Bursa Saham Eropa Hingga Asia Rontok Tertekan Virus Corona Cina

Reporter

Bisnis.com

Selasa, 21 Januari 2020 16:23 WIB

Pekerja berjalan di dekat monitor pergerakan bursa saham saat pembukaan perdagangan saham tahun 2020 di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis, 2 Januari 2020. ANTARA/Hafidz Mubarak A

TEMPO.CO, Jakarta - Pasar saham global kompak melemah pada perdagangan sore ini, Selasa, 21 Januari 2020, tertekan oleh serangkaian sentimen negatif dari Hong Kong dan China.

Berdasarkan data Bloomberg, indeks futures S&P 500 turun 0,3 persen dan indeks Stoxx Europe 600 melemah 0,7 persen pada pukul 08.03 pagi waktu London (pukul 15.03 WIB). Pada saat yang sama, indeks MSCI Asia Pacific merosot 1 persen.

Pelaku pasar keuangan ramai-ramai menjauhi aset berisiko pada perdagangan di Asia hari ini, di tengah meningkatnya kekhawatiran tentang wabah virus asal China.

Virus corona (coronavirus) yang ditengarai menjadi penyebab wabah penyakit serupa SARS di Wuhan, China, telah kembali memakan korban jiwa dan menginfeksi banyak tenaga medis.

Pejabat kesehatan di kota Wuhan, China, mengkonfirmasikan kematian orang keempat akibat virus ini. Virus ini juga menginfeksi sejumlah pekerja medis, sekaligus meningkatkan risiko menyebarnya penyakit kala jutaan warga bersiap untuk melakukan perjalanan menjelang liburan Tahun Baru Imlek.

Advertising
Advertising

Kabar bertambahnya korban jiwa akibat virus itu menambah keresahan pada pasar, sehari setelah Moody's Investors Service menurunkan peringkat kredit Hong Kong menjadi Aa3 dari Aa2 karena kekacauan politik dalam negeri yang tak juga tampak berujung.

Akibatnya, beragam aset berisiko seperti saham terjungkal. Rata-rata kurs mata uang Asia melemah terhadap dolar AS pada perdagangan hari ini, dipimpin yuan China. Sebaliknya, pamor aset investasi aman (safe haven) seperti yen Jepang dan obligasi naik.

Munculnya wabah penyakit di Cina membangkitkan kekhawatiran atas pengalaman wabah Sindrom Pernapasan Akut Parah, atau SARS, sekitar 17 tahun lalu yang menelan hampir 800 nyawa.

Sebagian pengamat pasar menganggap wabah virus belum menimbulkan ancaman serius. Ada pula yang tidak mengkaitkan virus corona Cina dengan aksi jual hari ini.

“Bagi pasar, pendorong yang lebih signifikan masih merupakan siklus ekonomi dan momentum kinerja korporasi,” ujar Fan Cheuk Wan, kepala strategi pasar Asia di HSBC Private Bank.

“Berdasarkan pengalaman sebelumnya yang kami temui selama periode SARS, dampak virus ini kemungkinan berumur pendek,” tambahnya.

Bagaimana pun, kombinasi meredanya ketegangan perdagangan, awal yang solid untuk musim laporan kinerja korporasi, dan tanda-tanda pertumbuhan global yang mencapai titik terbawahnya (bottom out) telah mendorong bursa saham global berulang kali mencetak rekor.

Bagi banyak investor, rally saham global kemungkinan sudah waktunya untuk berhenti. Sejumlah perusahaan yang akan merilis laporannya di antaranya adalah Netflix, IBM, Procter & Gamble, dan Hyundai.

Pasar dipastikan juga akan menantikan keputusan kebijakan moneter bank-bank sentral di Kanada, Indonesia, dan Eropa, serta pertemuan tahunan Forum Ekonomi Dunia (WEF) di Davos, Swiss, pekan ini.

Berita terkait

IHSG Tutup Sesi Pertama di Zona Hijau, Saham Bank BRI Paling Aktif Diperdagangkan

2 hari lalu

IHSG Tutup Sesi Pertama di Zona Hijau, Saham Bank BRI Paling Aktif Diperdagangkan

IHSG menguat 0,86 persen ke level 7.097,2 dalam sesi pertama perdagangan Senin, 29 April 2024.

Baca Selengkapnya

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

4 hari lalu

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.

Baca Selengkapnya

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

6 hari lalu

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore, ditutup turun mengikuti pelemahan mayoritas bursa saham kawasan Asia.

Baca Selengkapnya

Harga Saham Sentuh Titik Terendah, Presdir Unilever: Akan Membaik

7 hari lalu

Harga Saham Sentuh Titik Terendah, Presdir Unilever: Akan Membaik

Presdir Unilever Indonesia, Benjie Yap mengatakan salah satu hal yang penting bagi investor adalah fundamental bisnis.

Baca Selengkapnya

Unilever Indonesia Raup Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I-2024

7 hari lalu

Unilever Indonesia Raup Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I-2024

PT Unilever Indonesia Tbk. meraup laba bersih Rp 1,4 triliun pada kuartal pertama tahun 2024 ini.

Baca Selengkapnya

IHSG Sesi I Menguat 0,8 Persen ke Level 7.168,5

7 hari lalu

IHSG Sesi I Menguat 0,8 Persen ke Level 7.168,5

IHSG sesi I ditutup menguat 0,81 persen ke level 7.168,5. Nilai transaksi mencapai Rp 6,6 triliun.

Baca Selengkapnya

Hari Ini IHSG Diperkirakan Menguat, Saham Apa Saja yang Potensial Dilirik?

10 hari lalu

Hari Ini IHSG Diperkirakan Menguat, Saham Apa Saja yang Potensial Dilirik?

Analis PT Reliance Sekuritas Indonesia Reza Priyambada memperkirakan IHSG pada awal pekan ini menguat bila dibandingkan pekan lalu. Apa syaratnya?

Baca Selengkapnya

SimInvest: Konflik Timur Tengah Tak Berpengaruh Langsung terhadap Bursa Saham Indonesia

13 hari lalu

SimInvest: Konflik Timur Tengah Tak Berpengaruh Langsung terhadap Bursa Saham Indonesia

SimInvest memprediksi dampak konflik timur Tengah tak begitu berpengaruh langsung terhadap bursa saham Indonesia.

Baca Selengkapnya

Seberapa Jauh Ekonomi Indonesia Terkena Imbas Efek Domino Serangan Iran ke Israel?

13 hari lalu

Seberapa Jauh Ekonomi Indonesia Terkena Imbas Efek Domino Serangan Iran ke Israel?

Pasca-serangan Iran ke Israel, perekonomian Asia ditengarai melemah diikuti dengan beragam fenomena yang terjadi. Bagaimana dampak bagi Indonesia?

Baca Selengkapnya

Timur Tengah Memanas, OJK Beberkan Dampaknya ke Sektor Jasa Keuangan RI

14 hari lalu

Timur Tengah Memanas, OJK Beberkan Dampaknya ke Sektor Jasa Keuangan RI

OJK membeberkan dampak memanasnya konflik di Timur Tengah kinerja intermediasi dan stabilitas sistem keuangan nasional.

Baca Selengkapnya