Air Mata JB Sumarlin Ketika Ditunjuk Soeharto Jadi Menteri

Reporter

Bisnis.com

Jumat, 7 Februari 2020 07:01 WIB

Presiden Soeharto (kiri) berbincang-bincang dengan Ketua BPK J.B. Sumarlin (tengah) dan anggota BPK, Gandhi, pada acara pelantikan ketua Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dan jajarannya di Istana Negara, Jakarta, 1993. Dok. TEMPO/ Linda Djalil

TEMPO.CO, Jakarta - Bekas Menteri Keuangan JB Sumarlin meninggal di Rumah Sakit Carolus, Jakarta, Kamis siang, 6 Februari 2020 pukul 14.15 WIB. Buku J.B. Sumarlin: Cabe Rawit yang Lahir di Sawah (2012) mencuplik cerita Sumarlin menangis ketika ditunjuk Presiden Soeharto menjadi Menteri pada 1973.

“Doktor Johannes Baptista Sumarlin, saya minta Anda membantu saya di bidang penertiban administrasi pemerintahan dalam jabatan sebagai Men-PAN. Di samping itu, saya juga meminta agar Saudara menjabat sebagai Wakil Ketua Bappenas.”

Kalimat dari Presiden Soeharto kala menunjuk ekonom yang lebih dikenal dengan nama JB Sumarlin untuk bergabung di Kabinet Pembangunan II pada 1973.

Sumarlin awalnya adalah pengajar di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (FEUI). Setelah menyelesaikan pendidikan doktoral di University of Pittsburg pada 1968, dia masuk Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) untuk menjabat Deputi Ketua Bidang Fiskal dan Moneter.

Penunjukannya duduk di kabinet berawal dari telepon Sekretaris Negara Sudharmono pada 25 Maret 1973. Sumarlin dipanggil untuk menghadap Soeharto di Istana Negara pada keesokan harinya.

Setibanya di Istana Negara, dia mendapati banyak orang menerima undangan serupa.

Soeharto kemudian menatap semua mata hadirin untuk meminta kesediaan mereka duduk sebagai menteri dalam Kabinet Pembangunan II. Sumarlin mengaku terkejut dengan permintaan itu.

Mendengar permintaan dari Kepala Negara, air mata Sumarlin menetes. Pipinya basah ketika diminta kesediaannya oleh Presiden Soeharto.

“Saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya, Bapak Presiden. Dan saya akan melaksanakan tugas ini dengan sebaik-baiknya,” ucap pria kelahiran 7 Desember 1932 ini kepada Soeharto.

Sumarlin mengaku tidak memiliki firasat apa-apa atas keputusan Presiden Soeharto memilihnya sebagai menteri. Jabatan Menteri Penertiban dan Pendayagunaan Aparatur Negara diemban selama dua periode atau hingga 1983.

Kebersamaan Sumarlin dengan Soeharto berlanjut hingga 20 tahun. Pada 1983—1988, dia menjabat sebagai Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Ketua Bappenas dilanjutkan dengan posisi sebagai Menteri Keuangan pada 1988—1993.

BISNIS

Berita terkait

Sri Mulyani: Masalah Impor Tidak Hanya Tanggung Jawab Bea Cukai

19 jam lalu

Sri Mulyani: Masalah Impor Tidak Hanya Tanggung Jawab Bea Cukai

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan persoalan impor tidak hanya tanggung jawab Dirjen Bea Cukai.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani dan Airlangga Bebaskan Kontainer yang Tertahan Perizinan Impor

19 jam lalu

Sri Mulyani dan Airlangga Bebaskan Kontainer yang Tertahan Perizinan Impor

Menteri Sri Mulyani dan Airlangga Hartarto melepaskan belasan kontainer yang sempat tertahan persoalan perizinan impor.

Baca Selengkapnya

Faisal Basri Bocorkan Kandidat Menteri Keuangan Kabinet Prabowo-Gibran, Siapa Paling Kuat?

2 hari lalu

Faisal Basri Bocorkan Kandidat Menteri Keuangan Kabinet Prabowo-Gibran, Siapa Paling Kuat?

Sejumlah nama besar masuk dalam bursa calon menteri keuangan untuk kabinet Prabowo-Gibran. Dua sosok dinilai cukup kuat

Baca Selengkapnya

Berakhirnya Kerusuhan Mei 1998, Lengsernya Soeharto Lahirnya Reformasi

3 hari lalu

Berakhirnya Kerusuhan Mei 1998, Lengsernya Soeharto Lahirnya Reformasi

Pada Kamis, 21 Mei 1998, Soeharto mengumumkan pengunduran dirinya dari kursi kepresidenan, menjadi tanda mulainya era reformasi.

Baca Selengkapnya

Menolak Lupa Tragedi Trisakti 1998, Mereka Tewas Ditembak di Dalam Kampus

4 hari lalu

Menolak Lupa Tragedi Trisakti 1998, Mereka Tewas Ditembak di Dalam Kampus

Tragedi Trisakti pada 12 Mei 1998 merupakan peristiwa berdarah menjelang reformasi. Empat mahasiswa Trisakti tewas ditembak di dalam kampus.

Baca Selengkapnya

Tidak Cukup Sri Mulyani, Jokowi akan Turun Tangan Selesaikan Persoalan Bea Cukai

4 hari lalu

Tidak Cukup Sri Mulyani, Jokowi akan Turun Tangan Selesaikan Persoalan Bea Cukai

Bea Cukai terus menuai kecaman publik karena dianggap berkinerja buruk. Sri Mulyani belum berhasil menangani. Kini Jokowi turun tangan.

Baca Selengkapnya

15 Pahlawan Nasional Asal Sumbar: Imam Bonjol, Mohammad Hatta, Rohana Kudus, hingga AK Gani

6 hari lalu

15 Pahlawan Nasional Asal Sumbar: Imam Bonjol, Mohammad Hatta, Rohana Kudus, hingga AK Gani

15 tokoh Sumbar dinobatkan sebagai pahlawan nasional, antara lain Proklamator Mohamad Hatta, Imam Bonjol, Rohana Kudus, Rasuna Said, hingga AK Gani.

Baca Selengkapnya

Napak Tilas Reformasi 1998: Aksi Mahasiswa UI Tolak Pidato Presiden, Tragedi Trisakti, sampai Soeharto Lengser

6 hari lalu

Napak Tilas Reformasi 1998: Aksi Mahasiswa UI Tolak Pidato Presiden, Tragedi Trisakti, sampai Soeharto Lengser

Aksi mahasiswa UI menolak pidato pertanggung jawaban Presiden Soeharto. Berikut berbagai peristiwa mengiringi Reformasi 1998.

Baca Selengkapnya

Hari-hari Usai 12 Mei 1998, Tragedi Trisakti yang Berujung Reformasi

6 hari lalu

Hari-hari Usai 12 Mei 1998, Tragedi Trisakti yang Berujung Reformasi

Lahirnya reformasi 21 Mei 1998 tidak terlepas dari serangkaian peristiwa yang terjadi sebelumnya yang diwarnai darah tumpah termasuk Tragedi Trisakti.

Baca Selengkapnya

Prabowo Sebut Sukarno Bukan Milik Satu Partai, Apa Tanggapan PDIP?

6 hari lalu

Prabowo Sebut Sukarno Bukan Milik Satu Partai, Apa Tanggapan PDIP?

Basarah menganggap pernyataan Prabowo itu membuktikan keberhasilan PDIP mengembalikan status, peran, dan nama baik Sukarno.

Baca Selengkapnya