Kisah Tarik Ulur di Balik Penundaan Pelarangan Truk Overload

Senin, 24 Februari 2020 17:24 WIB

Muatan truk yang berupa bahan material bata press patah berjatuhan dari truk di Jalan Margonda, Depok, 16 Mei 2017. Patahnya ar roda truk diduga karena kelebihan muatan. Tempo/Gunawan Wicaksono

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah akhirnya sepakat menunda larangan penggunaan truk Over Dimension Over Load (ODOL) alias truk obesitas sampai 1 Januari 2023. Penundaan diambil karena permintaan dari sejumlah pengusaha yang belum siap dengan larangan tersebut.

"Ini memang satu keputusan yang diambil dengan mempertimbangkan semua aspek," kata Ketua Umum Himpunan Kawasan Industri (HKI) Sanny Iskandar saat ditemui usai rapat soal larangan truk obesitas di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Jakarta Selatan, Senin, 24 Februari 2020.

Dua dari kelompok industri yang menyatakan keberatan adalah industri semen serta industri pulp dan kertas. Menurut Sanny, kedua industri ini mewakili kelompok industri yang membawa barang logistik dengan volume yang berat. Sementara itu, industri lainnya juga menyatakan keberatan karena butuh waktu mempersiapkan truk yang tidak tergolong obesitas.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi sebenarnya mengusulkan larangan penggunaan truk obesitas mulai 2021. Salah satu alasannya karena truk obesitas mengganggu lalu lintas jalan dan rawan terjadi kecelakaan.

Akan tetapi, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita malah meminta penundaan hingga 2024. Setelah mereka bertemu, disepakatilah jalan tengah pelarangan dilakukan per awal 2023. Meski begitu, penerapan larangan ini akan dilakukan bertahap sampai dilarang total pada 2023.

Advertising
Advertising

Sanny membenarkan, industri semen dan industri kertas menjadi dua pihak yang meminta pemberlakuan larangan paling akhir. Menurut dia, rapat yang mempertemukan para pengusaha dan pemerintah ini juga dihadiri oleh Direktur Eksekutif Asosiasi Pulp dan Kertas Indonesia (APKI) Liana Bratasida. Di depan para menteri, Liana pun menyampaikan bahwa akan ada kenaikan biaya logistik 30 persen di industri kertas dengan adanya larangan ini.

Selain itu, kata Sanny, peserta rapat mengusulkan agar pemerintah memberlakukan pengawasan truk obesitas secara elektronik. Sebab, selama ini jumlah petugas kepolisian terbatas. Sehingga, sejumlah pengusaha pun kucing-kucingan saat menggunakan truk obesitas untuk mengangkut muatan mereka.

Memang masih ada pengusaha truk yang membeli dan menggunakan truk yang tidak obesitas, sesuai aturan Kementerian Perhubungan. Akan tetapi mereka justru rugi karena kalah bersaing dengan pengusaha lain yang masih nakal. "Akhirnya, lama-lama dia enggak mau ikuti aturan, nunggu saja terus, sampai ada kepastian," kata Sanny.

Tapi kini, kesepakatan telah dicapai antara pengusaha dan pemerintah untuk memberlakukan larangan penggunaan truk Over Dimension Over Load (ODOL) mulai 2023. Sanny pun berharap semua pengusaha menjalankan kewajiban ini. "Sebaiknya jangan (ditunda) lagi, sehingga ada kepastian hukum bagi pengusaha truk juga," ujarnya.

Berita terkait

Impor Turun, Mendag Zulkifli Hasan: Produksi Menurun

1 hari lalu

Impor Turun, Mendag Zulkifli Hasan: Produksi Menurun

Menteri Perdagangan Indonesia, Zulkifli Hasan mengatakan ada penurunan impor non-migas pada April 2024.

Baca Selengkapnya

Pemerintahan Jokowi Targetkan Indonesia Masuk OECD dalam Tiga Tahun

2 hari lalu

Pemerintahan Jokowi Targetkan Indonesia Masuk OECD dalam Tiga Tahun

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, yang bertugas sebagai Ketua Pelaksana Percepatan Keanggotaan OECD, tengah merancang memorandum.

Baca Selengkapnya

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Indef: Kalah Bersaing dengan Produk Luar

4 hari lalu

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Indef: Kalah Bersaing dengan Produk Luar

Senior Ekonom The Institute Economics of Finance (INDEF) Tauhid Ahmad menanggapi tutupnya pabrik sepatu Bata.

Baca Selengkapnya

Pabrik Sepeda Motor Listrik Yadea Teknologi Indonesia di Karawang Bakal Serap 3.000 Tenaga Kerja

4 hari lalu

Pabrik Sepeda Motor Listrik Yadea Teknologi Indonesia di Karawang Bakal Serap 3.000 Tenaga Kerja

Pabrik sepeda motor listrik PT Yadea Teknologi Indonesia mulai dibangun di Kawasan Industri Suryacipta Kabupaten Karawang, Jawa Barat.

Baca Selengkapnya

Diincar Jerman, Penghiliran Nikel Jalan Terus

7 hari lalu

Diincar Jerman, Penghiliran Nikel Jalan Terus

Pemerintah Jerman masih menginginkan produk nikel mentah Indonesia. Namun pemerintah Indonesia tetap akan jalankan penghiliran industri nikel.

Baca Selengkapnya

Ceria Berkomitmen Kembangkan Industri Nikel Berkelanjutan

11 hari lalu

Ceria Berkomitmen Kembangkan Industri Nikel Berkelanjutan

Ceria menegaskan komitmennya dalam mendukung industri nikel berkelanjutan dan memperkuat posisinya dalam rantai pasokan global baterai EV.

Baca Selengkapnya

IPA Convex ke-48 Dihelat Pekan Depan, Ingin Menarik Kembali Investasi Migas ke Indonesia

11 hari lalu

IPA Convex ke-48 Dihelat Pekan Depan, Ingin Menarik Kembali Investasi Migas ke Indonesia

IPA Convex ke-48 bertema Gaining Momentum to Advice Sustainable Energy Security in Indonesia and The Region.

Baca Selengkapnya

Pabik Sepatu Bata Tutup, Kemenperin: Rugi atau Strategi Bisnis?

11 hari lalu

Pabik Sepatu Bata Tutup, Kemenperin: Rugi atau Strategi Bisnis?

Kementerian Perindustrian mengaku belum mengetahui penyebab tutupnya pabrik sepatu Bata di Purwakarta, Jawa Barat.

Baca Selengkapnya

Siapa Sebenarnya Pemilik Sepatu Bata yang Pabriknya Tutup di Purwakarta?

12 hari lalu

Siapa Sebenarnya Pemilik Sepatu Bata yang Pabriknya Tutup di Purwakarta?

Bata telah melakukan berbagai upaya selama empat tahun terakhir di tengah kerugian dan tantangan industri.

Baca Selengkapnya

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Aprisindo: Pengetatan Impor Mempersulit Industri Alas Kaki

12 hari lalu

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Aprisindo: Pengetatan Impor Mempersulit Industri Alas Kaki

Asosiasi Persepatuan Indonesia menanggapi tutupnya pabrik sepatu Bata. Pengetatan impor mempersulit industri memperoleh bahan baku.

Baca Selengkapnya