Permintaan Turun karena Corona, Harga Minyak Capai Level Terendah

Rabu, 1 April 2020 06:58 WIB

Seorang lelaki berdiri dekat dengan kilang Cardon, milik perusahaan minyak negara Venezuela PDVSA di Punto Fijo, Venezuela 22 Juli 2016. [REUTERS]

TEMPO.CO, Jakarta - Harga minyak mentah terus melemah dan kemarin mencapai level terendah sepanjang sejarah akibat jebloknya permintaan akan komoditas itu akibat pandemi virus Corona atau Covid-19.

Pada perdagangan Selasa kemarin, 31 Maret 2020, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) ditutup naik 39 sen ke level US$ 20,48 per barel di New York Mercantile Exchange. Sementara harga minyak Brent untuk kontrak Mei 2020 berakhir turun tipis 2 sen ke level US$ 22,74 per barel di ICE Futures Europe Exchange. Kontrak Brent Juni yang lebih aktif terkoreksi 7 sen ke posisi 26,35 per barel.

Meski mampu mengakhiri perdagangan Selasa di posisi lebih tinggi, kontrak berjangka minyak WTI di New York tetap menutup kuartal I/2020 dengan pelemahan lebih dari 66 persen. Baik Brent maupun WTI futures memang bertahan di atas level US$ 20 per barel.

Perbedaan antara paper market trade dan barel riil telah melebar ke level tertinggi multi-dekade dalam beberapa kasus, yang menunjukkan aliran keuangan mendukung pasar berjangka. "Harga barel fisik menunjukkan lebih banyak tekanan daripada paper benchmark,” ujar Roger Diwan, analis minyak di IHS Markit Ltd., seperti dilansir dari Bloomberg.

Dengan melemahnya permintaan dari hari ke hari akibat pandemi virus Corona dan produsen lambat untuk memangkas produksi, Dated Brent, acuan untuk sekitar dua pertiga dari minyak fisik dunia, dinilai di level US$17,79 per barel pada Senin, terendah sejak 2002.

Advertising
Advertising

Sementara itu, di seluruh wilayah minyak shale utama di Texas dan North Dakota, harga minyak masih di bawah US$ 10 per barel dan beberapa tingkat yang kurang dikenal telah membukukan harga negatif.

Laporan American Petroleum Institute (API) sebelumnya mengatur para pedagang mengatakan stok minyak mentah AS meningkat 10,5 juta barel pekan lalu, dengan kenaikan sebesar 2,93 juta barel di Cushing, Oklahoma, titik pengiriman kontrak berjangka minyak mentah AS. Jika data ini dikonfirmasi oleh Energy Information Administration (EIA), peningkatan minyak mentah nasional ini akan menjadi yang terbesar sejak Februari 2017.

Pasokan minyak tambahan dan permintaan yang lebih rendah telah bergema di seluruh dunia. Arab Saudi melepaskan limpahan minyak mentah ke Eropa dan pedagang berharap Aramco akan lebih lanjut memangkas harga untuk Asia lebih lanjut. Lebih buruk lagi, ruang untuk menyimpan kelebihan pasokan besar habis dengan cepat.

BISNIS

Berita terkait

Jokowi Ungkap 2 Faktor Ekonomi yang Bikin Semua Negara Ketakutan

6 jam lalu

Jokowi Ungkap 2 Faktor Ekonomi yang Bikin Semua Negara Ketakutan

Presiden Jokowi meminta Indonesia menyiapkan fondasi yang kuat untuk pembangunan masa depan.

Baca Selengkapnya

Harga Minyak Dunia Turun, Analis: Gara-gara Cadangan Minyak AS Melimpah

2 hari lalu

Harga Minyak Dunia Turun, Analis: Gara-gara Cadangan Minyak AS Melimpah

Cadangan minyak Amerika Serikat (AS) mengalami peningkatan sebesar 7,3 juta barel pada pekan yang berakhir pada 26 April 2024.

Baca Selengkapnya

5 Sumber Kekayaan Negara Iran, Ada Gas Alam Hingga Saffron

9 hari lalu

5 Sumber Kekayaan Negara Iran, Ada Gas Alam Hingga Saffron

Iran dikenal memiliki sumber daya alam dan potensi kekayaan yang tinggi. Termasuk saffron, apakah itu?

Baca Selengkapnya

Kemendag Berencana Selesaikan Utang Selisih Harga Minyak Goreng Bulan Depan

9 hari lalu

Kemendag Berencana Selesaikan Utang Selisih Harga Minyak Goreng Bulan Depan

Isy Karim mengatakan Kemendag akan memperjuangkan utang selisih harga minyak goreng yang tersendat sejak awal 2022.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

10 hari lalu

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan tensi geopolitik di Timur Tengah cenderung meningkat dan menjadi fokus perhatian para pemimpin dunia. Ia menegaskan kondisi ini mempengaruhi beberapa dampak ekonomi secara signifikan.

Baca Selengkapnya

Kemendag Minta Masyarakat Bijak Berbelanja Menyusul Penguatan Dolar dan Kenaikan Harga Minyak Akibat Konflik Iran-Israel

16 hari lalu

Kemendag Minta Masyarakat Bijak Berbelanja Menyusul Penguatan Dolar dan Kenaikan Harga Minyak Akibat Konflik Iran-Israel

Kenaikan harga minyak juga disebabkan penguatan dolar AS.

Baca Selengkapnya

Harga Minyak Melonjak Buntut Dugaan Serangan Israel ke Iran

16 hari lalu

Harga Minyak Melonjak Buntut Dugaan Serangan Israel ke Iran

Konflik Israel Iran yang diprediksi masih panjang membuat harga minyak dunia melambung.

Baca Selengkapnya

Dolar AS Semakin Menguat, Nilai Tukar Rupiah Capai Rp 16.301

17 hari lalu

Dolar AS Semakin Menguat, Nilai Tukar Rupiah Capai Rp 16.301

Nilai tukar dolar Singapura terhadap rupiah malah cenderung lebih turun yakni Rp 11.854

Baca Selengkapnya

Analis Sebut Harga Minyak Terus Naik Akibat Konflik Iran-Israel dan Penguatan Dolar

18 hari lalu

Analis Sebut Harga Minyak Terus Naik Akibat Konflik Iran-Israel dan Penguatan Dolar

Harga minyak dunia cenderung naik gara-gara konflik Iran - Israel dan penguatna dolar AS terhadap sejumlah mata uang dunia.

Baca Selengkapnya

Analis Sebut Harga Minyak Dunia Naik Akibat Konflik Iran-Israel dan Penguatan Dolar AS

21 hari lalu

Analis Sebut Harga Minyak Dunia Naik Akibat Konflik Iran-Israel dan Penguatan Dolar AS

Analis menyebut harga minyak alami kenaikan akibat konflik Iran-Israel.

Baca Selengkapnya