Imbas Corona, IHSG dan Rupiah Kompak Melemah di Awal Perdagangan

Rabu, 18 Maret 2020 10:32 WIB

Ilustrasi saham atau IHSG. TEMPO/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada hari Rabu, 18 Maret 2020, dibuka melemah 6,97 poin atau 0,16 persen ke posisi 4.449,78. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 bergerak turun 1,06 poin atau 0,16 persen menjadi 682,6.

Tim Riset Samuel Sekuritas memperkirakan IHSG berpeluang untuk menguat dengan dukungan sentimen positif dari pergerakan bursa saham global. Bursa saham AS pada perdagangan semalam ditutup naik lebih dari 5 persen. Indeks Dow Jones melonjak 5,2 persen, indeks S&P 500 naik 6 persen dan Nasdaq naik 6,66 persen.

Penguatan terjadi setelah adanya rencana pemerintah AS untuk menyalurkan US$ 1 triliun kepada perekonomian AS. Pelaku pasar mengapresiasi langkah tersebut, dimana sebelumnya investor terus menanti stimulus-stimulus ekonomi guna menangkal efek negatif Corona atau Covid-19 terhadap perekonomian AS.

Indeks VIX, indeks untuk mengukur volatilitas pasar, turun 8,2 persen yang menandakan kekhawatiran para investor di pasar saham sedikit mereda. "Sedangkan yield obligasi AS naik ke atas level 1 persen," seperti dikutip dari riset Samuel Sekuritas, Rabu, 18 Maret 2020.

Dari pasar komoditas, harga minyak masih cenderung turun dimana harga Brent melemah 3,2 persen menjadi US$ 29,07 per barel sedangkan WTI turun 6,1 persen ke level US$ 26,95 per barel. Pelemahan harga minyak dikarenakan berlombanya Arab Saudi dan Rusia untuk menambah produksi minyak untuk mempertahankan pangsa pasar. Sementara itu, harga emas naik 1,5 persen menjadi 1.536,62 per ons.

Bursa saham regional Asia pagi ini antara lain indeks Nikkei menguat 340,7 poin atau 2 persen ke 17.352,2, indeks Hang Seng menguat 41,1 poin atau 0,18 persen ke 23.304,8, dan indeks Straits Times menguat 50,87 poin atau 2,07 persen ke 2.505,4.

<!--more-->

Kurs rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Rabu pagi masih melemah di atas level Rp 15.000 per dolar AS. Pada pukul 09.42 WIB, rupiah bergerak melemah 42 poin atau 0,28 persen menjadi Rp 15.215 per dolar AS dari sebelumnya Rp 15.173 per dolar AS.

Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengatakan, sebagian aset berisiko bergerak positif pagi ini terpicu oleh pengumuman stimulus pemerintah AS sebesar US$ 1 triiliun semalam. "Ini mungkin bisa membantu menahan pelemahan rupiah hari ini," ujarnya, Rabu, 18 Maret 2020.

Sementara itu, pasar yang khawatir mengenai dampak negatif virus Corona terhadap perekonomian, bakal menghalangi penguatan aset berisiko tersebut. S&P global mengumumkan hasil risetnya kemarin malam bahwa ekonomi global akan mengalami resesi di 2020 karena dampak Covid-19 dan memangkas proyeksi pertumbuhan PDB negara besar seperti China, AS dan Zona Euro.

Proyeksi pertumbuhan global 2020 oleh S&P yang sebelumnya di Desember 2019 tumbuh 3,3 persen, revisi terbaru menyebutkan hanya tumbuh 1-1,5 persen. Proyeksi pertumbuhan Cina direvisi hanya tumbuh 2,7-3,2 persen dari sebelumnya 5,7 persen.

Sementara proyeksi pertumbuhan AS dipangkas 0,5 hingga 0 persen dari sebelumnya 1,9 persen. Zona Euro direvisi minus 1-0,5 persen dari sebelumnya 1 persen. Lebih jauh Ariston memprediksi rupiah hari ini akan bergerak di kisaran Rp 15.000 per dolar AS hingga Rp 15.270 per dolar AS.

Advertising
Advertising

ANTARA

Berita terkait

Masih Loyo, Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp 16.210 per Dolar AS

1 hari lalu

Masih Loyo, Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp 16.210 per Dolar AS

Pada perdagangan Kamis, kurs rupiah ditutup melemah pada level Rp 16.187 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Setelah Kemarin Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat

1 hari lalu

Setelah Kemarin Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat

Analis Ibrahim Assuaibi, memperkirakan rupiah hari ini fluktuatif dan akan ditutup menguat pada rentang Rp 16.150 sampai Rp 16.220 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

2 hari lalu

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

Zulhas percaya BI sebagai otoritas yang memiliki kewenangan akan mengatur kebijakan nilai tukar rupiah dengan baik di tengah gejolak geopolitik.

Baca Selengkapnya

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

2 hari lalu

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 32 poin ke level Rp 16.187 per dolar AS dalam perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

2 hari lalu

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

BI menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen berdasarkan hasil rapat dewan Gubernur BI yang diumumkan pada Rabu, 24 April 2024.

Baca Selengkapnya

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

2 hari lalu

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore, ditutup turun mengikuti pelemahan mayoritas bursa saham kawasan Asia.

Baca Selengkapnya

Timnas AMIN Jelaskan Urgensi Pertemuan Jokowi dan Prabowo untuk Bahas RAPBN 2025

2 hari lalu

Timnas AMIN Jelaskan Urgensi Pertemuan Jokowi dan Prabowo untuk Bahas RAPBN 2025

Awalil menilai pertemuan dan koordinasi antara Jokowi dan Prabowo memang diperlukan dan sangat penting dilakukan saat ini.

Baca Selengkapnya

Nilai Tukar Rupiah Hari Ini Diyakini Menguat, Pasar Respons Kemenangan Prabowo-Gibran

2 hari lalu

Nilai Tukar Rupiah Hari Ini Diyakini Menguat, Pasar Respons Kemenangan Prabowo-Gibran

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS hari ini masih akan menguat pada rentang Rp 16.110 - Rp 16.180. Pasar merespons kemenangan Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Rupiah Diprediksi Stabil, Pasar Respons Positif Kenaikan BI Rate

2 hari lalu

Rupiah Diprediksi Stabil, Pasar Respons Positif Kenaikan BI Rate

Rupiah bergerak stabil seiring pasar respons positif kenaikan BI Rate.

Baca Selengkapnya

Gubernur BI Prediksi Suku Bunga The Fed Turun per Desember 2024: Bisa Mundur ke 2025

3 hari lalu

Gubernur BI Prediksi Suku Bunga The Fed Turun per Desember 2024: Bisa Mundur ke 2025

Gubernur Bank Indonesia atau BI Perry Warjiyo membeberkan asumsi arah penurunan suku bunga acuan The Fed atau Fed Fund Rate (FFR).

Baca Selengkapnya