Kesal Dituding Selalu Istimewakan Cina, Luhut: Duit Tak Bertuhan

Jumat, 31 Januari 2020 06:32 WIB

Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan saat perkenalan Menteri Kabinet Indonesia Maju di Veranda Istana Negara, Jakarta, Rabu, 23 Oktober 2019. TEMPO/Subekti

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan kesal ihwal dirinya yang disebut-sebut selalu mengistimewakan investasi dari Cina. Menurut dia, semua calon investor asing selama ini diperlakukan secara setara. "Tetapi orang itu ribut aja soal komunis. Urusannya apa, duit itu tidak bertuhan," ucapnya Jakarta, Kamis, 30 Januari 2020.

Menanggapi tudingan-tudingan yang diarahkan padanya, Luhut menyebutkan hal itu berarti masih banyak orang yang tidak rasional. "Kadang kita tidak rasional. Mau Cina, mau komunis kek, mau kapitalis kek, mau apa ya interest-nya saja. We need money there, we need profit there," ucapnya.

Yang penting, menurut Luhut, semua investor harus mengikuti aturan yang ada di Indonesia. Persyaratan yang harus dipenuhi investor mulai dari syarat penggunaan tenaga kerja lokal, melakukan transfer teknologi, membangun industri yang menghasilkan produk bernilai tambah, dan patuh terhadap aturan lingkungan hidup. "Jadi siapapun yang mau investasi di Indoensia sama perlakuannya," ujarnya.

Luhut menjelaskan, jika seluruh aturan terkait investasi tersebut dipatuhi, maka tenaga kerja lokal akan terus terserap. Namun, hal ini juga tidak bisa direalisasikan dalam empat tahun pertama, karena tenaga kerja di Indonesia belum memiliki keterampilan lebih.

Oleh karena itu, menurut Luhut, yang paling utama adalah investor harus melakukan transfer teknologi. Sebab, bila tidak, jumlah pekerja asal Indonesia akan terus tidak berkembang. "Kami mau pakai anak-anak Indonesia, tidak cukup, akhirnya kita pakai di luar," katanya.

Advertising
Advertising

Namun di saat yang sama, kata Luhut, pemerintah juga terus membangun pendidikan vokasi berbentuk politeknik. "Dosennya dari ITB yang senior. Yang bayar itu pemerintah dan perusahaan, tempat praktiknya di perusahaan itu," ucap Luhut.

Sebelumnya Luhut juga berkali-kali menegaskan komitmennya untuk melindungi dan memberi kemudahan kapada investor Cina. Hal itu ia sampaikan dalam pertemuan dengan sejumlah pengusaha Cina dalam forum The 16th China-Asean Business and Investment Summit 2019 (CABIS), pada pertengahan September tahun lalu.

“Kalau ada masalah investasi di Indonesia jangan ragu-ragu untuk menghubungi saya. Tidak ada masalah yang tidak bisa diselesaikan. Saya pastikan tidak ada lagi pungutan-pungutan biaya yang tidak jelas. Itu sudah instruksi Presiden," tutur Luhut.

Sesi dialog CABIS 2019 yang diadakan di Hotel Grand Metropark, Nanning, Cina, Sabtu 21 September 2019 dihadiri sejumlah pengusaha Cina dan Asean. Sejumlah top CEO hadir, diantaranya Chairman China Datang Corporation Limited Chen Feihu, Vice President of China Communications Construction Company Wen Gang, Chief Economist China Development Bank Liu Yong, Vice President SGMW Automobile Co. Ltd. Yao Zuoping, dan GM PT Well Harvest Winning Alumina Refinery Zang Jinjun.

BISNIS

Berita terkait

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

5 jam lalu

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Pemerintah Jepang menanggapi komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor penghambat pertumbuhan ekonomi di Cina, India dan Jepang.

Baca Selengkapnya

LPEM UI: Proyeksi Ekonomi RI Tumbuh 5,15 Persen di Kuartal I 2024

10 jam lalu

LPEM UI: Proyeksi Ekonomi RI Tumbuh 5,15 Persen di Kuartal I 2024

Perayaan bulan suci Ramadan dan hari raya Idul Fitri juga dapat memacu pertumbuhan ekonomi domestik lebih lanjut.

Baca Selengkapnya

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

10 jam lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya

Soal Internet di Cina, Kampanye Larangan Tautan Ilegal hingga Mengenai Pendapatan Periklanan

11 jam lalu

Soal Internet di Cina, Kampanye Larangan Tautan Ilegal hingga Mengenai Pendapatan Periklanan

Komisi Urusan Intenet Pusat Cina telah memulai kampanye nasional selama dua bulan untuk melarang tautan ilegal dari sumber eksternal di berbagai media

Baca Selengkapnya

Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

11 jam lalu

Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

Wakil Ketua KPK, Alexander Marwata mengaku tidak mengetahui ihwal penyidik meminta Bea Cukai untuk paparan dugaan ekspor nikel ilegal ke Cina.

Baca Selengkapnya

Prabowo-Gibran: Soal Kabinet hingga Pesan dari Luhut

14 jam lalu

Prabowo-Gibran: Soal Kabinet hingga Pesan dari Luhut

Luhut menyampaikan pesannya kepada Prabowo Subianto selaku presiden terpilih periode 2024-2029, untuk tidak membawa orang toxic ke dalam kabinet

Baca Selengkapnya

Respons Jokowi hingga Luhut Soal Komposisi Kabinet Prabowo

15 jam lalu

Respons Jokowi hingga Luhut Soal Komposisi Kabinet Prabowo

Jokowi mengatakan dia dan pihak lain boleh ikut berpendapat jika dimintai saran soal susunan kabinet Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

15 jam lalu

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

Cina menjadi salah satu negara yang bisa mengurangi dampak polusi udaranya secara bertahap. Mengikis dampak era industrialisasi.

Baca Selengkapnya

Sorotan Media Asing Soal Luhut Buka Kemungkinan Kewarganegaraan Ganda bagi Diaspora , Apa Alasan dan Syaratnya?

16 jam lalu

Sorotan Media Asing Soal Luhut Buka Kemungkinan Kewarganegaraan Ganda bagi Diaspora , Apa Alasan dan Syaratnya?

Menkomarinves Luhut Pandjaoitan buka kemungkinan kewarganegaraan ganda untuk diaspora. Apa saja alasan dan syaratnya?

Baca Selengkapnya

Bendesa Adat Diduga Peras Pengusaha Rp 10 Miliar, Seperti Apa Perannya dalam Izin Investasi di Bali?

16 jam lalu

Bendesa Adat Diduga Peras Pengusaha Rp 10 Miliar, Seperti Apa Perannya dalam Izin Investasi di Bali?

Kejaksaan Tinggi Bali menangkap seorang Bendesa Adat karena diduga telah memeras seorang pengusaha untuk rekomendasi izin investasi.

Baca Selengkapnya