BI, OJK dan LPS Luncurkan Portal Pelaporan Sektor Perbankan

Kamis, 19 Desember 2019 21:15 WIB

Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan Halim Alamsyah saat open house di rumah dinasnya di kawasan Kebayoran, Jakarta, Sabtu, 16 Juni 2018. Tempo/Hendartyo Hanggi

TEMPO.CO, Jakarta - Bank Indonesia atau BI bersama dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) meluncurkan platform atau portal bersama untuk pelaporan sektor perbankan bernama Pelaporan.id. Portal ini mengintegrasikan seluruh sistem pelaporan yang ada di ketiga lembaga itu.

"Jadi dengan adanya integrasi pelaporan ini kami harap perselisihan masalah definisi kegunaan dan data bisa berkurang," ujar Ketua Dewan Komisioner LPS Halim Alamsyah saat memberikan sambutan dalam acara peluncuran di Kompleks Bank Indonesia, Jakarta Pusat, Kamis 19 September 2019.

Rencananya, portal ini bakal mulai dimanfaatkan per 31 Desember 2019. Adapun, integrasi ini dibangun bertujuan untuk meminimalisir informasi berlebihan dan inkonsisten. Selain itu, juga untuk meningkatkan efisiensi dalam operasional bank.

Sebab, selama ini sektor perbankan harus menyampaikan pelaporan kepada tigas otoritas tersebut, melalui beberapa aplikasi secara terpisah. Di samping itu, integrasi ini juga bertujuan mewujudkan Satu Data Perbankan sebagai sarana pertukaran dan akses data serta pada saat bersamaan meningkatkan kualitas data pelaporan.

Adapun, dalam satu dekade terakhir, terdapat peningkatan kebutuhan otoritas di sektor keuangan untuk memperoleh data detail secara cepat dan komprehensif. Hal ini penting sebagai dasar dalam pengambilan keputusan ataupun perumusan kebijakan. Selain bisa mengintegrasikan, sistem ini diharapkan menjadi platform pertukaran ketiga lembaga.

Advertising
Advertising

Sementara itu, sebelum diterapkannya Pelaporan.id, sektor perbankan harus menyampaikan 9 jenis pelaporan kepada tiga otoritas melalui beberapa aplikasi yang terpisah. Misalnya, beberapa pelaporan tersebut seperti Laporan Harian Bank Umum (LHBU), Laporan Berkala Bank Umum (LBBU) hingga Laporan Berkala Bank Umum Syariah (LBBUS).

"Langkah ini merupakan langkah ketiga lembaga untuk melakukan sinergitas, sekaligus guna mempercepat pelaporan di sektor perbankan," kata Gubernur Perry Warjiyo saat memberikan kata sambutan.

Berita terkait

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

3 hari lalu

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan lima aksi BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.

Baca Selengkapnya

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

3 hari lalu

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Kuartal I-2024, KSSK Sebut Stabilitas Sistem Keuangan RI Terjaga meski Ketidakpastian Meningkat

3 hari lalu

Kuartal I-2024, KSSK Sebut Stabilitas Sistem Keuangan RI Terjaga meski Ketidakpastian Meningkat

Menkeu Sri Mulyani mengatakan Stabilitas Sistem Keuangan Indonesia pada kuartal pertama tahun 2024 masih terjaga.

Baca Selengkapnya

Hilirisasi Banyak Dimodali Asing, Bahlil Sentil Perbankan

7 hari lalu

Hilirisasi Banyak Dimodali Asing, Bahlil Sentil Perbankan

Menteri Investasi Bahlil Lahadalia buka suara soal dominasi penanaman modal asing (PMA) atau investasi asing ke sektor hilirisasi di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

7 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

7 hari lalu

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

8 hari lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

11 hari lalu

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

Zulhas percaya BI sebagai otoritas yang memiliki kewenangan akan mengatur kebijakan nilai tukar rupiah dengan baik di tengah gejolak geopolitik.

Baca Selengkapnya

Uang Beredar di Indonesia Mencapai Rp 8.888,4 Triliun per Maret 2024

11 hari lalu

Uang Beredar di Indonesia Mencapai Rp 8.888,4 Triliun per Maret 2024

BI mengungkapkan uang beredar dalam arti luas pada Maret 2024 tumbuh 7,2 persen yoy hingga mencapai Rp 8.888,4 triliun.

Baca Selengkapnya

Gubernur BI Prediksi Suku Bunga The Fed Turun per Desember 2024: Bisa Mundur ke 2025

12 hari lalu

Gubernur BI Prediksi Suku Bunga The Fed Turun per Desember 2024: Bisa Mundur ke 2025

Gubernur Bank Indonesia atau BI Perry Warjiyo membeberkan asumsi arah penurunan suku bunga acuan The Fed atau Fed Fund Rate (FFR).

Baca Selengkapnya