Kominfo Didesak Batalkan Proyek Satelit Internet Cepat Satria

Minggu, 9 Februari 2020 08:59 WIB

Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara menandatangani Perjanjian Kerjasama, Perjanjian Penjaminan, dan Perjanjian Regres Proyek Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU) pada Proyek Satelit Satria di Museum Nasional, Jakarta. Jumat, 3 Mei 2019. dok. Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian.

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Komunikasi dan Informatika atau Kementerian Kominfo didesak membatalkan proyek Satelit Republik Indonesia (Satria) menyusul belum diperolehnya pendanaan proyek tersebut.

Direktur Center For Budget Analysis (CBA), Uchok Sky Khadafi, mengatakan jika pemerintah tidak bisa mendapatkan pendanaan, sudah seharusnya Kemenkominfo membatalkan program satelit yang dikelola oleh Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi atau Bakti tersebut.

Pasalnya, Uchok yakin dana USO yang didapatkan oleh Bakti tidak mencukupi untuk membayar kewajiban pembiayaan satelitnya dan akhirnya Kemenkominfo mencarikan pembiayaan. "Jika memang tidak sanggup mencari dana, mending dibatalkan saja proyek satelit Bakti jika memang tidak sanggup mencari dana,” kata Uchok, Sabtu, 8 Februari 2020.

Seperti diketahui, demi memenuhi komitmen peluncuran Satelit Satria era Menkominfo Rudiantara, Kemenkominfo terus berusaha untuk mencari pembiayaannya. Hal ini terkuak ketika rapat kerja Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G Plate dengan Komisi I DPR-RI.

Menteri Johnny mengatakan Kemenkominfo menargetkan financial closing selesai dilakukan kuartal I/2020. Padahal financial closing pengadaan dan peluncuran seharusnya selesai pada 2019, sehingga perakitan dapat dilakukan pada akhir Desember 2019 yang lalu.

Advertising
Advertising

Uchok menilai, dalam mengelola satelit untuk daerah USO, seharusnya Bakti yang mengambil peran lebih dengan memanfaatkan dana USO yang ada. "Bukan malah menyerahkan kepada swasta dan membebankan kepada negara."

Logikanya, kata Uchok, jika Bakti masih mencari investor untuk proyek Satria artinya ini adalah proyek yang ekonomis. Karena proyek ekonomis, seharusnya tidak layak dibiayai dengan dana USO.

Lebih jauh, Uchok meminta Bakti tidak menjerumuskan Menkominfo dengan mencarikan pendanaan dari swasta yang akan membebani anggaran negara di kemudian hari. “Pemerintah harusnya mengoptimalkan pendanaan dari dana USO yang ada. Sehingga tidak membebankan keuangan negara di masa mendatang. Jika tidak ada investor yang mau membiayai investasi tersebut, jangan dipaksakan. Mending dibatalkan saja,” katanya.

Sebelumnya Menkominfo di DPR menyebutkan investasi (capex) untuk pengadaan satelit Sakti yang dimiliki oleh Bakti menelan dana Rp 6,42 triliun. Sementara biaya ketersediaan layanan per tahunnya, Bakti harus mengeluarkan dana paling tidak Rp 1,4 triliun.

Agar satelit Satria ini dapat beroperasi memberikan layanan telekomunikasi, Kemenkominfo juga harus mengeluarkan biaya pengadaan ground segment yang jumlahnya 150 ribu unit. "Biaya pengadaan ground segment ini sangat besar, bisa lebih dari 3 kali biaya ketersediaan layanan satelit, namun sayangnya hal ini tidak pernah diungkap secara terang benderang ke publik," ujar Uchok.

Adapun data 150 ribu titik yang akan dihubungkan Satria masih belum divalidasi kebenarannya. Tidak ada koordinasi antara Bakti dengan pihak calon pengguna Satria. Dengan masih mentahnya perencanaan Bakti, bisa dipastikan utilisasi Satria akan sangat rendah.

Sementara itu, Pemerintah diwajibkan membayar availability payment sebesar Rp 1,4 triliun per tahun selama 15 tahun kepada konsorsium pemenang proyek Satria. "Beda cerita jika Bakti menyewa kapasitas satelit sesuai kebutuhan, dimana pembayaran juga dilakukan sesuai dengan kapasitas satelit yang terpakai," ujar Uchok.

Menurut Bakti harusnya bisa belajar dari proyek Palapa Ring yang telah mereka gelar di 57 Kabupaten/ Kota. Hingga saat ini, utilisasi Palapa Ring masih sangat rendah. "Palapa Ring Barat hanya terutilisasi 27 persen, Palapa Ring Tengah baru terutilisasi 7,6 persen, sedangkan utilisasi Palapa Ring Timur adalah 0 persen," kata Uchok. Walaupun demikian, Pemerintah tetap harus membayar availability payment kepada konsorsium pemenang proyek Palapa Ring.

BISNIS

Berita terkait

Daftar 12 Laboratorium di Indonesia Digital Test House yang Diresmikan Jokowi Hari Ini

10 jam lalu

Daftar 12 Laboratorium di Indonesia Digital Test House yang Diresmikan Jokowi Hari Ini

Indonesia Digital Test House menjadi laboratorium uji perangkat digital terbesar di Asia Tenggara. Simak pesan peresmian Jokowi.

Baca Selengkapnya

Satelit NEO-1 Karya BRIN Masuki Tahap Penyelesaian, Diluncurkan Akhir 2024 atau Awal 2025

15 jam lalu

Satelit NEO-1 Karya BRIN Masuki Tahap Penyelesaian, Diluncurkan Akhir 2024 atau Awal 2025

BRIN mengembangkan konstelasi satelit untuk observasi bumi. Satelit NEO-1 kini memasuki tahap penyelesaian akhir.

Baca Selengkapnya

Jokowi Resmikan Indonesia Digital Test House di Depok

17 jam lalu

Jokowi Resmikan Indonesia Digital Test House di Depok

Presiden Jokowi mengharapkan pembukaan IDHT memperkuat ekosistem digital lokal.

Baca Selengkapnya

Cerita Pemuda Asal Bandung Gunakan Starlink: Unlimited dan Lebih Stabil

1 hari lalu

Cerita Pemuda Asal Bandung Gunakan Starlink: Unlimited dan Lebih Stabil

Melalui situs resminya, Starlink mematok harga layanan internet sebesar Rp 750 ribu per bulan.

Baca Selengkapnya

Kominfo Akan Panggil Penerbit Game Online soal Klasifikasi Umur dan Adegan Berbahaya

1 hari lalu

Kominfo Akan Panggil Penerbit Game Online soal Klasifikasi Umur dan Adegan Berbahaya

Kominfo akan sosialisasi larangan peredaran game online yang memunculkan indikasi kekerasan berupa darah darah hingga soal klasifikasi umur.

Baca Selengkapnya

Kominfo Jamin Keamanan Siber saat Penyelenggaraan World Water Forum di Bali

3 hari lalu

Kominfo Jamin Keamanan Siber saat Penyelenggaraan World Water Forum di Bali

Kominfo menggandeng BSSN untuk menjaga keamanan siber selama penyelenggaraan World Water Forum ke-10 di Bali

Baca Selengkapnya

Ponsel Asing Bakal Disortir Balai Pengujian Perangkat, Dilarang Jual Bila Gagal Uji

3 hari lalu

Ponsel Asing Bakal Disortir Balai Pengujian Perangkat, Dilarang Jual Bila Gagal Uji

Balai Pengujian Perangkat Telekomunikasi di Tapos, Depok, akan menjadi gerbang bagi produk gawai asing yang akan masuk ke pasar Indonesia.

Baca Selengkapnya

Starlink Masuk RI, Kominfo: Kompetisi Bikin Hidup Lebih Hidup, Kita Tidak Berada di Zona Nyaman

4 hari lalu

Starlink Masuk RI, Kominfo: Kompetisi Bikin Hidup Lebih Hidup, Kita Tidak Berada di Zona Nyaman

Kementerian Kominfo yakin kedatangan investor asing seperti Starlink tak akan mengganggu bisnis perusahaan penyedia layanan telekomunikasi eksisting.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Indonesia akan Berangkat ke Australia untuk Belajar Publisher Right

4 hari lalu

Pemerintah Indonesia akan Berangkat ke Australia untuk Belajar Publisher Right

Indonesia akan mempelajari publisher rights langsung dari Australia, negara yang berpengalaman mengatur hubungan pers dan platform digital.

Baca Selengkapnya

Izin Operasi Starlink Rampung, Kominfo: Kecil Peluang Masuk Jakarta

4 hari lalu

Izin Operasi Starlink Rampung, Kominfo: Kecil Peluang Masuk Jakarta

Kominfo akhirnya mengizinkan masuknya layanan Starlink ke Indonesia. Bukan untuk kota besar, Starlink didorong masuk ke wilayah terisolir.

Baca Selengkapnya