Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati (kanan) berbincang dengan Komisaris Utama Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok (kiri) saat pembukaan Pertamina Energy Forum 2019 di Jakarta, Selasa, 26 November 2019. PT Pertamina (Persero) menggelar Pertamina Energy Forum 2019 yang membahas perkembangan sektor energi dan bisnisnya dengan tema "Driving Factors: What Will Shape The Future of Energy Business". ANTARA
TEMPO.CO, Solo - Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok enggan menceritakan pengalamannya dalam sepuluh hari pertama menjabat sebagai Komisaris Utama PT Pertamina Persero. Meski demikian, dia mengakui ada beberapa pekerjaan yang harus dilakukan agar peran Pertamina bisa dioptimalkan.
"Nanti lihat saja hasilnya," kata Ahok saat ditemui di Solo, Jawa Tengah, Kamis 5 Desember 2019. Menurutnya, saat ini kerja sama antar-dewan komisaris maupun kerja sama dengan direksi berjalan cukup baik.
Menteri Badan Usaha Milik Negara atau BUMN Erick Thohir menunjuk Ahok sebagai Komisaris Utama perusahaan plat merah itu. Ahok resmi menduduki jabatan tersebut pada 25 November lalu.
Ahok menyebut ada beberapa hal yang akan menjadi pekerjaan untuk membuat Pertamina menjadi lebih baik. "Tentang subsidi, efisiensi dan keuntungan," katanya. Hanya saja dia enggan untuk merincinya lebih jauh. "Tanya direksi saja," katanya.
Selain itu, dia menyebut bahwa dewan komisaris akan terus mendorong perkembangan dalam produksi biofuel. "Presiden ingin kita mengarah ke biofuel 100 persen," katanya. Menurutnya, Pertamina memiliki kemampuan untuk mewujudkannya.
Dia beralasan Indonesia memiliki produksi minyak sawit mentah (CPO) yang sangat besar. Ketersediaan bahan baku itu diyakini menjadi modal bagi Pertamina untuk memproduksi biofuel. "Pertamina pasti sanggup, avtur saja kita bisa ekspor," kata Ahok.