Ongkos Corona Tinggi, Belanja Negara Diprediksi Jadi Rp 2.613 T

Kamis, 2 April 2020 04:57 WIB

Presiden Jokowi mengikuti KTT Luar Biasa G20 secara virtual bersama Menteri Keuangan Sri Mulyani dari Istana Bogor, Kamis, 26 Maret 2020. KTT ini digelar secara virtual untuk menghindari penularan virus corona. Foto: Biro Pers Sekretariat Presiden/Muchlis Jr

TEMPO.CO, JAKARTA - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan alokasi stimulus penanggulangan virus corona Rp 405 triliun sementara ini masih bersumber pada otak-atik anggaran yang ada di Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara 2020. Alokasi tersebut, kata dia, sebagian besar bersumber dari realokasi budget yang bisa ditunda ataupun tak relevan lagi jika dilanjutkan. “Setelah kami sisir, belanja kementerian dan lembaga saja bisa dihemat Rp 95,7 triliun,” kata Sri, Rabu 1 April 2020.

Anggaran stimulus, ujar dia, juga didapatkan dari alokasi transfer daerah yang kurang penting seperti dana alokasi umum. Dari transfer tersebut saja, klaim Sri, bisa memerah anggaran tambahan sebesar Rp 94,2 triliun. Belum lagi, katanya, alokasi berbagai cadangan anggaran seperti kebencanaan hingga Rp 54,6 triliun.

Alokasi dana jumbo penanganan corona tersebut tertuang dalam Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang (Perpu) Nomor 1 Tahun 2020. Selain alokasi penggunaan anggaran tersebut, pemerintah juga memberi kelonggaran aturan keuangan negara seperti defisit yang boleh melebihi 3 persen selama tiga tahun anggaran hingga 2022.

Advertising
Advertising

Menurut Sri, dari Rp 405,1 triliun tersebut, sebenarnya penambahan belanja untuk penanggulangan corona hanya bertambah Rp 255,1 triliun. Adapun dalam proyeksi APBN 2020 sementara, Kementerian Keuangan mematok penambahan total belanja pemerintah dalam setahun menjadi Rp 2.613,8 triliun dari proyeksi awal Rp 2,540,4 triliun. “Kementeri Pekerjaan Umum yang memegang anggaran ratusan triliun juga sekarang sangat fokus ke pembangunan infrastruktur kesehatan,” kata Sri.

Adapun, ujar Sri, defisit anggaran melebar hingga bisa tembus 5,07 persen lantaran anjloknya aktivitas ekonomi dunia usaha dan masyarakat yang berimbas pada turunnya penerimaan negara hingga 10 persen. “Ada juga tambahan pembiayaan Rp 150 triliun untuk program Pemulihan Ekonomi berupa restrukturisasi kredit dunia usaha, tapi itu sebenarnya yang laksanakan BI atau OJK,” katanya.

Staf Khusus Menteri Keuangan Candra Fajri Ananda mengatakan sebenarnya masih banyak tabungan pemerintah untuk realokasi anggaran. Bujet transfer daerah misalnya, kata dia, dalam skema penghematan yang besar yakni hanya menyisakan DAK bidang kesehatan bisa menghasilkan uang tambahan hingga Rp 400 triliun. Transfer daerah sendiri dalam APBN 2020 dipatok Rp 856,9 triliun.

Direktur Jenderal Pembiayaan Infrastruktur Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Eko Djoeli Heripoerwanto mengatakan agar pembangunan infrastruktur tak banyak berkurang, lembaganya bakal mengandalkan pengerjaan proyek dengan skema kerja sama pemerintah dan badan usaha. “Kami akan atur ulang jadwal dan ubah cara promosinya,” ujar Eko. Tahun ini, ada proyek KPBU senilai Rp 83,07 triliun yang bakal ditawarkan ke swasta.

D

Berita terkait

4 Nama yang Diusulkan PDIP Jadi Bakal Calon Gubernur DKI di Pilkada 2024

1 jam lalu

4 Nama yang Diusulkan PDIP Jadi Bakal Calon Gubernur DKI di Pilkada 2024

Siapa saja 4 nama yang diusulkan PDIP di Pilgub DKI?

Baca Selengkapnya

Wakil Sri Mulyani Harap Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen Bisa Gaet Investor

13 jam lalu

Wakil Sri Mulyani Harap Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen Bisa Gaet Investor

Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara angka pertumbuhan ekonomi kuartal pertama 2024 bisa menjadi basis.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Pertumbuhan Ekonomi Kuartal Pertama 2024 Tingkatkan Lapangan Pekerjaan

18 jam lalu

Sri Mulyani: Pertumbuhan Ekonomi Kuartal Pertama 2024 Tingkatkan Lapangan Pekerjaan

Kementerian Keuangan mencatat di tengah gejolak ekonomi global perekonomian Indonesia tetap tumbuh dan mendorong peningkatan lapangan pekerjaan.

Baca Selengkapnya

Kepala Bappenas: Pembangunan IKN Sudah 80,82 Persen

18 jam lalu

Kepala Bappenas: Pembangunan IKN Sudah 80,82 Persen

Menteri PPN/Kepala Bappenas, Suharso Monoarfa menyatakan bahwa pembangunan IKN sudah mencapai 80,82 persen per 25 April 2024.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Siapkan Paket Pensiun Dini PLTU untuk Jadi Percontohan Transisi Energi

21 jam lalu

Sri Mulyani Siapkan Paket Pensiun Dini PLTU untuk Jadi Percontohan Transisi Energi

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebut Indonesia sedang memfinalisasi paket pensiun dini pembangkit listrik tenaga uap batu bara atau PLTU

Baca Selengkapnya

Nama Sri Mulyani Masuk Bursa Bakal Calon Gubernur Jakarta dari PDIP

21 jam lalu

Nama Sri Mulyani Masuk Bursa Bakal Calon Gubernur Jakarta dari PDIP

Gilbert Simanjuntak, mengatakan nama Sri Mulyani masuk bursa bacagub bersama Menteri Sosial Tri Rismaharini, dan mantan Panglima TNI Andika Perkasa.

Baca Selengkapnya

Hari Ini Ruas Tol Jagorawi Diperbaiki hingga 12 Mei 2024 Mendatang, Simak Jadwal Lengkap dan Titik Lokasinya

1 hari lalu

Hari Ini Ruas Tol Jagorawi Diperbaiki hingga 12 Mei 2024 Mendatang, Simak Jadwal Lengkap dan Titik Lokasinya

PT Jasa Marga (Persero) Tbk. memperbaiki ruas Tol Jagorawi mulai hari ini, Ahad, 5 sampai 12 Mei 2024 mendatang

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani dan Presiden ADB Bahas Mekanisme Transisi Energi: Kita Mulai Bicara yang Konkret

1 hari lalu

Sri Mulyani dan Presiden ADB Bahas Mekanisme Transisi Energi: Kita Mulai Bicara yang Konkret

Sri Mulyani Indrawati dan Presiden ADB Masatsugu Asakawa membahas lebih lanjut program Mekanisme Transisi Energi (ETM) ADB untuk Indonesia.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Waspadai Dampak Kenaikan BI Rate terhadap APBN

2 hari lalu

Sri Mulyani Waspadai Dampak Kenaikan BI Rate terhadap APBN

Menkeu Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan ada dampak kenaikan BI Rate ke level 6,25 persen terhadap APBN, terutama penerimaan pajak.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Meski Kurs Rupiah Melemah, Masih Lebih Baik dibanding Baht dan Ringgit

3 hari lalu

Sri Mulyani: Meski Kurs Rupiah Melemah, Masih Lebih Baik dibanding Baht dan Ringgit

Menkeu Sri Mulyani mengatakan, nilai tukar rupiah pada triwulan I 2024 mengalami depresiasi 2,89 persen ytd sampai 28 Maret 2024.

Baca Selengkapnya