Imbas Corona, Angka Kemiskinan RI Diperkirakan Melonjak Lagi

Reporter

Caesar Akbar

Editor

Rahma Tri

Jumat, 20 Maret 2020 07:27 WIB

Warga memakai masker ketika menunggu transjakarta di Halte Senayan, Jakarta, Senin, 2 Maret 2020. Usai Presiden Indonesia Joko Widodo mengumumkan dua orang WNI di Indonesia terdampak virus corona (Covid-19), warga dihimbau menggunakan masker di tempat keramaian maupun ketika menggunakan transportasi umum. TEMPO / Hilman Fathurrahman W

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Riset Center of Reform on Economy (Core), Piter Abdullah mengatakan, pandemi Virus Corona yang tak kunjung reda bakal berdampak signifikan bagi perekonomian. Pada akhirnya, pukulan pada perekonomian ini bisa berujung kepada kenaikan angka kemiskinan di Tanah Air.

Menurut prediksi Core, wabah corona itu akan menggerus pertumbuhan ekonomi Indonesia ke kisaran 4-4,5 persen saja. "Pertumbuhan yang rendah akan meningkatkan kembali angka kemiskinan," ujar dia kepada Tempo, Kamis, 19 Maret 2020.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, secara total, penduduk miskin di Indonesia mencapai 24,7 juta jiwa per September 2019. Angka ini merepresentasikan 9,22 persen dari total penduduk di Indonesia.

Kendati memprediksi adanya kenaikan angka kemiskinan, Piter belum bisa memproyeksikan secara rinci imbas dari pandemi itu. Ia mengatakan, pandemi Corona membuat perekonomian cenderung lesu. Hal tersebut bisa dilihat dari penurunan angka produksi, ekspor, investasi, hingga konsumsi. Artinya, aktivitas perekonomian cenderung melambat. "Semua turun karena banyak orang kehilangan pekerjaan, pendapatan pun berkurang."

<!--more-->

Dalam kondisi seperti ini, Piter mengatakan paket insentif anyar tentu dibutuhkan. Walau kebijakan itu pun tidak akan cukup untuk meredam loyonya perekonomian lantaran dihantam COVID-19. Bentuk insentif yang bisa digelontorkan pemerintah untuk mengerem kelesuan ekonomi itu antara lain adanya bantuan langsung kepada penduduk miskin atau kepada mereka yang terkena pemutusan hubungan kerja akibat Virus Corona. Di samping itu, ia menyarankan adanya juga bantuan kepada usaha mikro, kecil, dan menengah dalam kebijakan itu.

Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan pemerintah tengah menyiapkan stimulus ekonomi Jilid III. Paket kebijakan itu selain difokuskan untuk sektor kesehatan, juga akan menjangkau jaring sosial. Dengan demikian, aliran bantuan itu nantinya akan memaksimalkan segala saluran yang dimiliki pemerintah untuk menjangkau rakyat kecil.

Sri Mulyani menyebut contoh program keluarga harapan, kredit usaha rakyat, kredit ultra mikro, kartu sembako, hingga program bantuan pangan non tunai. Artinya, paket stimulus untuk menangkis dampak wabah corona ini bisa menjangkau masyarakat lapisan terbawah dan para pekerja informal.

“Kalau kita ingin uang masuk ke kantong masyarakat yang membutuhkan, saluran itu yang akan kita pakai. Berapa jumlahnya, masih kita hitung. Dinamikanya seperti saya sampaikan, belum kita pelajari sepenuhnya ke mana arahnya,” ujar Sri Mulyani dalam konferensi video, Rabu, 18 Maret 2020.

Berita terkait

Bamsoet Dorong Pemerintah Bijak Mengelola Pertumbuhan Ekonomi

6 menit lalu

Bamsoet Dorong Pemerintah Bijak Mengelola Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi yang positif patut dikelola dengan penuh kebijaksanaan karena ketidak pastian global.

Baca Selengkapnya

Berita Terpopuler Nasional: Sri Mulyani Masuk Bursa Cagub DKI Jakarta hingga Kemungkinan Duet Anies dan Ahok

4 jam lalu

Berita Terpopuler Nasional: Sri Mulyani Masuk Bursa Cagub DKI Jakarta hingga Kemungkinan Duet Anies dan Ahok

Berita soal Sri Mulyani masuk radar PDIP untuk menjadi calon gubernur DKI Jakarta masuk menjadi berita politik terpopuler di kanal Nasional.

Baca Selengkapnya

LPEM FEB UI Komentari Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tertinggi Sejak 2015

6 jam lalu

LPEM FEB UI Komentari Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tertinggi Sejak 2015

LPEM FEB UI memaparkan secara keseluruhan pertumbuhan ekonomi masih cenderung stagnan.

Baca Selengkapnya

LPEM FEB UI Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Kuartal Kedua 2024 Melambat

13 jam lalu

LPEM FEB UI Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Kuartal Kedua 2024 Melambat

BPS menyatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia 5,11 persen secara tahunan atau year-on-year (yoy) pada triwulan I 2024.

Baca Selengkapnya

Indef Minta Pemerintah Antisipasi Penurunan Konsumsi pada Triwulan II

14 jam lalu

Indef Minta Pemerintah Antisipasi Penurunan Konsumsi pada Triwulan II

Pemerintah diminta untuk mengantisipasi potensi menurunnya kinerja konsumsi rumah tangga terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pada triwulan II 2024.

Baca Selengkapnya

Jokowi soal Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen: Menumbuhkan Sebuah Optimisme

22 jam lalu

Jokowi soal Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen: Menumbuhkan Sebuah Optimisme

Presiden Jokowi mengatakan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,11 persen di kuartal pertama tahun ini patut disyukuri.

Baca Selengkapnya

Eks Menteri Keamanan Panama Menang Pilpres dengan Dukungan Mantan Presiden

1 hari lalu

Eks Menteri Keamanan Panama Menang Pilpres dengan Dukungan Mantan Presiden

Eks menteri keamanan Panama memenangkan pilpres setelah menggantikan mantan presiden Ricardo Martinelli dalam surat suara.

Baca Selengkapnya

4 Nama yang Diusulkan PDIP Jadi Bakal Calon Gubernur DKI di Pilkada 2024

1 hari lalu

4 Nama yang Diusulkan PDIP Jadi Bakal Calon Gubernur DKI di Pilkada 2024

Siapa saja 4 nama yang diusulkan PDIP di Pilgub DKI?

Baca Selengkapnya

Kepala Bappenas Sanjung Pemerintahan Jokowi: Ekonomi RI Stabil di Kisaran 5 Persen

1 hari lalu

Kepala Bappenas Sanjung Pemerintahan Jokowi: Ekonomi RI Stabil di Kisaran 5 Persen

Menteri PPN/Kepala Bappenas, Suharso Monoarfa menyanjung pemerintahan Presiden Jokowi karena pertumbuhan ekonomi RI stabil pada kisaran 5 persen.

Baca Selengkapnya

India Sangkal Pernyataan Xenophobia Joe Biden, Ini Sebabnya

1 hari lalu

India Sangkal Pernyataan Xenophobia Joe Biden, Ini Sebabnya

Joe Biden mengatakan xenophobia di Cina, Jepang dan India menghambat pertumbuhan di masing-masing negara, sementara migrasi berefek baik bagi ekonomi.

Baca Selengkapnya