Ingin Bertahan, Bisnis Ekonomi Digital Minta Dukungan Pemerintah

Reporter

Eko Wahyudi

Editor

Rahma Tri

Rabu, 11 Maret 2020 20:06 WIB

Presiden Direktur OVO Karaniya Dharmasaputra (kiri) dan Presiden Komisaris OVO Mirza Adityaswara (kanan) saat memberikan keterangan kepada wartawan di Senayan, Rabu, 19 Februari 2020. TEMPO/Francisca

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Direktur Ovo, Karaniya Dharmasaputra, mengungkapkan bahwa perusahaan ekonomi digital membutuhkan belasan tahun untuk bisa sustainable. Sehingga, model bisnis seperti ini harus mendapatkan dukungan penuh dari pemerintah.

"Terutama ekosistem, regulasi, financial butuh belasan tahun, Tokopedia saya dengar mau EBITDA tahun ini setelah 11 tahun. Horizonnya akan jauh lebih panjang. Di situ ekosistem yang friendly, bukan hanya pertumbuhan ekosistem itu sendiri," kata Karaniya usai diskusi Tempo bertajuk Finding The New Business Model di Hotel Indonesia Kempinski, Jakarta, Rabu 11 Maret 2020.

Regulasi yang ramah terhadap industri ekonomi digital, kata dia, bisa menarik investor yang lebih besar di sektor ini. "Bukan hanya untuk pertumbuhan industri itu sendiri, tapi juga bagaimana agar investor mau invest. Ini permainan butuh napas panjang. Napas panjang itu berarti harus mengandalkan investasi," ucap Karaniya.

Karena untuk saat ini, Karaniya mengungkapkan, pihaknya masih mengandalkan dana dari investor guna memberikan edukasi terhadap konsumen agar bisa industri ini tetap tumbuh. "Kita dapat tugas dari pemerintah untuk mendemonstrasikan sistem keuangan yang masih elitis," ia menambahkan.

Menurut Karanita, industri ekonomi digital di Indonesia masih dinilai baru. Oleh karena itu, tidak bisa dipungkiri bahwa model bisnis ini membutuhkan dana yang besar dari investasi asing. "Karena memang kapasitas untuk mencapai kapasitas teknologi long term market itu membutuhkan investasi besar," tuturnya.

Pada kesempatan yang sama, Asisten Gubernur dan Kepala Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran Bank Indonesia, Filianingsih Hendarta menilai, sebagai regulator pihaknya akan mencari solusi integratif guna mewujudkan industri ekonomi digital terutama pada sistem pembayaran Indonesia. "Karena bicara tentang ekonomi keuangan digital itu bukan cuma satu institusi, tapi ada irisan domain Kementerian dan Lembaga," ujarnya.

Menurut Filianingsih, guna memuluskan visi sistem pembayaran serba digital pada tahun 2025, Bank Indonesia juga mengajak bank-bank besar ikut bertransformasi. Banyak bank yang semula mengandalkan sistem konvensional, kini harus menyesuaikan bisnisnya dengan era saat ini yang serba digital.

EKO WAHYUDI

Berita terkait

Vira Widiyasari Menjabat Sebagai Country Manager Visa Indonesia

9 jam lalu

Vira Widiyasari Menjabat Sebagai Country Manager Visa Indonesia

Vira akan memimpin inisiatif strategis dan bisnis Visa di Indonesia, termasuk mendorong strategi perluasan pasar Visa.

Baca Selengkapnya

Cara Kerja Teknologi Pengintai Asal Israel yang Masuk Indonesia: Palsukan Situs Berita

2 hari lalu

Cara Kerja Teknologi Pengintai Asal Israel yang Masuk Indonesia: Palsukan Situs Berita

Sejumlah perusahaan asal Israel diduga menjual teknologi pengintaian atau spyware ke Indonesia. Terungkap dalam investigasi gabungan Tempo dkk

Baca Selengkapnya

Anggota Komunitas Pers Politeknik Tempo Tamatkan Pelatihan, Resmi jadi Agen Cek Fakta

2 hari lalu

Anggota Komunitas Pers Politeknik Tempo Tamatkan Pelatihan, Resmi jadi Agen Cek Fakta

Komunitas Pers Politeknik Tempo (Korste) telah menyelesaikan rangkaian pelatihan cek fakta bersama tim Cek Fakta Tempo pada Jumat, 3 Mei 2024 dan resmi menjadi agen cek fakta.

Baca Selengkapnya

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

3 hari lalu

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan lima aksi BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.

Baca Selengkapnya

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

3 hari lalu

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Investigasi Tempo dan Amnesty International: Produk Spyware Israel Dijual ke Indonesia

3 hari lalu

Investigasi Tempo dan Amnesty International: Produk Spyware Israel Dijual ke Indonesia

Investigasi Amnesty International dan Tempo menemukan produk spyware dan pengawasan Israel yang sangat invasif diimpor dan disebarkan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

3 hari lalu

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

5 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

6 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Wamen Nezar Patria Ajak Permias Seattle Ambil Bagian Manfaatkan Ekonomi Digital Indonesia

6 hari lalu

Wamen Nezar Patria Ajak Permias Seattle Ambil Bagian Manfaatkan Ekonomi Digital Indonesia

Pemerintah berupaya mengoptimalkan potensi ekonomi digital Indonesia dengan mempercepat transformasi digital dan mengembangkan talenta digital nasional

Baca Selengkapnya