Asosiasi Sebut Potensi Pasar Hortikultura Rp 200 T Per Tahun

Senin, 2 Maret 2020 04:50 WIB

Hasil pemantauan langsung di lapangan, perkembangan harga aneka cabai secara nasional relatif aman dan stabil, ujar Mardiyah Hayati, Kepala Sub Direktorat (Subdit) Aneka Cabai dan Sayuran Buah Ditjen Hortikultura Kementerian Pertanian (Kementan) di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta, Senin, 23 Juli 2018. (dok Kementan)

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Asosiasi Agribisnis Indonesia Bayu Krisnamurthi mendorong investasi jalur baru untuk pengembangan hortikultura Indonesia. Pasalnya, ujar Bayu, peluang bisnis sektor hortikultura dalam negeri sangat besar. Bayu memperkirakan potensi pasarnya mencapai Rp 200 triliun per tahun.

Saat ini, nilai produksi produksi tahun lalu tercatat sebesar Rp 153 triliun. Adapun nilai ekspor hortikultura sebesar Rp 20 triliun dan impornya Rp 60 triliun. "Apalagi, konsumsi sayur dan buah kita baru 45 persen dari rekomendasi WHO. Prospeknya luar biasa kalau mau berpikir investasi dalam konteks ketahanan pangan," ujar Bayu, seperti dilansir Koran Tempo edisi Selasa 2 Maret 2020.

Menurut Bayu, beberapa pengusaha asing tertarik untuk menggarap pasar agribisnis dalam negeri, seperti asal India dan Arab Saudi. Bahkan, kata dia, pengusaha Arab Saudi tengah mencari lahan seluas 300 hingga 400 ribu hektare di sekitar Jawa Barat untuk ditanam alpukat.

Menurut dia, hal tersebut menunjukkan investasi sektor hortikultura sangat menjanjikan. Bayu menyebutkan setidaknya ada enam poin fitur dari hortikultura dalam negeri yang bisa dikembangkan.

Pertama, jumlah petani hortikulutura saat ini sebanyak 10,1 juta, yang mana sebanyak 6 juta di antaranya berada di Jawa. Namun, kata Bayu, jumlah perusahaan hortikultura masih terbatas. Kedua, karakter tanaman tahunan sayur dan buah dalam negeri berbeda. Ketiga, produk hortikultura cukup beragam, super intensive processes dan padat karya karena kegiatan industrialnya terletak pada proses, bukan produk.

Keempat, sebanyak 70 persen produk hortikultura dikonsumsi segar. Kelima, produksinya cenderung dekat dengan pusat konsumsi, tetapi tidak dalam satu kawasan. Terakhir, pasarnya sudah teebentuk, sehingga potensi pengembangannya besar. Adapun investasi jalur baru yang bisa dikembangkan adalah investasi konsolidasi kawasan dengan pendekatan intiplasma. Selain itu, investasi industri hortikultura dengan konsep green house, bertani dalam gedung, atau urban agrikultur. Terakhir, investasi untuk produk baru.

"Peluang untuk mengembangkan ketahanan pangan sangat terbuka, antara lain unconventional yaitu investasi di hortikultura," ujar Bayu.

Ketua Umun Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (GAPMMI) Adhi Lukman mengatakan salah satu contoh produk hortikultura yang bisa dikembangkan adalah cabai. Menurut dia, selama ini pasokan cabai sering terjadi polemik, yang mana tumbuhnya hanya musiman. Sehingga, harga cabai cenderung jatuh saat panen, bahkan tak sedikit yang terbuang karena tak terjual. Setelah musim panen berlalu, harga kembali naik perlahan.

Berita terkait

Mendag Zulkifli Hasan Sebut Neraca Perdagangan Indonesia Surplus US$ 4,47 Miliar, Impor Barang Modal Laptop Anjlok

3 hari lalu

Mendag Zulkifli Hasan Sebut Neraca Perdagangan Indonesia Surplus US$ 4,47 Miliar, Impor Barang Modal Laptop Anjlok

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan klaim neraca perdaganga Indonesia alami surplus, ada beberapa komoditas yang surplus dan ada beberapa yang defisit.

Baca Selengkapnya

LPEI dan Diaspora Indonesia Buka Akses Pasar UKM Indonesia ke Kanada

6 hari lalu

LPEI dan Diaspora Indonesia Buka Akses Pasar UKM Indonesia ke Kanada

Kolaborasi LPIE dengan institusi pemerintahan membawa mitra binaan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) LPEI untuk pertama kalinya menembus pasar ekspor ke Kanada.

Baca Selengkapnya

Ekspor Maret 2024 Naik 16,4 Persen tapi Tetap Anjlok Dibanding Tahun Lalu

6 hari lalu

Ekspor Maret 2024 Naik 16,4 Persen tapi Tetap Anjlok Dibanding Tahun Lalu

BPS mencatat nilai ekspor Indonesia pada Maret 2024 naik 16,40 persen dibanding Februari 2024. Namun anjlok 4 persen dibanding Maret 2023.

Baca Selengkapnya

BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen

6 hari lalu

BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen

Badan Pusat Statistik atau BPS mengungkapkan terjadi lonjakan impor serealia pada Maret 2024. BPS mencatat impor beras naik 2,29 persen. Sedangkan impor gandum naik 24,54 persen.

Baca Selengkapnya

BPS Sebut Iran dan Israel Bukan Mitra Utama Dagang RI: Dampak Konflik Tak Signifikan

6 hari lalu

BPS Sebut Iran dan Israel Bukan Mitra Utama Dagang RI: Dampak Konflik Tak Signifikan

BPS menilai dampak konflik geopolitik antara Iran dan Israel tak berdampak signifikan terhadap perdangan Indonesia. Begini penjelasan lengkapnya.

Baca Selengkapnya

Indonesia Targetkan Nilai Ekspor Kopi ke Mesir Tahun Ini Tembus Rp 1,5 Triliun

6 hari lalu

Indonesia Targetkan Nilai Ekspor Kopi ke Mesir Tahun Ini Tembus Rp 1,5 Triliun

Atase Perdagangan Kairo, M Syahran Bhakti berharap eksportir kopi Indonesia dapat memenuhi permintaan dari Mesir pada 2024 ini di atas Rp 1,5 triliun.

Baca Selengkapnya

Demi Lobster Kawan Vietnam

7 hari lalu

Demi Lobster Kawan Vietnam

Pemerintah membuka kembali keran ekspor lobster dengan syarat para pengusaha membudidayakannya di sini atau di Vietnam-tujuan utama ekspor lobster.

Baca Selengkapnya

Kemendag Dorong Produk Pertanian Indonesia Masuk Pasar Australia, Manggis Paling Diminati

7 hari lalu

Kemendag Dorong Produk Pertanian Indonesia Masuk Pasar Australia, Manggis Paling Diminati

Kementerian Perdagangan (Kemendag) melalui Atase Perdagangan RI di Canberra berupaya mendorong para pelaku usaha produk pertanian Indonesia memasuki pasar Australia.

Baca Selengkapnya

Konflik Iran-Israel, Indonesia Perlu Tingkatkan Ekspor untuk Cegah Kenaikan Harga Komoditas

8 hari lalu

Konflik Iran-Israel, Indonesia Perlu Tingkatkan Ekspor untuk Cegah Kenaikan Harga Komoditas

Indonesia perlu meningkatkan volume ekspor untuk menghindari kenaikan harga komoditas akibat konflik Iran-Israel.

Baca Selengkapnya

Bos Freeport Sebut Progres Proyek Smelter Gresik Sudah Capai 94 Persen

18 hari lalu

Bos Freeport Sebut Progres Proyek Smelter Gresik Sudah Capai 94 Persen

Dirut PT Freeport Indonesia Tony Wenas mengungkap progres proyek smelter tembaga di Java Integrated Industrial and Ports Estate (JIIPE), Gresik.

Baca Selengkapnya