Chatib Basri Ingatkan Risiko Penurunan Transaksi IHSG pada 2020

Selasa, 10 Desember 2019 21:06 WIB

M. Chatib Basri. ANTARA/Fanny Octavianus

TEMPO.CO, Jakarta - Mantan Menteri Keuangan di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Muhamad Chatib Basri mengingatkan adanya potensi downside risk (risiko penurunan) transaksi di pasar modal. Apalagi pada 2020, Bursa Efek Indonesia menargetkan nilai transaksi (RNTH) mencapai Rp 9 triliun pada 2020.

"Makanya kalau bursa punya transaksi Rp 9 triliun, harus dilihat hati-hati. Karena bisa ada downside, karena ada kemungkinan dari growth dan itu tergantung dari likuiditasnya ada atau tidak," ujar dia dalam diskusi di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta Selatan, Selasa 9 Desember 2019.

Chatib menjelaskan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi terkena dampak kebijakan easing monetary policy di negara maju. Kebijakan easing monetary atau pelonggaran moneter lewat suku bunga membuat investor asing memindahkan dananya ke negara berkembang. Soalnya, keuntungan berinvestasi di negara berkembang dinilai lebih baik dibanding di negara maju.

Sayangnya, dana yang mengalir tersebut lebih banyak berpindah ke instrumen portofolio atau surat utang dibanding saham. Hal inilah, kata dia, yang menjelaskan saat ini kondisi pasar obligasi atau surat utang pertumbuhannya lebih baik dibandingkan pasar modal.

Pasar obligasi yang menguat tersebut didukung dengan kondisi nilai tukar rupiah yang cenderung stabil. Karena itu, investor melihat, pasar obligasi lebih menjanjikan secara dari sisi return atau keuntungan dibandingkan pasar saham yang kini tengah melambat pertumbuhannya.

"Jadi karena investor melihat pertumbuhan pasar saham melambat, sehingga earingnya bakal kena, inilah yang menjelaskan kenapa bond market reli dan saham dari 6.500 turun menjadi sekitar 6.100," tutur Chatib.

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan Hoesen mengatakan indikator pasar modal saat ini masih terjaga juga terjadi. Meskipun demikian, dia tak menampik bahwa gerak IHSG sampai saat ini cenderung fluktuatif secara sepanjang tahun.

"Meskipun IHSG bergerak fluktuatif, melemah di atas 0,01 persen year to date, perkembangan indikator masih terjaga," ujar Hoesen.

Hoesen juga mengungkapkan, pasar modal yang masih terjaga juga terlihat dari investor asing yang masih mencatatkan aksi beli bersih (nett buy) Rp 41,73 triliun sepanjang tahun berjalan (year to date). Dari sisi total emiten yang mencari dana di pasar modal juga tercatat meningkat menjadi 52 emiten dari sebelumnya 48 emiten pada 2018.

Dari pasar obligasi, Hoesen menyatakan bahwa pertumbuhannya lebih baik dibandingkan pasar saham. OJK mencatat rata-rata imbal hasil obligasi mengalami penurunan sebesar 97 basis poin (bps). Kondisi ini diperkuat dengan transaksi investor asing yang mencatatkan nett buy lebih dari Rp 174 triliun.

DIAS PRASONGKO

Advertising
Advertising

Berita terkait

IHSG Tutup Sesi Pertama di Zona Hijau, Saham Bank BRI Paling Aktif Diperdagangkan

2 hari lalu

IHSG Tutup Sesi Pertama di Zona Hijau, Saham Bank BRI Paling Aktif Diperdagangkan

IHSG menguat 0,86 persen ke level 7.097,2 dalam sesi pertama perdagangan Senin, 29 April 2024.

Baca Selengkapnya

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

6 hari lalu

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore, ditutup turun mengikuti pelemahan mayoritas bursa saham kawasan Asia.

Baca Selengkapnya

IHSG Sesi I Menguat 0,8 Persen ke Level 7.168,5

7 hari lalu

IHSG Sesi I Menguat 0,8 Persen ke Level 7.168,5

IHSG sesi I ditutup menguat 0,81 persen ke level 7.168,5. Nilai transaksi mencapai Rp 6,6 triliun.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

9 hari lalu

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

Pembacaan putusan sengketa Pilpres di MK memengaruhi IHSG. Perdagangan ditutup melemah 7.073,82.

Baca Selengkapnya

IHSG Melemah Investor Tunggu Perkembangan Sengketa Pilpres, Rupiah Menguat

9 hari lalu

IHSG Melemah Investor Tunggu Perkembangan Sengketa Pilpres, Rupiah Menguat

IHSG ditutup melemah seiring pelaku pasar masih bersikap 'wait and see' terhadap hasil sidang sengketa Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Pembacaan Putusan MK Pengaruhi IHSG, Perdagangan Ditutup Melemah 7.073,82

9 hari lalu

Pembacaan Putusan MK Pengaruhi IHSG, Perdagangan Ditutup Melemah 7.073,82

Putusan MK terkait sengketa Pilpres diprediksi akan mempengaruhi IHSG. Perdagangan hari ini ditutup 7.073,82 atau melemah 13,50 basis poin.

Baca Selengkapnya

Hari Ini IHSG Diperkirakan Menguat, Saham Apa Saja yang Potensial Dilirik?

10 hari lalu

Hari Ini IHSG Diperkirakan Menguat, Saham Apa Saja yang Potensial Dilirik?

Analis PT Reliance Sekuritas Indonesia Reza Priyambada memperkirakan IHSG pada awal pekan ini menguat bila dibandingkan pekan lalu. Apa syaratnya?

Baca Selengkapnya

SimInvest: Konflik Timur Tengah Tak Berpengaruh Langsung terhadap Bursa Saham Indonesia

13 hari lalu

SimInvest: Konflik Timur Tengah Tak Berpengaruh Langsung terhadap Bursa Saham Indonesia

SimInvest memprediksi dampak konflik timur Tengah tak begitu berpengaruh langsung terhadap bursa saham Indonesia.

Baca Selengkapnya

Terkini: Strategi Sri Mulyani Antisipasi Dampak Ekonomi Serangan Iran ke Israel, Rupiah dan IHSG Melemah Dampak Geopolitik Timur Tengah

15 hari lalu

Terkini: Strategi Sri Mulyani Antisipasi Dampak Ekonomi Serangan Iran ke Israel, Rupiah dan IHSG Melemah Dampak Geopolitik Timur Tengah

Ketegangan situasi geopolitik Timur Tengah dapat berdampak kepada Indonesia di berbagai indikator ekonomi.

Baca Selengkapnya

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Bursa Asia, Dampak Meningkatnya Ancaman Geopolitik Timur Tengah

15 hari lalu

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Bursa Asia, Dampak Meningkatnya Ancaman Geopolitik Timur Tengah

IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa sore ditutup turun mengikuti pelemahan bursa saham kawasan Asia dan global.

Baca Selengkapnya