Banjir Terjang Landasan Pacu Bandara Halim, Penumpang Terlantar
Reporter
Francisca Christy Rosana
Editor
Rahma Tri
Rabu, 1 Januari 2020 15:37 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Penumpang maskapai penerbangan Batik Air dan Citilink Indonesia terlantar selama beberapa jam pasca banjir menerjang landasan pacu pesawat di Bandara Halim Perdanakusuma, Rabu 1 Januari 2020 pagi. Mereka tampak menyemut memenuhi selasar bandara sejak pagi tanpa kepastian jadwal keberangkatan.
"Saya sudah sejak pukul 08.00 WIB di sini. Semestinya sudah berangkat pagi tadi, tapi sampai sekarang belum dapat pembaruan jadwal," ujar Fitri, 42 tahun, saat ditemui Tempo di kawasan bandara itu, Rabu menjelang sore.
Semestinya, Fitri akan terbang ke Bandara Internasional Kualanamu, Sumatera Utara, dengan pesawat Citilink. Namun, rencananya terbang ke kampung halaman berantakan setelah operator Bandara Halim Perdanakusuma mengumumkan pembatalan sejumlah penerbangan.
Di selasar bandara itu, Fitri berdiri di antara sekian ratus orang yang mengantre di depan ruang informasi selama tiga jam. Ia berada di baris antrean tengah; dan di belakangnya masih mengular sekitar 300 meter antrean lagi.
Fitri dan orang-orang yang mengantre itu tengah berjuang mengurus penukaran jadwal atau pengalihan rute tiket penerbangan. Antrean dibagi menjadi dua baris, yang masing-masing untuk penumpang Citilink dan Batik Air.
Nasib lebih mujur dirasakan oleh seorang ibu usia 59 tahun asal Yogyakarta. Tak seperti Fitri yang mengantre sendiri, ibu yang tak mau disebutkan namanya itu tak mesti berdiri berlama-lama.
<!--more-->
Perempuan yang hendak menunggang pesawat Citilink tujuan Yogyakarta itu mengakui sudah menunggu penerbangan sejak pukul 10.00 WIB. "Tiket saya kan mestinya pukul 11.40 WIB," katanya. Sampai berita ini diturunkan, ia belum tahu akan memperoleh kepastian waktu jadwal pengganti penerbangannya.
Adapun Executive General Manager Bandara Halim Perdanakusuma Kolonel Pnb TNI Nandang Sukarna sebelumnya telah memberikan penjelasan terkait penutupan landasan pacu. Menurut dia, landasan ditutup karena air di kolam-kolam sisi landasan meluap setinggi 30 sentimeter akibat tingginya curah hujan.
“Genangan air di landasan Halim berasal dari kolam, bukan kiriman. Kami sudah upayakan memompa air dan saat ini sudah mulai menyurut,” ujar Nandang kala dihubungi Tempo pada Rabu pagi.
Nandang khawatir, seumpama curah hujan masih tinggi, air di kolam akan kembali meluap dan menggenangi landasan. Sementara itu, saat ini pihaknya tak memungkinkan membuang seluruh limpasan air di luar bandara karena akan memperparah genangan di permukikan kawasan Halim Perdanakusuma.
“Kami lihat dulu, kalau masih hujan kami akan terus menyedot air. Sekarang tidak mungkin kami buang di luar karena mungkin lingkungan sekitar juga sudah tergenang,” ucapnya.
Karena itu, kendati genangan air sudah surut, Nandang menjelaskan pihaknya belum menerbitkan Notam pembukaan landasan pacu hingga berita ini diturunkan. Ia memperkirakan landasan pacu dapat difungsikan kembali setelah cuaca kondusif pasca-banjir hari ini.