Kejar Target Pendapatan Rp 12,8 Triliun, Ini Kiat Angkasa Pura II
Reporter
Muhammad Hendartyo
Editor
Rahma Tri
Minggu, 16 Februari 2020 15:05 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - PT Angkasa Pura II (Persero) mengincar target pendapatan total sebesar Rp 12,8 triliun pada 2020. Sebanyak 1 persen di antaranya, atau sekitar Rp 130 miliar, akan dikejar dari Adjacent Business alias lini bisnis baru.
President Director PT Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin mengatakan, Adjacent Business bisa diartikan sebagai diciptakannya lini bisnis baru untuk meraih pasar yang juga baru. Hal ini dilakukan guna memperkuat bisnis inti PT Angkasa Pura II sebagai pengelola bandara.
“Kami menyebutnya dengan Legacy Business yang dikontribusikan dari Aeronautica Legacy dan Non-aeronautica Legacy,” ujar Awaluddin melalui rilis, Ahad 16 Fabruari 2020.
Ia menjelaskan, penerapan Adjacent Business adalah untuk menghasilkan pendapatan dari lini bisnis baru di Aeronautika dan Non-aeronautika. Melalui konsep Adjacent Business itu, kata dia, PT Angkasa Pura II akan menghasilkan New Wave Business yaitu pendapatan dari bisnis Aeronautica New Wave dan Non-aeronautiva New Wave.
"Kami tidak menjauh dari bisnis inti. Portofolio usaha perseroan kini bukan hanya Aero dan Non-aero saja, tapi telah secara serius dan terintegrasi masuk ke area bisnis Beyond The Core," ujar dia.
Awaluddin menilai jika hanya mengandalkan bisnis inti, maka BUMN ini akan tumbuh secara natural saja. Tetapi, kata dia, jika Angkasa Pura II mengimplementasikan Adjacent Business, maka pertumbuhannya akan lebih cepat.
Adapun Adjacent Business yang telah dijalankan pada tahun ini adalah memperkuat portofolio dari lima anak usaha, mengembangkan bisnis bengkel pesawat (Maintenance, Repair & Overhaul/MRO), dan program strategic partnership Bandara Kualanamu. “Konsep Adjacent Business ini merupakan pengembangan portofolio bisnis sebagai bagian dari Transformasi Bisnis dan Portofolio Usaha yang dicanangkan sejak 2016,” Awaluddin menambahkan.
Menurut dia, selama ini bisnis inti Angkasa Pura dihasilkan dari bisnis Aeronautika dan Non-aeronautika yang sudah dilakukan berpuluh-puluh tahun. Bisnis konservatif ini antara lain melalui pengelolaan bandara, peningkatan kapasitas bandara dan pembentukan kawasan khusus di bandara.