H-3 Tahun Baru, 519 Ribu Kendaraan Keluar dari Jakarta
Reporter
Francisca Christy Rosana
Editor
Ali Akhmad Noor Hidayat
Selasa, 31 Desember 2019 06:35 WIB
TEMPO.CO, Jakarta – PT Jasa Marga (Persero) mencatat, hingga H-3 tahun baru 2020, sebanyak 519 ribu kendaraan telah meninggakan Jakarta. Pengemudi kendaraan rata-rata melaju melewati gerbang tol ke arah timur, selatan, dan barat.
Corporate Communication & Community Development Group Head Jasa Marga Dwimawan Heru mengatakan angka kendaraan meninggalkan Jakarta pada H-3 tahun baru kali ini meningkat 19 persen ketimbang periode yang sama tahun lalu. “Tahun lalu hanya 434 ribu kendaraan,” katanya dalam siaran tertulis pada Senin, 30 Desember 2019.
Berdasarkan catatan Jasa Marga, kendaraan paling banyak keluar menuju arah timur melalui Gerbang Jalan Tol Cikampek Utama menuju Jalan Tol Cikopo-Palimanan dengan jumlah 152 ribu kendaraan. Pengendara juga melewati Gerbang Tol Kalihurip Utama menuju Jalan Tol Cipularang-Padaleunyi dengan total kendaraan mencapai 122 ribu.
Adapun untuk arah barat, jumlah kendaraan meninggalkan Jakarta melalui Gerbang Tol Merak-Tangerang tercatat sebanyak 133 ribu unit. Sedangkan untuk arah selatan, kendaraan meninggalkan Jakarta menuju Gerbang Jalan Tol Jagorawi dengan jumlah kendaraan mencapai 111 ribu.
Merujuk survei Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Perhubungan, terdapat hampir 60 persen pemudik liburan Natal dan Tahun Baru kali ini yang bepergian di jalur darat. Sebanyak 48 persen dari pergerakan total 16,41 juta pemudik diperkirakan memakai mobil pribadi, belum terhitung dengan 4 persen gabungan penguna sepeda motor dan mobil travel, serta 8 persen pemakai bus besar.
Pengguna angkutan udara diprediksi hanya 24 persen dari total pemudik, diikuti 15 persen pangsa pemakai kereta api dan 1 persen di kapal laut.Kementerian Perhubungan sudah memetakan potensi kemacetan di puncak mudik Natal dan Tahun Baru ini.
Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Budi Setiyadi menyebut titik kepadatan lebih sedikit dari masa mudik Lebaran. "Potensi macet pasti ada di ruas yang sempit, kena pasar tumpah, juga di pelabuhan penyeberangan," ujarnya. "Tentu ada penebalan jumlah petugas."
Direktur Preservasi Jalan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Atyanto Busono, mengatakan karakter perjalanan liburan akhir tahun terbagi menjadi arus mudik dan rekreasi. Karenanya, pemerintah pun secara khusus memperhatikan akses wisata. "Tugas PU simple, memastikan tak ada lubang dan gelombang jalan," katanya, dua pekan lalu.
FRANCISCA CHRISTY ROSANA | YOHANES PASKALIS