Kaleidoskop 2019: Tokoh Ekonomi Jadi Sorotan, Ahok hingga Susi
Reporter
Muhammad Hendartyo
Editor
Kodrat Setiawan
Senin, 30 Desember 2019 09:01 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - 2019 banyak tokoh ekonomi yang menjadi sorotan publik, mulai dari menteri, petinggi badan usaha milik negara seperti Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, hingga pengusaha usaha rintisan. Hal itu tidak terlepas dari fokus Presiden Joko Widodo atau Jokowi untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
Adapun 10 tokoh ekonomi yang menjadi sorotan dalam kaleidoskop 2019:
1. Basuki Tjahaja Purnama
Nama mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok menjadi pembicaraan di masyarakat pada 2019. Setelah bebas dari penjara pada 24 Januari 2019, nama Ahok terus menjadi sorotan.
Pada 25 November 2019, Ahok resmi dilantik menjadi Komisaris Utama PT Pertamina (Persero). Penunjukan Ahok sebagai Komisaris Utama Pertamina sebelumnya diumumkan Menteri BUMN Erick Thohir pada 23 November 2019. Sebagai Komisaris Utama Pertamina Ahok berwenang mengawasi kinerja internal direksi, tidak sampai ke kebijakan bisnis.
2. Erick Thohir
Menteri BUMN Erick Thohir menjadi salah satu tokoh yang menjadi sorotan masyarakat. Mantan Ketua Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf Amin itu, langsung tancap gas saat diumumkan sebagai menteri Kabinet Indonesia Maju.
Perombakan direksi dan komisaris BUMN langsung dia lakukan, hingga mempertegas bisnis utama perseroan. Dia juga tidak segan untuk melikuidasi perusahaan BUMN yang hanya kamuflase. Erick Thohir mengatakan saat ini sedang menunggu aturan yang terbit untuk menerapkan likuidasi itu. Nantinya, kata dia, aturan dalam bentuk peraturan pemerintah itu bisa membuat peran Kementerian BUMN lebih besar, yaitu dengan merger atau likuidasi agar lebih efisien.
<!--more-->
3. Edhy Prabowo
Nama Edhy Prabowo juga menjadi sorotan pada 2019. Dia diangkat menjadi Menteri Kelautan dan Perikanan pada Kabinet Indonesia Maju.
Edhy langsung tancap gas saat baru dilantik Jokowi. Berkali-kali dia mengumpulkan para stakeholder di dunia kelautan dan perikanan untuk memperbaiki dan atau merevisi aturan menteri sebelumnya, Susi Pudjiastuti.
Nama Edhy semakin disoroti masyarakat ketika ia mewacanakan untuk membuka ekspor untuk benih lobster. Hal itu menjadi pro kontra oleh ekonom dan Susi Pudjiastuti.
4. Ari Askhara
Pada 5 Desember 2019, Menteri BUMN Erick Thohir resmi mencopot Direktur Utama PT Garuda Indonesia Persero Tbk I Gusti Ngurah Askhara Danadiputra atau Ari Askhara dari jabatannya. Pemecatan ini merupakan buntut dari temuan kargo gelap di lambung pesawat Garuda Indonesia yang dilaporkan Kantor Kepabeanan Soekarno-Hatta, 17 November lalu.
Ari dilantik sebagai Direktur Utama Garuda Indonesia pada September 2018 menggantikan bos pendulunya, Pahala Mansyuri.
Ari ditunjuk langsung oleh Menteri BUMN kala itu, Rini Soemarno. Nama Ari tak asing di BUMN. Sebelum menjabat di maskapai pelat merah, Ari sempat menjabat sebagai Direktur Keuangan PT Pelindo III Persero pada Mei 2014.
<!--more-->
5. Luhut Pandjaitan
Menteri Koordinator Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan juga jadi sorotan masyarakat. Menteri koordinator yang mengurusi banyak hal itu acap menanggapi kritik yang dilontarkan untuk pemerintah.
Luhut juga mengatakan posisinya saat ini membawahi enam kementerian, yakni Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Kementerian Perhubungan, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Kementerian Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Kementerian Pariwisata, dan Kementerian Kelautan dan Perikanan. Selain itu, pihaknya juga membawahi Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM).
Menurutnya, dalam mengurusi satu pekerjaan, perlu ada koordinasi lintas kementerian. Suatu program tidak bisa diambil sendiri oleh satu kementerian saja. "Jadi kalau orang bilang saya ngurusin semua, ya karena memang otak dia keliru sudah. Kalau kamu menyelesaikan satu, kamu harus koordinasi dengan kementerian yang lain," katanya, Selasa, 10 Desember 2019.
6. Sri Mulyani
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati juga hampir selalu menarik perhatian masyarakat mulai dari prestasi, hingga tindakan tegas yang dilakukan. Pada tahun ini, dia masuk dalam 100 orang paling berpengaruh di dunia. Penobatan itu dirilis oleh Majalah Forbes.
Sri Mulyani menduduki posisi 76 dalam daftar 100 perempuan paling berpengaruh itu. Dia dinilai berhasil dalam meningkatkan penerimaan pajak melalui reformasi pajak. Reformasi pajak itu dinilai akan memperluas layanan e-filing dan meningkatkan kepatuhan wajib pajak.
Selain itu, Forbes menganggap Sri Mulyani berhasil menggunakan platformnya untuk mempromosikan kesetaraan gender selama mengemban tugas menjadi Direktur Pelaksana di Bank Dunia.
Baru-baru ini Sri Mulyani memimpin kolaborasi dengan Erick Thohir dalam pengungkapan kargo gelap di Garuda Indonesia. Buntut dari kasus itu, jajaran direksi perusahaan pelat merah itu dirombak total.
<!--more-->
7. Sofyan Basir
Pada 23 April 2019, Komisi Pemberantasan Korupsi menetapkan Direktur Utama PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) Sofyan Basir sebagai tersangka suap proyek pembangunan PLTU Riau-1. Namun, Sofyan dinyatakan tidak bersalah dan dibebaskan dari tuntutan pada 4 November 2019.
Sofyan mengatakan dengan kebebasan ini, ia bisa mulai bekerja lagi. "Kita bisa mulai kerja bebas di luar yang terbaik untuk semua masyarakat," kata dia.
8. Nadiem Makarim
Pada 21 Oktober 2019, Nadiem Makarim mundur dari posisinya sebagai CEO Gojek untuk bergabung dengan jajaran pemerintahan Presiden Joko Widodo Jilid II sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. "Posisi saya di Gojek mundur dan tidak ada kewenangan sama sekali. Per hari ini sudah sama sekali posisi maupun kewenangan apapun di Gojek," kata Nadiem seusai bertemu Presiden di Istana.
Sebelumnya, lulusan Universitas Harvard itu telah sembilan tahun membangun dan membesarkan perusahaan rintisan tersebut.
Dua Co-CEO Gojek Kevin Aluwi dan Andre Soelistyo memastikan pengunduran diri Nadiem Makarim tidak akan berdampak kepada operasional maupun pertumbuhan perseroan.
<!--more-->
9. Achmad Zaky
Pada 9 Desember 2019, Bukalapak mengumumkan pergantian posisi Chief Executive Officer (CEO) yang awalnya dipegang oleh Achmad Zaky. Achmad Zaky digantikan oleh Muhammad Rachmat Kaimuddin sebagai CEO baru.
Achmad Zaky mengatakan, selama satu dekade menjalankan bisnis di Bukalapak, perusahaan rintisan ini telah menjadi bertransformasi menjadi e-commerce yang dikenal di dunia. "Sekarang, kami mengajak Rachmat bergabung dengan Bukalapak karena kepemimpinannya bisa mengarahkan Bukalapak ke tingkat yang lebih hebat lagi," ujarnya melalui keterangan tertulis.
Lalu ke depannya Achmad Zaky akan fokus sebagai Penasihat dan Pendiri Bukalapak, Tech Startup Mentor, dan Ketua pada Yayasan Achmad Zaky yang akan segera didirikan. Adapun suksesi pimpinan Bukalapak ini akan berlaku efektif pada 6 Januari 2020.
10. Susi Pudjiastuti
Meski sudah tidak menjadi menteri, Susi Pudjiastuti masih menjadi perhatian masyarakat. Pada 2019, sejumlah masyarakat menyayangkan tidak terpilihnya Susi sebagai menteri di kabinet Jokowi.
Saat menjadi menteri Susi menaruh perhatian lebih pada keberlangsungan ekosistem kelautan dan perikanan, dengan tetap memperhatikan sisi ekonomi. Bahkan pada masa setelah menjadi menteri, dia kerap melontarkan ajakan untuk mencintai hal itu dan mengkritik rencana kebijakan yang ia nilai keliru.
Susi menolak rencana ekspor benih lobster yang dilontarkan Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo. Dia meminta ekosistem lobster tetap dijaga. Dengan begitu rakyat Indonesia bisa tetap menikmati biota laut tersebut hingga sepanjang masa. Ia menjelaskan, harus ada komitmen untuk menjaga keberlangsungan lobster.
HENDARTYO HANGGI