Pembebasan Lahan Seret, Proyek Jalan Tol Semarang-Demak Tersendat
Reporter
Bisnis.com
Editor
Rahma Tri
Kamis, 26 Maret 2020 16:25 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Perkembangan konstruksi Jalan Tol Semarang-Demak hingga saat ini masih tersendat-sendat karena pembebasan lahan yang juga terkendala. Hingga saat ini, progress pembebasan lahan untuk proyek jalan tol itu baru berjakan sekitar 8 persen.
Direktur Jenderal Pembiayaan Infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Eko Djoeli Heripoerwanto mengatakan, kendala utama dari terhambatnya proyek Jalan Tol Semarang-Demak adalah pembebasan lahan. "Sampai Maret 2020, statusnya baru 8 persen dari total rencana pembebasan dan juga [kendala] mengenai status lahan yang terkena tanggul laut dan kolam retensi," ujar Heri seperti dikutip Bisnis, Kamis 26 Maret 2020.
Sebenarnya, kata Heri, tahun 2020, terdapat usulan alokasi pendanaan tanah oleh Lembaga Manajemen Aset Negara (LMAN) dengan menggunakan dana talangan sebesar Rp 100 miliar dan pembayaran langsung sebesar Rp 500 miliar. Namun, terdapat kendala lainnya yaitu dana pembebasan lahan dari LMAN tidak mempercepat konstruksi karena berada di luar ruang milik jalan tol atau right of way (ROW), tapi untuk ROW kolam retensi.
"Apabila seksi 2 yang merupakah porsi pemerintah terlambat dikontruksi sampai saat operasi bersamaan, maka business plan BUJT [Badan Usaha Jalan Tol] tidak dapat berjalan sesuai rencana," kata Heri.
<!--more-->
Untuk diketahui, pembangunan Jalan Tol Semarang-Demak merupakan bagian dari proyek strategis nasional (PSN) untuk Proyek Pengamanan Pesisir Lima Perkotaan di Pantura Jawa. Pembangunannya terintegrasi dengan pembangunan tanggul laut kota Semarang. Adapun, untuk pembangunan tanggul laut merupakan bentuk dukungan pemerintah.
Saat ini, pembiayaan untuk tanggul laut sedang diproses menggunakan pinjaman. Apabila pinjaman sudah cair, maka tanggul laut dan bangunan pendukung lainnya bisa segera dimulai konstruksinya. "Porsi investasi swasta dengan skema KPBU [kerja sama pemerintah dan badan usaha] adalah Rp 5,5 triliun, sedangkan porsi pemerintah dengan loan adalah sebesar Rp9 triliun," Heri menjelaskan.
Terkait target penyelesaian konstruksi, Heri mengatakan proyek jalan tol Semarang - Demak, untuk porsi badan usaha yaitu ruas Sayung - Demak, diharapkan selesai di akhir tahun 2021. Sementara itu, untuk porsi pemerintah yaitu ruas tol Semarang - Sayung termasuk tanggul, kemungkinan rampung setelah tahun 2021.
"Bergantung pada proses pengajuan loan yang sedang diproses Kementerian PUPR. Masa Konsesi BUJT 35 tahun dengan rencana mulai operasi Desember 2021," katanya.