Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan, memberi penjelasan setelah mendapat laporan soal kasus dugaan korupsi PT Asabri (Persero) di kantornya, Jakarta Pusat, Kamis, 16 Januari 2020. Tempo/Fajar Pebrianto
Tempo.Co, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan akan menggeber percepatan target produksi siap jual atau lifting minyak 1 juta barel per hari. Ia meminta target itu dipercepat 5 tahun, yakni dari semula diperkirakan tercapai pada 2030 menjadi 2025.
"Mereka bilang 2030. Saya minta 2025. Saya mau cepat. Kan bagus untuk mengurangi impor energi," katanya di kantor Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Jumat petang, 31 Januari 2020.
Sebagai langkah mencapai akselerasi target lifting, Luhut telah menggelar rapat lanjutan koordinasi bersama Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, SKK Migas, serta PT Pertamina (Persero), kemarin. Rapat itu turut mengundang Komisaris Utama Pertamina Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
Luhut menyatakan telah meminta SKK Migas untuk meningkatkan produksi di 23 sumur eksisting. Salah satu caranyaa dengan penggunaan enhanced oil recovery atau EOR di sumur-sumur eksisting.
Lebih lanjut, Luhut juga meminta SKK Migas mengeksplorasi sumur-sumur baru untuk meningkatkan cadangan minyak. "Potensinya masih besar, bisa 1,7 miliar per barel," ucapnya.
Dikonfrimasi perihal percepatan lifting minyak, Ahok enggan berkomentar. Ia menyebut direksi lebih memiliki wewenang untuk menjelaskan. "Ke direksi saja," ujarnya.
Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto sebelumnya menyatakan kondisi produksi minyak di Indonesia cukup memprihatinkan. Cadangan minyak terus turun sejak tahun 2002.
Dalam catatannya, temuan terbesar terakhir kali ditemukan sekitar 20 tahun silam. "Bendera setengah tiang ini," katanya di Palembang, November 2019 lalu.
Untuk menggenjot angka produksi tersebut salah satu cara yang dilakukan SKK Migas adalah dengan melakukan pencarian sumber migas secara masif. SKK Migas menugaskan PT Elnusa Tbk untuk memburu ladang migas super jumbo di seluruh wilayah Indonesia melalui metode pengukuran 2D Seismic.
Adapun dengan upaya ini, SKK Migas berharap produksi minyak pada 2020 akan mencapai 750 ribu barel per hari. Sedangkan produksi gas menyesuasikan dengan perkiraan 1,2 juta barel setara minyak sehari. Dengan demikian, target produksi migas secara keseluruhan pada 2020 sebesar 2 juta barel setara minyak per hari.