Permintaan SBN Ritel Diprediksi Tetap Tinggi

Reporter

Bisnis.com

Kamis, 30 Januari 2020 02:41 WIB

Direktur Jenderal Pengelolaan dan Pembiayaan Risiko Kementerian Keuanan Luky Alfirman saat meluncurkan surat utang berharga negara (SBN) syariah seri Sukuk Tabungn ST-003 di Restoran Bunga Rampai, Jakarta Pusat, Jumat 1 Februari 2019. TEMPO/Dias Prasongko

TEMPO.CO, Jakarta - Tingkat permintaan investor terhadap Surat Berharga Negara (SBN) Ritel diperkirakan akan tetap tinggi pada 2020.

Head of Investment Avrist Asset Management Farash Farich mengatakan permintaan terhadap SBN Ritel sepanjang 2020 diproyeksikan akan tetap solid. Hal tersebut didukung oleh terus turunnya bunga deposito yang membuat kehadiran instrumen alternatif semakin dicari.

“Investor ritel memerlukan alternatif (investasi) dengan imbal hasil yang kompetitif. Kehadiran SBN Ritel dapat memenuhi permintaan ini,” katanya saat dihubungi Bisnis.com, Selasa, 28 Januari 2020.

Dia menuturkan, pelemahan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) juga berpotensi meningkatkan permintaan terhadap SBN Ritel. Pada umumnya, SBN Ritel dicari investor dengan karakteristik berhati-hati dan menghindari risiko yang tinggi.

Selain itu, instrumen investasi jenis ini dicari karena imbal hasil (yield) yang lebih pasti dan dapat ditarik untuk kebutuhan jangka menengah. Berbeda dengan saham yang lebih diperuntukkan bagi investor jangka panjang yang dapat mentoleransi fluktuasi nilai dalam jangka pendek.

“Bisa jadi ada switching (ke SBN Ritel) meskipun segmen investor pada pasar saham dan SBN Ritel agak berbeda,” kata dia.

Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan Luky Alfirman menyampaikan salah satu faktor utama tingginya minat investor adalah imbal hasil yang cukup atraktif.

Jenis SBR, katanya menggunakan prinsip floating with floor. Artinya, jumlah minimal imbal hasil yang didapatkan tidak mengikuti penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI).

Selain itu, investasi jenis ini terbilang lebih aman bila dibandingkan dengan instrumen lain. Pasalnya, penerbitan SBN Ritel dijamin oleh pemerintah melalui Undang-Undang.

"Risiko gagal bayar (default) juga lebih rendah. Selama penerbitan ini kami juga belum pernah mengalami gagal bayar," katanya.

BISNIS

Berita terkait

Harga Minyak Dunia Naik, Sri Mulyani Bisa Tambah Anggaran Subsidi

2 hari lalu

Harga Minyak Dunia Naik, Sri Mulyani Bisa Tambah Anggaran Subsidi

Menteri Keuangan Sri Mulyani bisa melakukan penyesuaian anggaran subsidi mengikuti perkembangan lonjakan harga minyak dunia.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Raup Rp 5,925 Triliun dari Lelang SBSN Tambahan

3 hari lalu

Pemerintah Raup Rp 5,925 Triliun dari Lelang SBSN Tambahan

Pemerintah meraup Rp 5,925 triliun dari pelelangan tujuh seri SBSN tambahan.

Baca Selengkapnya

Kemenkeu Antisipasi Dampak Penguatan Dolar terhadap Neraca Perdagangan

4 hari lalu

Kemenkeu Antisipasi Dampak Penguatan Dolar terhadap Neraca Perdagangan

Kementerian Keuangan antisipasi dampak penguatan dolar terhadap neraca perdagangan Indonesia.

Baca Selengkapnya

Penjualan Ritel Daihatsu pada Maret 2024 Naik 17 Persen

18 hari lalu

Penjualan Ritel Daihatsu pada Maret 2024 Naik 17 Persen

Pada Maret 2024, penjualan ritel Daihatsu tercatat mencapai 17.352 unit atau naik sekitar 17,1 persen dibanding bulan sebelumnya.

Baca Selengkapnya

Estafet Keketuaan ASEAN 2024, Pemerintah RI Beri Hibah Rp 6,5 Miliar ke Laos

24 hari lalu

Estafet Keketuaan ASEAN 2024, Pemerintah RI Beri Hibah Rp 6,5 Miliar ke Laos

Pemerintah RI menyalurkan bantuan Rp 6,5 M kepada Laos untuk mendukung pemerintah negara tersebut sebagai Keketuaan ASEAN 2024.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Sebut Utang Baru yang Ditarik Pemerintah Turun Drastis jadi Rp 72 Triliun

34 hari lalu

Sri Mulyani Sebut Utang Baru yang Ditarik Pemerintah Turun Drastis jadi Rp 72 Triliun

Menteri Keuangan Sri Mulyani melaporkan pemerintah sudah melakukan pencarian utang sebesar Rp 72 triliun per 15 Maret 2024.

Baca Selengkapnya

21 Tahun Museum Layang-Layang Indonesia Mengabadikan Layangan dari Masa ke Masa

35 hari lalu

21 Tahun Museum Layang-Layang Indonesia Mengabadikan Layangan dari Masa ke Masa

Museum Layang-Layang Indonesia memperingati 21 tahun eksistensinya mengabadikan kebudayaan layangan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

5 Negara Favorit Tujuan Jastip

37 hari lalu

5 Negara Favorit Tujuan Jastip

Negara mana saja yang selama ini menjadi tujuan utama untuk jastip?

Baca Selengkapnya

Pembatasan Ketat Barang Bawaan Impor Banyak Dikeluhkan, Ini Reaksi Kemenkeu

44 hari lalu

Pembatasan Ketat Barang Bawaan Impor Banyak Dikeluhkan, Ini Reaksi Kemenkeu

Kemenkeu memastikan aspirasi masyarakat tentang bea cukai produk impor yang merupakan barang bawaan bakal dipertimbangkan oleh pemerintah.

Baca Selengkapnya

KPK Serahkan Barang Rampasan Hasil Perkara Korupsi ke Enam Instansi Pemerintah

47 hari lalu

KPK Serahkan Barang Rampasan Hasil Perkara Korupsi ke Enam Instansi Pemerintah

KPK menyerahkan barang rampasan negara hasil perkara tindak pidana korupsi kepada enam instansi pemerintah.

Baca Selengkapnya