Petugas membawa jenazah korban kecelakaan bus Sriwijaya untuk diserahkan kepada pihak keluarga di RSUD Besemah, Pagaralam, Sumatera Selatan, Selasa, 24 Desember 2019. ANTARA/Pelsen Abadi
TEMPO.CO, Jakarta - Basarnas Palembang dan tim gabungan pagi ini kembali melanjutkan evakuasi korban kecelakaan Bus Sriwijaya. Bus itu terjun masuk ke jurang Liku Lematang, Kota Pagaralam, Sumatera Selatan pada Senin lalu.
Proses evakuasi dan pencarian pada hari pertama dihentikan sempat dihentikan pada Selasa malam. Namun, pada Rabu 25 Desember 2019 hari ini, evakuasi dilanjutkan kembali.
Pencarian tahap pertama kemarin berlangsung hingga pukul 20.00 WIB dan berhasil mengevakuasi 41 orang korban, baik yang meninggal maupun dalam kondisi selamat. Dari 41 korban yang ditemukan itu, 28 orang di antaranya meninggal dunia.
Laporan Kantor Berita Antara, Rabu, menyebutkan, korban yang selamat sebanyak 13 orang, dan saat ini dalam perawatan di rumah sakit. Jumlah korban sementara tercatat 41 orang, dan tidak menutup kemungkinan masih bertambah.
Evakuasi akan menyisir pinggiran sungai kemungkinan masih ada penumpang lainnya belum ditemukan. Kecelakaan dialami Bus Sriwijaya dari Bengkulu menuju Palembang sekitar pukul 23.15 WIB.
Ketua Bidang Advokasi dan Kemasyarakatan Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Pusat sekaligus pengamat transportasi, Djoko Setijowarno menyoroti kecelakaan maut Bus Sriwijaya ini. Djoko menilai kecelakaan bus terjadi, salah satunya karena Direktorat Jenderal Perhubungan Darat (Ditjen Hubdat) Kementerian Perhubungan lalai dalam melakukan fungsi pengawasan di lapangan.
"Bus pariwisata memang masih menjadi tantangan bagi pemerintah, khususnya Ditjen Hubdat. Perlu dilakukan ramp check berkala seperti halnya bus umum dilakukan ramp check di terminal," kata dia ketika dihubungi, Selasa 24 Desember 2019.