Pesan Ridwan Kamil di Rapat Inflasi: Jangan Bikin Emak-emak Marah

Kamis, 5 Maret 2020 16:45 WIB

Gubernur Jabar Ridwan Kamil memaparkan program dan proyeksi pembangunan Jabar 2021 dalam Rapat Koordinasi Penyusunan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) 2021 Kementerian PPN/Bappenas dan para gubernur di Kantor Kementerian PPN/Bappenas, Jakarta, Rabu, 4 Maret 2020. (Foto: Rizal/Humas Jabar)

TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil meminta Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) jangan bikin marah emak-emak. “Jangan bikin marah ibu-ibu, bahaya ya. Kalau ibu-ibu marah, segala runtuh,” kata dia di sela membuka High Level Meeting TPID Jawa Barat, di Bandung, Kamis, 5 Maret 2020.

Ridwan Kamil menyelipkan pantunnya di sela rapat, masih soal emak-emak. “Pergi ke Braga bersama pacar. Temu kangen sambil bertukar pandang. Mari jaga harga-harga di pasar. Agar tidak diomeli emak-emak Jabar,” kata dia.

Ridwan Kamil memimpin rapat TPID, organisasi yang dibentuk bersama Bank Indonesia Perwakilan Jawa Barat. Dalam rapat yang di ikuti oleh perwakilan masing-masing kabupaten/kota, dia meminta agar semua bisa bekerja sebagai tim yang kompak untuk menjaga kendali harga.

“Di data saya, inflasi selalu naik di tahun ajaran baru dan menjelang Lebaran. Ini harus disiasati. Artinya. Ada permintaan melonjak yang sering dimanfaatkan,” kata Ridwan Kamil.

Ridwan Kamil mengatakan, situasi yang nyaris terus berulang setiap tahun tersebut seharusnya bisa diantisipasi. “Harusnya kita punya rentang kendali yang terukur. Ini yang dihasilkan oleh TPID,” kata dia.

Advertising
Advertising

Operasi pasar, ujarnya, jangan dijadikan satu-satunya bukan solusi. “Jangan dikit-dikit operasi pasar. Oke lah itu gesture secara media yang publik ingin lihat. Tapi operasi pasar hanya wajahnya saja. Seharusnya aksi nyata itu, di baliknya ada sistem yang canggih,” kata dia.

Ridwan Kamil mengatakan, dengan memobilisasi data yang dimiliki tiap daerah bisa menyiapkan tindakan untuk mengantisipasi lonjakan harga. “Jangan hanya mau dikendalikan kartel-kartel dan pedagang-pedagang,” kata dia

Ridwan Kamil mengaku, hingga saat ini dirinya mengaku belum menemukan cara yang pas dalam untuk memangkas rantai pasok yang membuat perbedaan harga di tingkat produsen dan konsumen yang terlalu lebar. Salah satunya, dengan mendorong perdagangan digital.

Dia mencontohkan, harga beras dari petani sekitar Rp 5 ribu, dan sampai di tangan konsumen Rp 12 ribu. Selisih harga tersebut tidak dinikmati petani. Lewat perdagangan online misalnya, petani seharusnya bisa mendapat harga lebih tinggi, dan konsumen lebih murah. “Pikiran-pikiran saya sebagai gubernur belum terjawab dengan sistem,” kata Ridwan Kamil.

Rantai distribusi, seharusnya bisa dipangkas dengan perdagangan antar daerah yang surplus komoditasnya dengan daerah lain yang membutuhkan. “Contoh warga Kota Bogor kalau tidak salah, beli telur ambil dari Jakarta. Padahal telur Jakarta itu berasal dari Sukabumi,” kata dia. “Biar bisa suplai langsung ini, bagaimana caranya,” kata Ridwan Kamil.

Ridwan Kamil mengatakan, swasembada produk komoditas juga bisa menjadi solusi untuk menekan inflasi. Potensi swasembada terbuka, misalnya dengan pemanfaatan lahan-lahan nganggur di Jawa Barat. “Swasembada ini dari teorinya, bisa menyelesaikan inflasi. Enak diomongin tapi susah dikerjain,” kata dia.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Jawa Barat, Herawanto mengatakan, inflasi akan berdampak banyak hal. Inflasi yang stabil memudahkan masyarakat melakukan perencanaan keuangan hingga mempertahankan daya beli.

“Berdasarkan analisa data dan kajian yang kami lakukan, dapat disimpulkan bahwa kendala pasokan di Jawa Barat terutama komoditas pangan strategis dan kebijakan tarif yang diatur oleh pemerintah menjadi faktor utama terhadap laju inflasi Jawa Barat,” kata Herawanto, Kamis, 5 Maret 2020.

BI Jawa Barat mencatat, komoditas yang punya andil tinggi terhadap inflasi di Jawa Barat dalam 5 tahun terakhir adalah rokok, beras, bawang merah, nasi dengan lauk, dan tarif listrik. Inflasi rata-rata Jawa Barat dalam 5 tahun terakhir 3,18 persen. “Masih lebih tinggi dibandingkan rerata nasional sebesar 3,17 persen, year on year,” kata Herawanto.

Herawanto mengatakan, inflasi di Jawa Barat akan berpengaruh pada inflasi di level nasional. “Tahun 2019, bobot inflasi Jawa Barat mencapai 18,51 persen, merupakan kedua yang terbesar, hanya di bawah DKI Jakarta. Oleh karena itu, inflasi Jawa Barat memiliki pengaruh yang signifikan terhadap inflasi nasional,” kata dia.

Berita terkait

Dasarian Pertama Mei, Hujan Diprediksi Berkurang di Separuh Wilayah Jawa Barat

7 jam lalu

Dasarian Pertama Mei, Hujan Diprediksi Berkurang di Separuh Wilayah Jawa Barat

Stasiun Klimatologi BMKG Jawa Barat memprakirakan 52,1 persen wilayah berkategori hujan rendah.

Baca Selengkapnya

Berpeluang Jadi Calon Gubernur Jakarta, Presiden PKS Pilih Jadi Komandan Pemenangan Partai

1 hari lalu

Berpeluang Jadi Calon Gubernur Jakarta, Presiden PKS Pilih Jadi Komandan Pemenangan Partai

Ahmad Syaikhu mengatakan PKS telah menyiapkan kader-kader terbaik untuk Pilkada Jakarta.

Baca Selengkapnya

PAN Tunggu Golkar soal Kepastian Sandingkan Ridwan Kamil-Zita Anjani

1 hari lalu

PAN Tunggu Golkar soal Kepastian Sandingkan Ridwan Kamil-Zita Anjani

PAN juga telah menyiapkan sejumlah alternatif nama apabila nantinya Golkar menginginkan nama lain. Ada Eko Patrio dan Lula Kamal.

Baca Selengkapnya

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

1 hari lalu

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

Kurs rupiah dalam perdagangan hari ini ditutup melemah 4 poin ke level Rp 16.259 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Intensitas Gempa di Jawa Barat Tinggi, BMKG Minta Masyarakat Adaptif dan Proaktif Mitigasi Bencana

2 hari lalu

Intensitas Gempa di Jawa Barat Tinggi, BMKG Minta Masyarakat Adaptif dan Proaktif Mitigasi Bencana

Wilayah Garut, Cianjur, Tasikmalaya, Pangandaran dan Sukabumi memiliki sejarah kejadian gempa bumi yang sering terulang sejak tahun 1844.

Baca Selengkapnya

4 Wajah Lama Ini Kembali Muncul dalam Bursa Bakal Calon Gubernur Pilkada 2024

2 hari lalu

4 Wajah Lama Ini Kembali Muncul dalam Bursa Bakal Calon Gubernur Pilkada 2024

Sejumlah nama bakal calon gubernur di Pilkada 2024 sudah mulai bermunculan, termasuk 4 wajah lama ini. Siapa saja mereka?

Baca Selengkapnya

Rekomendasi 20 Destinasi Wisata Garut, Termasuk Candi Cangkuang dan Leuwi Jurig

2 hari lalu

Rekomendasi 20 Destinasi Wisata Garut, Termasuk Candi Cangkuang dan Leuwi Jurig

Garut alami gempa bumi belum lama ini. Daerah ini memiliki beragam destinasi wisata unggulan, antara lain Candi Cangkuang hingga Pantai Cijeruk.

Baca Selengkapnya

Maju-Mundur Istri Ridwan Kamil di Pemilihan Wali Kota Bandung, Ini Profil Atalia Praratya

2 hari lalu

Maju-Mundur Istri Ridwan Kamil di Pemilihan Wali Kota Bandung, Ini Profil Atalia Praratya

Kabar Atalia Praratya mundur dari pemilihan Wali Kota Bandung dibantah Waketum Golkar. Ini profil istri Ridwan Kamil tersebut.

Baca Selengkapnya

BMKG Prakirakan Hujan Lebat Disertai Petir di Sejumlah Wilayah di Jawa Barat Sepekan Ini

3 hari lalu

BMKG Prakirakan Hujan Lebat Disertai Petir di Sejumlah Wilayah di Jawa Barat Sepekan Ini

BMKG memprakirakan adanya potensi hujan lebat disertai petir 29 April - 5 Mei 2024 di wilayah Jawa Barat.

Baca Selengkapnya

PKS Buka Peluang Usung Ahmad Syaikhu di Pilkada Jakarta, Ini Alasannya

3 hari lalu

PKS Buka Peluang Usung Ahmad Syaikhu di Pilkada Jakarta, Ini Alasannya

Partai Golkar DKI menyatakan Ridwan Kamil akan maju di Pilkada Jawa Barat, bukan di Pilkada Jakarta.

Baca Selengkapnya