IHSG Diyakini Menguat Hingga Level 7.000 di Akhir 2020

Minggu, 12 Januari 2020 07:26 WIB

Aktivitas di hari pertama perdagangan saham di lantai Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin, 10 Juni 2019. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) siang ini parkir di zona hijau. TEMPO/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah analis yakin indeks harga saham gabungan atau IHSG pada akhir tahun 2020 bakal menguat dan berada di rentang 6.850 hingga 7.000.

Analis Kresna Sekuritas Robertus Hardy, misalnya, memperkirakan pergerakan IHSG bakal lebih tajam pada 2020. Hal itu berbeda dengan pergerakan IHSG pada akhir 2019 yang tumbuh 1,7 persen ke level 6.299.

Perkiraan pergerakan IHSG di kisaran 6.850 hingga 7.000 ini didapat dengan perhitungan 16 kali hingga 16,3 kali dari proyeksi perbandingan harga dan laba bersih. Perbandingan itu yang kemudian mengikuti proyeksi pertumbuhan laba bersih emiten di kisaran 12 persen hingga 13 persen.

“Kami menghitung IHSG pada 6.850-7.000 menggunakan 16 sampai 16,3 kali dari proyeksi perbandingan harga dan laba bersih mengikuti 12 - 13 persen proyeksi pertumbuhan laba bersih secara tahunan,” ujar Robertus seperti dikutip dari hasil risetnya, Sabtu, 11 Januari 2020.

Sejumlah faktor yang memengaruhi indeks yakni proteksi dan hambatan tarif dagang serta tren perlambatan ekonomi global dan harga komoditas yang rendah. Selain itu, birokrasi berbelit yang menghambat pertumbuhan investasi hingga defisit neraca dagang dan fiskal.

Advertising
Advertising

Kendati demikian, masih terdapat peluang yang bisa mendorong pertumbuhan beberapa sektor sehingga mengatrol IHSG pada 2020. Salah satu peluang yang bisa dioptimasi yakni inflasi rendah, peluang pertumbuhan ekonomi daerah yang lebih tinggi seperti di daerah Ibu Kota baru serta daerah industri. Selain itu stabilitas politik dengan penunjukan kabinet baru dan rencana pemberian insentif dari penerapan Omnibus Law, serta kelanjutan proyek infrastruktur dan meningkatnya adopsi teknologi.

Atas proyeksi tersebut, Hardy merekomendasikan saham beberapa emiten seperti BBCA, BBRI, BMRI, HMSP, GGRM dan UNTR. Saham dari emiten lainnya yang direkomendasikan yakni PTBA, ITMG, TLKM, WIKA, ADHI, JSMR, dan INTP.

Hal senada disampaikan oleh Kepala Riset Ekuitas Danareksa Sekuritas Helmy Kristanto. Ia meramalkan IHSG bisa bergerak menyentuh 6.970 di akhir tahun.

Proyeksi tersebut mempertimbangkan rasio harga saham dan laba bersih (price/earning/PE) sebesar 16,4 kali dan proyeksi pertumbuhan laba bersih per harga saham (earning per share/EPS). Dengan dominasi kepemilikan asing, pihaknya berharap stabilitas pada ekonomi makro dan politik yang bakal berimbas pada peningkatan portofolio investasi termasuk saham.

Helmy merekomendasikan saham beberapa emiten seperti TLKM, BMRI, ICBP, WIKA dan ASII. Terakhir, PTBA, MAPI, PWON, EXCL, dan LSIP agar turut dicermati oleh investor. “Target indeks 6.970 dengan pendekatan dari atas ke bawah. Kami menerapkan variasi PE 16,4 kali pada pertumbuhan EPS 9 persen,” kata Helmy.

BISNIS

Berita terkait

Samuel Sekuritas: IHSG Berhasil Tembus ke Zona Hijau, Saham Lippo Karawaci Melejit

10 jam lalu

Samuel Sekuritas: IHSG Berhasil Tembus ke Zona Hijau, Saham Lippo Karawaci Melejit

IHSG menutup sesi pertama hari Ini di level 7,150,9 atau +0.22 persen.

Baca Selengkapnya

IHSG Diperkirakan Menguat, Terpengaruh Sentimen Domestik dan Global

11 jam lalu

IHSG Diperkirakan Menguat, Terpengaruh Sentimen Domestik dan Global

IHSG hari ini, Senin, 6 Mei 2024 dibuka menguat 36,86 poin atau 0,52 persen ke posisi 7.171,58

Baca Selengkapnya

Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta Resmi Tutup, Apa Sebabnya?

1 hari lalu

Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta Resmi Tutup, Apa Sebabnya?

PT Sepatu Bata resmi menutup pabriknya di Purwakarta yang telah dibangun sejak 1994. Pabrik ditutup imbas kerugian dan tantangan industri.

Baca Selengkapnya

BI: Inflasi di Jawa Tengah Turun setelah Idul Fitri, Berapa?

2 hari lalu

BI: Inflasi di Jawa Tengah Turun setelah Idul Fitri, Berapa?

Daerah dengan catatan inflasi terendah di Jawa Tengah adalah Kabupaten Rembang yaitu 0,02 persen.

Baca Selengkapnya

LPEM UI Sebut Tiga Sumber Inflasi, Rupiah sampai Konflik Iran-Israel

2 hari lalu

LPEM UI Sebut Tiga Sumber Inflasi, Rupiah sampai Konflik Iran-Israel

Inflasi April 2024 sebesar 3 persen secara year on year.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

3 hari lalu

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

Sri Mulyani menyebut perkiraan pertumbuhan ekonomi global pada tahun ini bakal relatif stagnan dengan berbagai risiko dan tantangan yang berkembang.

Baca Selengkapnya

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

3 hari lalu

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat di Angka Rp 16.088

3 hari lalu

Rupiah Menguat di Angka Rp 16.088

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menguat di angka Rp 16.088 pada perdagangan akhir pekan ini.

Baca Selengkapnya

Freeport: dari Kasus Papa Minta Saham sampai Pujian Bahlil pada Jokowi

3 hari lalu

Freeport: dari Kasus Papa Minta Saham sampai Pujian Bahlil pada Jokowi

Saham Freeport akhirnya 61 persen dikuasai Indonesia, berikut kronologi dari jatuh ke Bakrie sampai skandal Papa Minta Saham Setya Novanto.

Baca Selengkapnya

Sektor Manufaktur Masih Ekspansif dan Inflasi Terkendali

3 hari lalu

Sektor Manufaktur Masih Ekspansif dan Inflasi Terkendali

Sektor manufaktur tunjukan tren kinerja ekspansif seiring Ramadhan dan Idul Fitri 2024. Sementara itu, inflasi masih terkendali.

Baca Selengkapnya