RI Dianggap Sulit Ambil Alih Pasar Ekspor Cina

Senin, 9 Maret 2020 08:31 WIB

Ilustrasi Ekspor Import. Getty Images

TEMPO.CO, Jakarta - Ekonom Center of Reform on Economics (Core) Piter Abdullah mengatakan Indonesia sulit memanfaatkan momentum untuk mengambil alih pangsa pasar ekspor Cina karena dampak wabah virus Corona Covid-19. Dia melihat kelemahan Indonesia, yaitu barang-barang andalan ekspor bukan barang manufaktur, tetapi barang komoditas yang belum diolah atau bahan mentah.

"Barang-barang ekspor kita bukan substitute dari barang-barang manufaktur produksi Cina," kata Piter saat dihubungi, Ahad, 8 Maret 2020.

Kalaupun ada barang-barang manufaktur Indonesia yang sama dengan barang-barang Cina, masih akan sulit bersaing dari sisi harga. "Kita sudah terlalu lama tidak mengembangkan industri manufaktur," ujarnya.

Karena itu, dia menilai Indonesia harus menguatkan dulu industri manufaktur. Meskipun, kata Piter, hal itu perlu waktu yang tidak cepat.

Beberapa negara, telah mengurangi impor dari Cina akibat dampak wabah virus Corona. Salah satunya Prancis. Dalam situs techtimes.com, Menteri keuangan Perancis Bruno Le Maire mengatakan negara tersebut harus melihat ke dalam memproduksi produk mereka sendiri dari pada mengandalkan impor dari Cina.

Menurut Le Maire, bahkan produksi baterai dapat dilakukan di dalam negeri dan impor produk tertentu harus diminimalkan. Dia mengambil sikap itu untuk fokus pada kemampuan manufaktur Prancis.

"Jika Amerika Serikat dapat melakukannya, Eropa harus dapat melakukan hal yang sama," kata dia, Senin, 24 Februari 2020.

Le Maire mengatakan hal itu bukan proteksionisme, namun merupakan tanggung jawab. Dan itu, kata dia, dilakukan karena bahkan warga Prancis mulai takut dengan Coronavirus mematikan dari Wuhan.

Sebelumnya, Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Susiwijono Moegiarso mengatakan perlambatan ekonomi Cina bisa jadi celah bagi pengusaha dengan memanfaatkan pasar ekspor negara tirai bambu itu. "Selama ini, ekspor terbesarnya (Cina) adalah barang-barang elektronik. Mungkin industri kita belum bisa menggantikannya. Tetapi ada potensi lain yang bisa kita ambil seperti fesyen," ucapnya.

HENDARTYO HANGGI | ANTARA

Berita terkait

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

1 jam lalu

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

Menlu Selandia Baru menggambarkan hubungan negaranya dengan Cina sebagai hubungan yang "rumit".

Baca Selengkapnya

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

18 jam lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

1 hari lalu

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

Daratan Asia berpeluh deras. Gelombang panas menyemai rekor suhu panas yang luas di wilayah ini, dari India sampai Filipina.

Baca Selengkapnya

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

1 hari lalu

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

Menteri Bahlil membantah investasi di Indonesia selama ini dikuasai oleh Cina, karena pemodal terbesar justru Singapura.

Baca Selengkapnya

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

1 hari lalu

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

Keputusan mendirikan pabrik kendaraan listrik di Subang Smartpolitan menunjukkan komitmen BYD dalam mendukung mobilitas berkelanjutan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

1 hari lalu

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

Korban tewas akibat amblesnya jalan raya di Cina selatan telah meningkat menjadi 48 orang

Baca Selengkapnya

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

1 hari lalu

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

Tim bulu tangkis putri Cina dan Jepang melenggang mulus ke semifinal Uber Cup atau Piala Uber 2024.

Baca Selengkapnya

Amnesty International Temukan Pasokan Teknologi Pengawasan dan Spyware Masif ke Indonesia

1 hari lalu

Amnesty International Temukan Pasokan Teknologi Pengawasan dan Spyware Masif ke Indonesia

Amnesty International menyiarkan temuan adanya jaringan ekspor spyware dan pengawasan ke Indonesia.

Baca Selengkapnya

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

2 hari lalu

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

Manila menuduh penjaga pantai Cina telah memancing naiknya ketegangan di Laut Cina Selatan setelah dua kapalnya rusak ditembak meriam air

Baca Selengkapnya

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

2 hari lalu

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

Jajak pendapat yang dilakukan Reuters/Ipsos mengungkap 58 persen responden percaya Beijing menggunakan TikTok untuk mempengaruhi opini warga Amerika.

Baca Selengkapnya