indonesia, ada sekitar 2.000-an dokter spesialis paru, 4.000 dokter spesialis anak, dan 4.000 dokter penyakit dalam. Dari total 8.000 dokter spesialis anak dan penyakit dalam, hanya seperempatnya yang bisa menjadi DPJP. Sehingga, total DPJP di seluruh Indonesia hanya sekitar 3.000 sampai 4.000, dari 52 ribu dokter spesialis.
Situasi inilah yang kini membuat IDI mulai melatih semua dokter di Indonesia agar memiliki keahlian untuk menangani pasien Covid-19. Selain dokter, semua perawat di Indonesia yang jumlahnya mencapai 1 juta orang juga disiapkan agar bisa menangani pasien Covid-19.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memprediksi puncak Covid-19 terjadi pada Juni dan Juli dengan jumlah 100 ribu kasus. Tapi, kata Daeng, fasilitas dan alat kesehatan yang saat ini tersedia, tidak mencukupi untuk menghadapi angka tersebut. Sehingga, ia meminta pemerintah juga mulai menyiapkan fasilitas kesehatan di sejumlah daerah.
IDI berharap, pemerintah segera membuat regulasi khusus agar pemerintah daerah bisa segera menggunakan anggaran penanganan corona untuk meningkatkan fasilitas kesehatan di daerah mereka. Daeng berharap alat testing bisa dibagikan ke semua daerah lewat Puskesmas dan RSUP tipe C, hingga ada fasilitas RS darurat seperti Wisma Atlet di Kemayoran, Jakarta Pusat.