AS dan Saudi Isyaratkan Aliansi, Harga Minyak Naik Jadi USD 24,68

Selasa, 24 Maret 2020 07:39 WIB

Seorang lelaki berdiri dekat dengan kilang Cardon, milik perusahaan minyak negara Venezuela PDVSA di Punto Fijo, Venezuela 22 Juli 2016. [REUTERS]

TEMPO.CO, Jakarta - Harga minyak mentah di bursa berjangka New York naik pada akhir perdagangan Senin, 23 Maret 2020. Kenaikan harga emas hitam ini terjadi setelah Amerika Serikat mengisyaratkan kemungkinan adanya aliansi bersama AS-Arab Saudi untuk menstabilkan harga.

Data Bloomberg menunjukkan harga minyak West Texas Intermediate (WTI) kontrak Mei 2020 menanjak 73 sen dan berakhir di level US$ 23,36 per barel di New York Mercantile Exchange.

Sementara harga minyak Brent kontrak Mei ditutup turun hanya 5 sen ke level US$ 27,03 per barel di ICE Futures Europe Exchange London. Sebelumnya harga minyak mentah jenis itu sempat anjlok hingga menyentuh level US$ 24,68 per barel.

Harga minyak awalnya melambung setelah bank sentral Amerika Serikat atau The Fed mengumumkan gelombang inisiatif kedua untuk mendukung perekonomian Amerika menyikapi masifnya penyebaran virus Corona.

Insentif itu berupa pembelian obligasi dalam jumlah tak terbatas guna menjaga biaya pinjaman tetap rendah serta menyiapkan program-program guna memastikan aliran kredit ke perusahaan-perusahaan juga pemerintah negara bagian dan lokal.

Advertising
Advertising

Namun begitu, penguatan dalam aset-aset berisiko lain seperti saham kemudian memburuk karena Kongres AS kembali tak mencapai kesepakatan mengenai rancangan undang-undang (RUU) stimulus yang bertujuan mengurangi dampak ekonomi akibat pandemi virus Corona atau Covid-19.

Ryan Mckay, ahli strategi komoditas di TD Securities, menilai secara umum stimulus itu membantu sentimen tapi tidak membantu meningkatkan permintaan akan minyak. "Investor mungkin bergantung pada sepotong harapan bahwa hubungan OPEC-Texas dapat terjadi,” ujarnya.

Sementara itu, Menteri Energi AS Dan Brouillette mengatakan kemungkinan aliansi minyak bersama AS-Saudi adalah satu gagasan yang dipertimbangkan untuk menstabilkan harga setelah kejatuhan harga minyak. “Pada titik tertentu kita akan melakukan upaya diplomatik di ujung jalan. Tapi tidak ada keputusan yang dibuat atas hal semacam itu,” papar Brouillette, seperti dilansir Bloomberg.

Tercatat selama bulan Maret ini, harga minyak telah merosot sekitar 48 persen karena wabah virus corona menggoyang perekonomian negara-negara di seluruh dunia. Salah satunya karena jebloknya permintaan akan komoditas ini yang parah telah meredupkan prospek para pedagang perihal konsumsi komoditas ini. Sebagian dari mereka memperkirakan ambrolnya permintaan sebanyak 20 juta barel per hari tahun ini.

Pada saat yang sama, perang harga antara Arab Saudi dan Rusia tidak menunjukkan tanda-tanda mereda. Harapan untuk kesepakatan produksi antara OPEC dan Texas juga memudar di tengah meningkatnya kritik oleh para regulator dan pengebor di negara bagian minyak terbesar AS tersebut.

BISNIS

Berita terkait

Harga Minyak Dunia Turun, Analis: Gara-gara Cadangan Minyak AS Melimpah

2 jam lalu

Harga Minyak Dunia Turun, Analis: Gara-gara Cadangan Minyak AS Melimpah

Cadangan minyak Amerika Serikat (AS) mengalami peningkatan sebesar 7,3 juta barel pada pekan yang berakhir pada 26 April 2024.

Baca Selengkapnya

Kemendag Berencana Selesaikan Utang Selisih Harga Minyak Goreng Bulan Depan

7 hari lalu

Kemendag Berencana Selesaikan Utang Selisih Harga Minyak Goreng Bulan Depan

Isy Karim mengatakan Kemendag akan memperjuangkan utang selisih harga minyak goreng yang tersendat sejak awal 2022.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

7 hari lalu

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan tensi geopolitik di Timur Tengah cenderung meningkat dan menjadi fokus perhatian para pemimpin dunia. Ia menegaskan kondisi ini mempengaruhi beberapa dampak ekonomi secara signifikan.

Baca Selengkapnya

Kemendag Minta Masyarakat Bijak Berbelanja Menyusul Penguatan Dolar dan Kenaikan Harga Minyak Akibat Konflik Iran-Israel

13 hari lalu

Kemendag Minta Masyarakat Bijak Berbelanja Menyusul Penguatan Dolar dan Kenaikan Harga Minyak Akibat Konflik Iran-Israel

Kenaikan harga minyak juga disebabkan penguatan dolar AS.

Baca Selengkapnya

Harga Minyak Melonjak Buntut Dugaan Serangan Israel ke Iran

14 hari lalu

Harga Minyak Melonjak Buntut Dugaan Serangan Israel ke Iran

Konflik Israel Iran yang diprediksi masih panjang membuat harga minyak dunia melambung.

Baca Selengkapnya

Dolar AS Semakin Menguat, Nilai Tukar Rupiah Capai Rp 16.301

15 hari lalu

Dolar AS Semakin Menguat, Nilai Tukar Rupiah Capai Rp 16.301

Nilai tukar dolar Singapura terhadap rupiah malah cenderung lebih turun yakni Rp 11.854

Baca Selengkapnya

Analis Sebut Harga Minyak Terus Naik Akibat Konflik Iran-Israel dan Penguatan Dolar

15 hari lalu

Analis Sebut Harga Minyak Terus Naik Akibat Konflik Iran-Israel dan Penguatan Dolar

Harga minyak dunia cenderung naik gara-gara konflik Iran - Israel dan penguatna dolar AS terhadap sejumlah mata uang dunia.

Baca Selengkapnya

Analis Sebut Harga Minyak Dunia Naik Akibat Konflik Iran-Israel dan Penguatan Dolar AS

18 hari lalu

Analis Sebut Harga Minyak Dunia Naik Akibat Konflik Iran-Israel dan Penguatan Dolar AS

Analis menyebut harga minyak alami kenaikan akibat konflik Iran-Israel.

Baca Selengkapnya

Iran Serang Israel, Harga Emas dan Minyak Dunia Masih Standar

18 hari lalu

Iran Serang Israel, Harga Emas dan Minyak Dunia Masih Standar

Direktur Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi mengatakan harga emas dan minyak dunia saat ini masih standar.

Baca Selengkapnya

Ditegur AS, Ukraina Berkukuh Fasilitas Migas Rusia Sah Jadi Target Serangan

42 hari lalu

Ditegur AS, Ukraina Berkukuh Fasilitas Migas Rusia Sah Jadi Target Serangan

Pejabat Ukraina menyebut serangan terhadap fasilitas energi Rusia sejalan dengan praktik terbaik NATO.

Baca Selengkapnya