Pupuk ZA untuk tanaman yang digunakan sebagai bahan olahan nata jeli (nata de coco) yang telah diamankan oleh petugas Polres Bandung di Ujung Berung, Bandung, Jawa Barat, 8 Juli 2015. Nata de coco tersebut diproduksi dengan menggunakan endapan air kelapa yang dicampur pupuk ZA. TEMPO/Aditya Herlambang Putra
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo ingin Pupuk Indonesia dan anak perusahaannya, seperti Pupuk Kujang dapat memproduksi pupuk untuk pengembangan komoditas berorientasi ekspor.
Syahrul meminta Pupuk Kujang dan Pupuk Indonesia Holding Company tidak hanya memproduksi pupuk bersubsidi yang saat ini diprioritaskan untuk tanaman pangan.
"Kepada seluruh industri pupuk yang ada agar tidak hanya mempersiapkan pupuk-pupuk bersubsidi tetapi mempersiapkan (pupuk) untuk komoditas tertentu didorong mempergunakan pupuk yang luar biasa agar besok ada ekspor yang kita lakukan," kata Mentan melalui keterangan resmi di Jakarta, Sabtu 7 Maret 2020.
Syahrul menegaskan Kementerian Pertanian (Kementan) dan berbagai pemangku kepentingan tidak hanya fokus menyediakan beras dan bahan pokok untuk 267 juta jiwa. Namun demikian, memprioritaskan juga pengembangan komoditas pangan lainnya yang menjanjikan untuk diekspor sehingga sektor pertanian semakin kuat mendongkrak pertumbuhan ekonomi nasional.
Ia mencontohkan sejumlah komoditas buah-buahan tropis yang menjadi peluang untuk ekspor, seperti manggis, nanas dan jeruk. Dengan adanya virus corona yang menghambat suplai buah dari China, menjadi peluang bagi Indonesia untuk memasok ekspor buah ke Eropa, Jerman dan Italia.
Oleh karena itu, Syahrul optimistis Indonesia mampu mengambil bagian dalam pasar ekspor tersebut.