Virus Corona Pukul Cina, Sri Mulyani: Kuartal I Sangat Sulit

Senin, 3 Februari 2020 15:18 WIB

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam acara Bank Dunia di Energy Building, SCBD, Jakarta, Kamis, 30 Januari 2020. Tempo/Fajar Pebrianto

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, wabah Virus Corona di Cina maka memberikan pukulan tersendiri bagi berbagai sektor di negara tersebut. Namun ia menuturkan pada kuartal satu tahun 2020, situasi yang terjadi pada Negeri Tirai Bambu itu juga akan berdampak langsung bagi perekonomian seluruh negara di dunia.

"Tapi rasanya Q1 akan sangat sulit, dan nanti akan pengaruhnya kepada seluruh dunia termasuk Indonesia termasuk jalur tourism, harga komoditas dan ekspor, dan secara umum terganggu," kata Sri Mulyani usai memberikan kuliah umum di UI Salemba, Jakarta, Senin, 3 Februari 2020.

Ia menjelaskan, bahwa perekonomian di Cina akan sangat terpukul dengan adanya Virus Corona karena banyak akses yang ditutup oleh negara lain, sehingga ekspornya akan turun. "Dari sisi domestik konsumsinya juga akan turun cukup panjang," ujarnya.

Meski begitu, Sri Mulyani yakin bagi pemerintah Cina tidak akan diam dengan kondisi perekonomiannya terganggu karena wabah virus Corona. Sehingga ia memperkirakan, Negeri Tirai Bambu akan menyiapkan kebijakan untuk memperbaiki perekonomiannya dalam pelemahan. "Ini masa untuk penanganan dari Corona di kota-kota, dan provinsi masing-masing di sana (Cina)."

Sebelumnya, Direktur PT Anugerah Mega Investama Hans Kwee menilai pasar dunia sempat pulih di tengah pekan setelah WHO mengumumkan darurat kesehatan global akibat virus korona. WHO tidak merekomendasikan pembatasan perjalanan ke Cina dan menyampaikan Cina memiliki situasi yang terkendali.

Di belahan dunia lain langkah penanganan sudah dilakukan di Amerika Serikat (AS) di mana Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat telah memerintahkan karantina semua orang yang dipulangkan dari Cina ke sebuah pangkalan udara di California.

Menurutnya pelemahan bursa Wall Street sedikit tertahan juga karena Direktur CDC Robert Redfield menyatakan dampak risiko virus corona terhadap AS tergolong rendah. Redfield perkirakan dampak Virus Corona akan lebih besar dibanding wabah SARS sebelumnya yang menewaskan 800 orang di 2002 sampai 2003.

Waktu itu, menurut Redfield, penanggulangan wabah SARS membutuhkan dana kurang lebih US$ 33 miliar. "Situasi saat ini berbeda karena China punya perekonomian yang sangat besar, maka kemungkinan butuh dana yang lebih besar dan akan mengganggu ekonomi dunia," katanya, Sabtu, 1 Februari 2020.

Sementara itu hingga Senin, 3 Februari 2020 jumlah korban tewas akibat wabah mematikan Virus Corona telah mencapai 361 orang di Cina, dan kasus terbanyak terjadi di Provinsi Hubei.

BISNIS

Berita terkait

Sri Mulyani dan Presiden ADB Bahas Mekanisme Transisi Energi: Kita Mulai Bicara yang Konkret

2 menit lalu

Sri Mulyani dan Presiden ADB Bahas Mekanisme Transisi Energi: Kita Mulai Bicara yang Konkret

Sri Mulyani Indrawati dan Presiden ADB Masatsugu Asakawa membahas lebih lanjut program Mekanisme Transisi Energi (ETM) ADB untuk Indonesia.

Baca Selengkapnya

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

12 jam lalu

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Pemerintah Jepang menanggapi komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor penghambat pertumbuhan ekonomi di Cina, India dan Jepang.

Baca Selengkapnya

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

17 jam lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya

Soal Internet di Cina, Kampanye Larangan Tautan Ilegal hingga Mengenai Pendapatan Periklanan

17 jam lalu

Soal Internet di Cina, Kampanye Larangan Tautan Ilegal hingga Mengenai Pendapatan Periklanan

Komisi Urusan Intenet Pusat Cina telah memulai kampanye nasional selama dua bulan untuk melarang tautan ilegal dari sumber eksternal di berbagai media

Baca Selengkapnya

Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

18 jam lalu

Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

Wakil Ketua KPK, Alexander Marwata mengaku tidak mengetahui ihwal penyidik meminta Bea Cukai untuk paparan dugaan ekspor nikel ilegal ke Cina.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Waspadai Dampak Kenaikan BI Rate terhadap APBN

20 jam lalu

Sri Mulyani Waspadai Dampak Kenaikan BI Rate terhadap APBN

Menkeu Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan ada dampak kenaikan BI Rate ke level 6,25 persen terhadap APBN, terutama penerimaan pajak.

Baca Selengkapnya

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

22 jam lalu

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

Cina menjadi salah satu negara yang bisa mengurangi dampak polusi udaranya secara bertahap. Mengikis dampak era industrialisasi.

Baca Selengkapnya

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

1 hari lalu

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

Menlu Selandia Baru menggambarkan hubungan negaranya dengan Cina sebagai hubungan yang "rumit".

Baca Selengkapnya

LPEM FEB UI Perkirakan Pertumbuhan Ekonomi Kuartal Pertama 5,15 Persen

1 hari lalu

LPEM FEB UI Perkirakan Pertumbuhan Ekonomi Kuartal Pertama 5,15 Persen

Pemilu dan beberapa periode libur panjang seperti lebaran berpotensi mendorong konsumsi dan pertumbuhan ekonomi pada kuartal pertama 2024.

Baca Selengkapnya

17 Bandara Internasional Dipangkas, Bagaimana Dampaknya ke Pertumbuhan Ekonomi Daerah?

1 hari lalu

17 Bandara Internasional Dipangkas, Bagaimana Dampaknya ke Pertumbuhan Ekonomi Daerah?

Direktur Utama InJourney Airports, Faik Fahmi mengatakan pemangkasan jumlah bandara internasional tidak bepengaruh signifikan ke ekonomi daerah.

Baca Selengkapnya