Pasokan Daya Listrik PLN Tidak Transparan

Reporter

Editor

Jumat, 25 Juli 2008 00:01 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:PT PLN (Persero) dinilai tidak transparan menyangkut pasokan daya listrik pada sistem kelistrikan Jawa-Bali. Berdasarkan perhitungan daya terpasang dan beban puncak masih ada cadangan pasokan listrik sekitar 23 persen. "Cadangan sebesar 23 persen sangat aman untuk pasokan listrik dan seharusnya tidak ada pemadaman," ujar ahli kelistrikan dari Pusat Studi Teknologi dan Informasi Kelistrikan Universitas Indonesia Soetjipto Soewono kepada Tempo, Kamis (24/7). Menurut dia, cadangan sebesar itu masih lebih baik dibandingkan cadangan listrik negara-negara di Eropa sekitar 17-18 persen. Berdasarkan neraca daya 2008 yang diterima Tempo, daya terpasang pada sistem kelistrikan Jawa-Bali sekitar 20.300 megawatt. Sedangkan beban puncak penggunaan listrik sebesar sekitar 16.500 megawatt. Selisih dari daya terpasang dan beban puncak masih ada cadangan sekitar 3.800 megawatt atau sebesar 23 persen. Soetijpto menjelaskan, cadangan sebesar 3.800 megawatt sangat aman memenuhi kebutuhan pasokan listrik di Jawa-Bali. Dia mengungkapkan, berdasarkan neraca daya pada tahun dua tahun lalu cadangan listrik hanya sebesar 16 persen. "Tapi tidak ada pergeseran jam kerja industri dan pemadaman di mana-mana," katanya. Dia mendesak, manajemen PLN transparan dan membuka ke publik tentang krisis listrik yang terjadi selama ini. Soetjipto mensinyalir, banyak pembangkit listrik yang rusak parah dan tidak beroperasi. "Kerusakan pembangkit mungkin sudah lama terjadi, tapi meledaknya baru sekarang," ujarnya. Untuk mengatasi krisis, kata Soetjipto, pemerintah harus melakukan audit menyeluruh pembangkit-pembangkit yang dioperasikan PLN. "Jangan diam melihat krisis listrik yang terjadi," katanya. Direktur PLN Jawa-Bali Murtaqi Syamsuddin menyatakan, rendahnya pasokan listrik karena ada beberapa pembangkit yang masuk tahap pemeliharaan. Selain itu pasokan listrik dari pembangkit listrik tenaga air berkurang lebih 1.000 megawatt akibat musim kering. "Pembangkit yang masuk masa pemeliharaan tidak bisa ditunda," katanya kepada Tempo. Dia mengakui, ada beberapa pembangkit yang mengalami gangguan operasional. "Salah satunya Pembangkit Cilacap yang berhenti beroperasi karena tidak ada batu bara," ujar Murtaqi. Pembangkit Listrik Tenaga Uap Cilacap sejak dioperasikan pada 2006 tidak mampu beroperasi optimal dan sering rusak. Bahkan faktor kapasitas pembangkit tidak pernah mencapai 85 persen. Untuk mengatasi keterbatasan pasokan daya tersebut, kata Murtaqi, pihaknya mengusulkan kepada kalangan industri untuk menggeser hari kerja ke Sabtu-Minggu. Pada hari kerja defisit pasokan listrik 600 megawatt. "Sebaliknya, pada Sabtu dan Minggu ada surplus pasokan masing-masing 1.000 megawatt," katanya. Murtaqi mengungkapkan, pihaknya juga akan melakukan audit pembangkit yang dioperasikan PLN. "Tahap pertama Pembangkit Cilacap dan Suralaya," ujarnya. Menurut dia, audit untuk mengetahui kondisi kedua pembangkit yang menjadi andalan pasokan listrik Jawa-Bali tersebut. "Audit akan dilakukan oleh auiditor internasional."ALI NUR YASIN

Berita terkait

Mobil Hemat Energi Rancangan Mahasiswa Indonesia Berkompetisi di KMHE 2023, Jawab Tantangan Krisis Energi Dunia

2 November 2023

Mobil Hemat Energi Rancangan Mahasiswa Indonesia Berkompetisi di KMHE 2023, Jawab Tantangan Krisis Energi Dunia

Kontes mobil hemat energi mempertandingkan rancangan kendaraan yang berfokus pada penghematan bahan bakar.

Baca Selengkapnya

Serangan Udara Rusia Sasar Infrastruktur Energi Ukraina, Kembali ke Strategi Lama?

21 September 2023

Serangan Udara Rusia Sasar Infrastruktur Energi Ukraina, Kembali ke Strategi Lama?

Rusia tampaknya kembali ke strategi lamanya dalam upaya penaklukan Ukraina dengan serangan rudal besar-besaran ke fasilitas energi di Ukraina

Baca Selengkapnya

Kisah Fajar Sidik Abdullah, Anak Buruh Tani Sragen Masuk Top 20 Insinyur Muda versi James Dyson Award

17 Januari 2023

Kisah Fajar Sidik Abdullah, Anak Buruh Tani Sragen Masuk Top 20 Insinyur Muda versi James Dyson Award

Fajar Sidik Abdullah Kelana asal Sragen dinobatkan menjadi 20 insinyur dan inovator muda terbaik dunia versi James Dyson Award. Begini perjuangannya.

Baca Selengkapnya

Krisis Listrik Parah, Presiden Afrika Selatan Absen dari Forum Ekonomi Dunia

16 Januari 2023

Krisis Listrik Parah, Presiden Afrika Selatan Absen dari Forum Ekonomi Dunia

Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa tidak akan menghadiri Forum Ekonomi Dunia (WEF) di Davos. Alasannya?

Baca Selengkapnya

IHSG Diprediksi Masih Jeblok Menjelang Akhir Tahun, Tertekan Data Inflasi AS

14 Desember 2022

IHSG Diprediksi Masih Jeblok Menjelang Akhir Tahun, Tertekan Data Inflasi AS

IHSG diperkirakan masih jeblok karena inflasi Amerika Serikat yang kemungkinan besar tidak sesuai dengan ekspektasi pasar.

Baca Selengkapnya

Eropa Bakal Dilanda Resesi Musim Dingin, Apa yang Harus Diantisipasi RI?

6 Desember 2022

Eropa Bakal Dilanda Resesi Musim Dingin, Apa yang Harus Diantisipasi RI?

Uni Eropa yang bakal dilanda resesi musim dingin dan bisa jadi berdampak ke Indonesia. Apa saja yang harus diantisipasi?

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Sebut Kaum Muda Beruntung Saksikan Respons Negara Hadapi Krisis Global

2 Desember 2022

Sri Mulyani Sebut Kaum Muda Beruntung Saksikan Respons Negara Hadapi Krisis Global

Dalam kondisi yang serba tak pasti, Sri Mulyani mengatakan generasi muda dapat melihatnya sebagai bekal pada masa mendatang.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Ingatkan Ancaman Krisis Pangan dan Energi 2023

2 Desember 2022

Sri Mulyani Ingatkan Ancaman Krisis Pangan dan Energi 2023

Sri Mulyani melihat potensi memburuknya perekonomian telah bergeser dari ancaman pandemi ke krisis global.

Baca Selengkapnya

COP27 Mesir: Apa Saja yang Gagal, yang Berhasil dan yang Baru

24 November 2022

COP27 Mesir: Apa Saja yang Gagal, yang Berhasil dan yang Baru

Konferensi Perubahan Iklim PBB atau COP27 telah berakhir pada Minggu 20 November 2022. Kebanyakan ilmuwan iklim frustasi dengan hasilnya. Kenapa?

Baca Selengkapnya

Tempo Economic Forum: Ancaman Resesi 2023, IMF Cermati 3 Dampak Invasi Rusia

18 November 2022

Tempo Economic Forum: Ancaman Resesi 2023, IMF Cermati 3 Dampak Invasi Rusia

IMF melihat krisis global karena ketegangan geopolitik akan memperburuk kondisi ekonomi. Krisis pun mendorong negara maju jatuh ke jurang resesi.

Baca Selengkapnya