Akhir Tahun, OJK Klaim Indikator Pasar Modal Masih Terjaga

Reporter

Dias Prasongko

Editor

Rahma Tri

Selasa, 10 Desember 2019 17:02 WIB

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK Hoesen usai meluncurkan program Simplifikasi Pembukaan Rekening Efek dan Rekening Dana Nasabah Secara Elektronik di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis, 28 Maret 2019. Tempo/Hendartyo Hanggi

TEMPO.CO, Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan atau OJK menyatakan menjelang akhir tahun 2019, sejumlah indikator pasar modal masih terjaga. Kondisi gerak pasar modal masih terjaga tersebut terjadi di tengah situasi gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang masih fluktuatif.

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal Hoesen mengatakan, indikator pasar modal yang terjaga juga terjadi di tengah pelemahan ekonomi global. "Meskipun IHSG bergerak fluktuatif, melemah di atas 0,01 persen year to date, perkembangan indikator masih terjaga," ujar Hoesen, di Gedung Bursa Efek Indonesia, Selasa 10 Desember 2019.

Hal ini sejalan dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang masih resilient, mampu menahan dinamika politik pasca pemilihan presiden. Selain itu, ekonomi Indonesia juga mampu menahan dinamika ekonomi global akibat perang dagang, di tengah isu resesi ekonomi dunia.

Hoesen mengatakan indikator tersebut penting, mengingat pertumbuhan ekonomi domestik merupakan salah satu faktor yang menentukan gerak pasar keuangan termasuk pasar modal. Selain itu, kondisi ekonomi dunia juga menjadi perhatian investor saat melakukan transaksi di pasar modal.

Hoesen melanjutkan, kondisi pasar modal yang masih terjaga tersebut juga terlihat dari investor asing yang masih mencatatkan aksi beli bersih (nett buy). Sepanjang tahun berjalan (year to date) investor asing masih mencatatkan nett buy mencapai Rp 41,73 triliun.

Advertising
Advertising

Dari sisi total emiten yang mencari dana di pasar modal juga tercatat meningkat menjadi 52 emiten dari sebelumnya 48 emiten sepanjang 2018. Dari total 52 emiten tersebut, sebanyak 50 emiten merupakan emiten baru saham dan sisanya emiten obligasi.

"Total emisinya sudah mendekati Rp 160 triliun atau naik 0,07 persen secara tahunan. Sampai akhir tahun ini, kami jumlahnya masih akan terus bertambah," kata Hoesen.

Sedangkan dari pasar obligasi, pertumbuhannya lebih baik dibandingkan pasar saham. OJK mencatat rata-rata imbal hasil obligasi mengalami penurunan sebesar 97 basis poin (bps). Kondisi ini diperkuat dengan transaksi investor asing yang mencatatkan nett buy lebih dari Rp 174 triliun.

Selain itu, OJK juga mencatat kondisi pasar modal dari sisi instrumen reksa dana. Meski sempat diwarnai gejolak, kinerja reksa dana masih mencatatkan pertumbuhan menggembirakan. Nilai Aset Bersih (NAB) sampai 5 Desember 2019 masih tumbuh hampir 9 persen mencapai Rp 550 triliun. "Jadi meskipun sempat diwarna beberapa gejolak pada akhir-akhir ini seperti bapak-ibu ketahui, pertumbuhan reksa dana masih cukup mengembirakan," kata Hoesen.

DIAS PRASONGKO

Berita terkait

LPS Sudah Bayar Dana Nasabah BPRS Saka Dana Mulia yang Ditutup OJK Sebesar Rp 18 Miliar

2 hari lalu

LPS Sudah Bayar Dana Nasabah BPRS Saka Dana Mulia yang Ditutup OJK Sebesar Rp 18 Miliar

Kantor BPRS Saka Dana Mulia ditutup untuk umum dan PT BPRS Saka Dana Mulia menghentikan seluruh kegiatan usahanya.

Baca Selengkapnya

Lima Persen BPR dan BPRS Belum Penuhi Modal Inti Minimum

2 hari lalu

Lima Persen BPR dan BPRS Belum Penuhi Modal Inti Minimum

Sebanyak 1.213 BPR dan BPRS telah memenuhi ketentuan modal inti sebesar Rp 6 miliar. Masih ada lima persen yang belum.

Baca Selengkapnya

Kuartal I-2024, KSSK Sebut Stabilitas Sistem Keuangan RI Terjaga meski Ketidakpastian Meningkat

3 hari lalu

Kuartal I-2024, KSSK Sebut Stabilitas Sistem Keuangan RI Terjaga meski Ketidakpastian Meningkat

Menkeu Sri Mulyani mengatakan Stabilitas Sistem Keuangan Indonesia pada kuartal pertama tahun 2024 masih terjaga.

Baca Selengkapnya

Didemo Nasabah, BTN: Tak Ada Uang Nasabah yang Raib

4 hari lalu

Didemo Nasabah, BTN: Tak Ada Uang Nasabah yang Raib

PT Bank Tabungan Negara (Persero) atau BTN patuh dan taat hukum yang berlaku di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Pinjol Ilegal Makin Marak, Satgas Pasti Beberkan Tiga Pemicunya

4 hari lalu

Pinjol Ilegal Makin Marak, Satgas Pasti Beberkan Tiga Pemicunya

Satgas Pasti khawatir layanan pinjaman dana online atau pinjol baik yang resmi ataupun ilegal berkembang dan digemari masyarakat. Kenapa?

Baca Selengkapnya

Kembangkan Pendanaan UKM, OJK Dorong Pemanfaatan Securities Crowdfunding

6 hari lalu

Kembangkan Pendanaan UKM, OJK Dorong Pemanfaatan Securities Crowdfunding

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus mendorong pengembangan Usaha Kecil Menengah (UKM) antara lain dengan memanfaatkan securities crowdfunding.

Baca Selengkapnya

Judi Online per April 2024, Polisi Sebut Ada 729 Kasus dan 1.158 Tersangka

6 hari lalu

Judi Online per April 2024, Polisi Sebut Ada 729 Kasus dan 1.158 Tersangka

Pada 2023 terdapat 1.196 kasus judi online dengan jumlah tersangka 1.967, sedangkan di 2024 per April terdapat 792 kasus dan 1.158 tersangka.

Baca Selengkapnya

YLKI Kirim Surat ke Satgas Pasti, Minta Pemberantasan Pinjol Sampai ke Akarnya

9 hari lalu

YLKI Kirim Surat ke Satgas Pasti, Minta Pemberantasan Pinjol Sampai ke Akarnya

Kabid Pengaduan YLKI Rio Priambodo mengungkapkan, lembaganya telah mengirim surat kepada Satgas Pasti terkait aduan konsumen Pinjol ilegal.

Baca Selengkapnya

Pengamat Nilai Polisi Berantas Judi Online Tak Sentuh Bandar Level Atas

9 hari lalu

Pengamat Nilai Polisi Berantas Judi Online Tak Sentuh Bandar Level Atas

Pengamat kepolisian mengatakan problem pemberantasan judi online beberapa waktu lalu marak penangkapan tapi tak sentuh akar masalah.

Baca Selengkapnya

Konflik Nurul Ghufron dengan Anggota Dewas Albertina Ho, KPK: Tidak Ada Berantem

10 hari lalu

Konflik Nurul Ghufron dengan Anggota Dewas Albertina Ho, KPK: Tidak Ada Berantem

Juru bicara KPK Ali Fikri mengatakan laporan Nurul Ghufron tersebut murni pribadi.

Baca Selengkapnya