Kata Susi Pudjiastuti Soal Estafet Kebijakan KKP

Selasa, 21 Januari 2020 11:24 WIB

Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti saat acara diskusi "Ngopi Bareng Presiden PKS" di DPP PKS, Jakarta, Senin, 20 Januari 2020. Edhy Prabowo dan Susi memiliki pandangan berbeda di beberapa persoalan kelautan dan perikanan, seperti soal ekspor benih lobster hingga sikap terhadap masuknya kapal Cina di perairan Natuna. TEMPO/Muhammad Hidayat

TEMPO.CO, Jakarta - Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mendapat pertanyaan soal sulitnya estafet kebijakan Kementerian Kelautan dan Perikanan dilakukan.

"Misinya sudah berubah barang kali. I don't know," ujar Susi dalam sebuah diskusi di Gedung DPP PKS pada Senin, 20 Januari 2020. Menurut dia, hal itu harus ditanyakan kepada Kementerian Kelautan dan Perikanan saat ini.

Susi menjelaskan saat menjadi menteri, dia menjalankan visi misi presiden dan wakil presiden. Saat dia menjadi menteri, visi misi yang dijalankan adalah menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia.

Di bawah kepemimpinan Edhy Prabowo, Kementerian Kelautan dan Perikanan mengevaluasi beberapa kebijakan Susi sebelumnya. Di antaranya soal larangan kapal besar di atas 150 GT berlayar di perairan Indonesia. Peraturan ini dituangkan dalam Peraturan Dirjen Tangkap melalui SE Nomor D1234/DJPT/PI470D4/31/12/2015 tentang Pembatasan Ukuran GT Kapal Perikanan pada Surat Izin Usaha Perikanan (SIUP)/SIPI/SIKPI.

Peraturan ini dinilai mengundang kapal nelayan dan coast guard Cina beberapa kali masuk wilayah Indonesia di perairan Natuna. Namun anggapan itu pernah dibantah mantan Koordinator Staf Tugas Illegal Fishing atau Satgas 115, Mas Achmad Santosa. Menurut Mas Achmad, larangan kapal tangkap ikan di atas 150 GT tidak ada hubungannya dengan banyaknya kapal Cina di Natuna. Menurut Achmad, jumlah kapal 150 GT di Indonesia sebenarnya hanya sekitar 70-an.

Dalam diskusi di DPP PKS, Susi juga enggan mengomentari pertanyaan wartawan soal penilaiannya perihal kebijakan Menteri KKP Edhy Prabowo. Kebijakan Edhy Prabowo dinilai mengevaluasi kebijakannya dulu, sehingga masuk kapal-kapal asing ke wilayah Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE).

Susi menjelaskan bahwa ZEE bukan merupakan wilayah kedaulatan namun wilayah di mana suatu negara memiliki hak untuk berdaulat. Sehingga Indonesia berhak atas apa yang ada di dalam wilayah tersebut.

"Illegal fishing di ZEE Indonesia adalah pelanggaran atas hak berkedaulatan kita, Illegal fishing di ZEE Indonesia bukan masalah kedaulatan, jadi semestinya emang tidak ada urusan mau perang, mau apa, ya penegakan hukum, hak kita diambil, penegakan hukum atas hak berdaulat," kata Susi Pudjiastuti.

DEA REZKI GERASTRI | KODRAT

Berita terkait

Sumatera Selatan Masuk Jalur Utama Penyelundupan Benih Lobster, 2,3 Juta Ekor Berhasil Diselamatkan Aparat

1 hari lalu

Sumatera Selatan Masuk Jalur Utama Penyelundupan Benih Lobster, 2,3 Juta Ekor Berhasil Diselamatkan Aparat

Sumatera Selatan masuk sebagai salah satu jalur utama penyelundupan benih lobster. Dari 2021-2023, berhasil digagalkan 17 kali upaya penyelundupan.

Baca Selengkapnya

KKP Tangkap Kapal Asing Vietnam di Laut Natuna, Nakhoda: Ikan di RI Masih Banyak

2 hari lalu

KKP Tangkap Kapal Asing Vietnam di Laut Natuna, Nakhoda: Ikan di RI Masih Banyak

Kapal asing Vietnam ditangkap di Laut Natuna. Mengeruk ikan-ikan kecil untuk produksi saus kecap ikan.

Baca Selengkapnya

KKP Tangkap 3 Kapal Ikan Asing di Laut Natuna dan Selat Malaka, Berbendera Vietnam dan Malaysia

2 hari lalu

KKP Tangkap 3 Kapal Ikan Asing di Laut Natuna dan Selat Malaka, Berbendera Vietnam dan Malaysia

Dua Kapal Ikan Asing berbendera Vietnam sempat hendak kabur sehingga petugas harus mengeluarkan tembakan peringatan.

Baca Selengkapnya

KKP Perkuat Jejaring Kawasan Konservasi di NTT

4 hari lalu

KKP Perkuat Jejaring Kawasan Konservasi di NTT

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) bekerjasama dengan Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) untuk memperkuat jejaring pengelolaan kawasan konservasi di NTT.

Baca Selengkapnya

KKP Tetapkan 5,5 Juta Hektar Habitat Penyu Sebagai Kawasan Konservasi

4 hari lalu

KKP Tetapkan 5,5 Juta Hektar Habitat Penyu Sebagai Kawasan Konservasi

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Direktorat Jenderal Pengelolaan Kelautan dan Ruang Laut (Ditjen PKRL) telah menetapkan 5,5 juta hektar habitat penyu sebagai kawasan konservasi.

Baca Selengkapnya

KKP Berkomitmen Tingkatkan Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

4 hari lalu

KKP Berkomitmen Tingkatkan Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

Kementerian Kelautan dan Perikanan atau KKP berkomitmen meningkatkan jangkauan pasar tuna Indonesia.

Baca Selengkapnya

KKP Tingkatkan Kualitas dan Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

5 hari lalu

KKP Tingkatkan Kualitas dan Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menjadikan peringatan Hari Tuna Sedunia sebagai momentum meningkatkan kualitas dan jangkauan pasar komoditas perikanan tersebut

Baca Selengkapnya

Menteri KKP Ajak Investor Asing Investasi Perikanan

8 hari lalu

Menteri KKP Ajak Investor Asing Investasi Perikanan

Kementerian Kelautan dan Perikanan atau KKP mengajak investor untuk investasi perikanan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

KKP Tangkap Kapal Alih Muatan Ikan Ilegal, Greenpeace Desak Pemerintah Hukum Pelaku dan Ratifikasi Konvensi ILO 188

11 hari lalu

KKP Tangkap Kapal Alih Muatan Ikan Ilegal, Greenpeace Desak Pemerintah Hukum Pelaku dan Ratifikasi Konvensi ILO 188

Greenpeace meminta KKP segera menghukum pelaku sekaligus mendesak pemerintah untuk meratifikasi Konvensi ILO 188 tentang Penangkapan Ikan.

Baca Selengkapnya

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

11 hari lalu

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

KKP meringkus satu kapal ikan asing ilegal berbendera Malaysia saat kedapatan menangkap ikan di Selat Malaka.

Baca Selengkapnya