Aset Merosot, Asabri Ubah Strategi Investasi Jadi Konservatif

Reporter

Caesar Akbar

Editor

Rahma Tri

Rabu, 19 Februari 2020 13:58 WIB

Aktivitas pelayanan nasabah PT Asuransi Sosial Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (Asabri) di Jakarta, Rabu, 15 Januari 2020. Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) menemukan kejanggalan dalam audit investasi. Tempo/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama PT Asuransi Sosial Angkatan Bersenjata Republik Indonesia atau Asabri, Sonny Widjaja, mengatakan perseroan akan mengubah strategi investasinya. Perubahan strategi itu dilakukan untuk memulihkan kinerja keuangan dan aset yang sebelumnya merosot akibat investasi di saham dan reksa dana berkualitas rendah.

"Kami akan melakukan pemetaan aset investasi yang tidak produktif dan mengubah strategi investasi dari agresif ke konservatif," ujar Sonny dalam rapat bersama Komisi VI Dewan Perwakilan Rakyat di Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu, 19 Februari 2020.

Dalam paparannya, Sonny mengatakan secara umum perusahaan mengalami kondisi pendapatan premi lebih kecil dibanding beban klaim dan cadangan polis masa depan. Selain itu, juga ada manfaat yang tidak dicover oleh premi.

Karena penerimaan premi yang lebih kecil daripada beban klaim dan beban liabilitas manfaat polis masa depan, Sonny mengatakan Asabri mengalami negative underwriting. Adapun negative underwriting itu sudah dimulai sejak 1976. Untuk mengatasi persoalan itu lah, kata Sonny, perseroan memerlukan portofolio investasi yang agresif. "Namun, kondisi pasar modal yang tidak kondusif di negative underwriting 2018 dan 2019, menyebabkan terjadinya penurunan nilai saham," tutur dia.

Adanya penurunan nilai saham dan reksa dana tersebut menyebabkan total aset Asabri dari pengelolaan THT (Tabungan Hari Tua), JKK (Jaminan Kecelakaan Kerja), dan JKM (Jaminan Kematian) pun merosot dari total Rp 19,4 triliun pada 2018 menjadi Rp 10,6 triliun pada 2019. Sementara aset dari pengelolaan dana Akumulasi Iuran Pensiun juga melorot dari Rp 26,9 triliun pada 2018 menjadi Rp 18,9 trlliun pada 2019.

Berdasarkan laporan perseroan, portofolio investasi Asabri dari pengelolaan THT, JKK, JKm per Desember 2019 adalah 14,53 persen atau Rp 1,29 triliun untuk saham dan 20,57 persen atau Rp 4,16 triliun untuk reksa dana. Sedangkan untuk investasi dari pengelolaan AIP adalah sebesar 14,54 persen atau sekitar Rp 2,48 triliun untuk saham dan 49,6 persen atau senilai Rp 4,09 triliun untuk reksa dana.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), harga saham-saham yang menjadi portofolio Asabri berguguran, bahkan penurunannya mencapai lebih dari 90 persen sepanjang tahun lalu. Total ada 14 saham emiten yang dikoleksi perseroan. Penurunan harga saham drastis itu di antaranya terjadi pada saham PT SMR Utama Tbk (SMRU) sebesar 92,31 persen ke posisi Rp 50, dimana perseroan memiliki porsi saham 6,61 persen.

Sejumlah saham lainnya yang dikoleksi dan mengalami penurunan adalah PT Alfa Energi Investama Tbk (FIRE), PT Inti Agri Resources Tbk (IIKP), PT Hanson International Tbk (MYRX), dan PT Pool Advista Finance Tbk (POOL).

CAESAR AKBAR | KORAN TEMPO

Berita terkait

LPEM UI: Proyeksi Ekonomi RI Tumbuh 5,15 Persen di Kuartal I 2024

5 jam lalu

LPEM UI: Proyeksi Ekonomi RI Tumbuh 5,15 Persen di Kuartal I 2024

Perayaan bulan suci Ramadan dan hari raya Idul Fitri juga dapat memacu pertumbuhan ekonomi domestik lebih lanjut.

Baca Selengkapnya

Bendesa Adat Diduga Peras Pengusaha Rp 10 Miliar, Seperti Apa Perannya dalam Izin Investasi di Bali?

12 jam lalu

Bendesa Adat Diduga Peras Pengusaha Rp 10 Miliar, Seperti Apa Perannya dalam Izin Investasi di Bali?

Kejaksaan Tinggi Bali menangkap seorang Bendesa Adat karena diduga telah memeras seorang pengusaha untuk rekomendasi izin investasi.

Baca Selengkapnya

Basuki Hadimuljono Pastikan Groundbreaking Keenam di IKN Setelah World Water Forum 2024 Digelar

1 hari lalu

Basuki Hadimuljono Pastikan Groundbreaking Keenam di IKN Setelah World Water Forum 2024 Digelar

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan groundbreaking keenam di IKN dilakukan akhir Mei atau awal Juni 2024.

Baca Selengkapnya

Freeport: dari Kasus Papa Minta Saham sampai Pujian Bahlil pada Jokowi

1 hari lalu

Freeport: dari Kasus Papa Minta Saham sampai Pujian Bahlil pada Jokowi

Saham Freeport akhirnya 61 persen dikuasai Indonesia, berikut kronologi dari jatuh ke Bakrie sampai skandal Papa Minta Saham Setya Novanto.

Baca Selengkapnya

Delegasi Uni Eropa Kunjungi IKN untuk Jajaki Peluang Investasi

1 hari lalu

Delegasi Uni Eropa Kunjungi IKN untuk Jajaki Peluang Investasi

Delegasi Uni Eropa mengunjungi Ibu Kota Nusantara (IKN) untuk penjajakan peluang investasi.

Baca Selengkapnya

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

2 hari lalu

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

Menteri Bahlil membantah investasi di Indonesia selama ini dikuasai oleh Cina, karena pemodal terbesar justru Singapura.

Baca Selengkapnya

Kejati Bali Lakukan OTT Anggota Bendesa Adat yang Diduga Lakukan Pemerasan Investasi

2 hari lalu

Kejati Bali Lakukan OTT Anggota Bendesa Adat yang Diduga Lakukan Pemerasan Investasi

Kejati Bali melakukan operasi tangkap tangan (OTT) terhadap oknum Bendesa Adat di Bali. Bendesa itu diduga melakukan pemerasan investasi.

Baca Selengkapnya

Apple dan Microsoft Bilang ke Jokowi Mau Investasi di Indonesia, Ahli ICT Beri Catatan Ini

2 hari lalu

Apple dan Microsoft Bilang ke Jokowi Mau Investasi di Indonesia, Ahli ICT Beri Catatan Ini

Ahli ini menyatakan tak anti investasi asing, termasuk yang dijanjikan datang dari Apple dan Microsoft.

Baca Selengkapnya

Rencana Investasi Microsoft Senilai Rp 27,6 Triliun, Pengamat: Harus Jelas Pembuktiannya

2 hari lalu

Rencana Investasi Microsoft Senilai Rp 27,6 Triliun, Pengamat: Harus Jelas Pembuktiannya

Rencana investasi Microsoft itu diumumkan melalui agenda Microsoft Build: AI Day yang digelar di Jakarta.

Baca Selengkapnya

Samuel Sekuritas: IHSG Sesi I Ditutup Mengecewakan, Sejumlah Saham Bank Big Cap Rontok

2 hari lalu

Samuel Sekuritas: IHSG Sesi I Ditutup Mengecewakan, Sejumlah Saham Bank Big Cap Rontok

IHSG turun cukup drastis dan menutup sesi pertama hari Ini di level 7,116,5 atau -1.62 persen dibandingkan perdagangan kemarin.

Baca Selengkapnya