SBN di 2020 Diprediksi Makin Menarik, Deposito Makin Tertinggal

Jumat, 22 November 2019 14:38 WIB

Direktur Jenderal Pengelolaan dan Pembiayaan Risiko Kementerian Keuanan Luky Alfirman saat meluncurkan surat utang berharga negara (SBN) syariah seri Sukuk Tabungn ST-003 di Restoran Bunga Rampai, Jakarta Pusat, Jumat 1 Februari 2019. TEMPO/Dias Prasongko

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Riset Infovesta Utama, Wawan Hendrayana, mengatakan instrumen surat berharga negara (SBN) dan SBN ritel semakin menarik di tahun depan. Pasalnya pada tahun depan, masih terdapat peluang pemangkasan suku bunga acuan oleh Bank Indonesia.

Adapun, kemarin Bank Indonesia telah menahan suku bunga acuan di level 5 persen setelah melakukan pemangkasan sebanyak empat kali dengan bobot total 100 basis poin sejak Juli hingga Oktober.

"Suku bunga di tahun depan bakal berada di level 4,5 persen hingga 4,75 persen," kata dia kepada Bisnis, yang dilansir pada Jumat 22 November 2019.

Karena itu, dia menuturkan deposito bakal semakin tertinggal karena bunga yang ditawarkan akan semakin kecil sementara itu terdapat bobot pajak 20 persen yang harus ditanggung.

Advertising
Advertising

Wawan menyebut pemerintah masih tetap menggantungkan nasib kepada instrumen SBN untuk menutup defisit anggaran.

“Dengan demikian SBN menjadi alternatif instrumen yang aman dan imbal hasilnya di atas deposito. Demand untuk SBN akan selalu ada,” ujarnya.

Bila pasar SBN bakal langsung tergerak akibat penurunan suku bunga acuan, pada instrumen SBN ritel, Pemerintah tetap perlu menawarkan kupon yang sesuai dengan ekspektasi investor ritel.

Pemerintah mengumpulkan lebih dari Rp49,78 triliun atau 97,26 persen dari nilai SBN ritel jatuh tempo di tahun ini yakni Rp51,2 triliun.

Meskipun selisihnya tipis bila dibandingkan dengan nilai SBN ritel jatuh tempo, capaian ini belum memenuhi target Pemerintah yakni di kisaran Rp60 triliun hingga Rp80 triliun.

Di sisi lain, bila dibandingkan dengan penawaran SBN ritel tahun lalu, capaian di tahun ini cukup positif secara nominal dan frekuensi. Perinciannya, pada tahun lalu Pemerintah mendapatkan Rp46,01 triliun dari lima kali penerbitan SBN ritel atau 81 persen dari nilai SBN ritel jatuh tempo kala itu yakni Rp56,8 triliun

Data penyerapan instrumen ritel tergolong mini bila dilihat dari potret kepemilikan SBN domestik berdasarkan kepemilikannya. Investor ritel atau individu baru mewakili 3 persen dari total SBN beredar yakni Rp2.741,29 triliun atau Rp82,15 triliun seperti yang tercatat laman Direktorat Jenderal Pengelola Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) per 19 November 2019.

Porsi investor individu memang timpang bila dibandingkan dengan investor asing memiliki modal jumbo yang kini memiliki Rp1.066,67 triliun atau 38,91 persen dari total SBN beredar.

<!--more-->

Sebagai gambaran pada penawaran savings bond ritel (SBR), pada seri SBR005 Pemerintah mendapatkan Rp4 triliun dengan kupon sebesar 8,15 persen.

Sebulan setelahnya, Pemerintah yang menawarkan seri ST003 pun mendapatkan Rp3,1 triliun dengan kupon yang sama. Sayangnya, nilai pemesanan terus turun hingga menyentuh Rp1,96 triliun dari ST005 dengan kupon 7,4 persen dan SBR008 berkupon 7,2 persen dengan Rp1,89 triliun.

Bahkan, ORI016 yang pada tahun sebelumnya kerap mencetak pemesanan dua digit hanya meraup Rp8,2 triliun dengan kupon sebesar 6,8 persen sebagai imbas penurunan suku bunga acuan.

“Dalam hal penyerapan, sepanjang pemerintah memberikan imbal hasil yang lebih tinggi dari ekspektasi maka peminatnya akan sangat besar,” katanya.

Berita terkait

CIMB Niaga Dorong Masyarakat Giat Investasi dengan Dana Mulai Rp 10 Ribu

37 hari lalu

CIMB Niaga Dorong Masyarakat Giat Investasi dengan Dana Mulai Rp 10 Ribu

CIMB Niaga mendorong masyarakat untuk giat berinvestasi, salah satunya dengan menempatkan dana dengan nominal paling terjangkau mulai dari Rp 10 ribu.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Raup Rp 22 Triliun dalam Lelang Surat Utang Negara

38 hari lalu

Pemerintah Raup Rp 22 Triliun dalam Lelang Surat Utang Negara

Pemerintah meraup Rp 22,6 triliun melalui lelang Surat Utang Negara pada Selasa, 26 Maret 2024.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Sebut Utang Baru yang Ditarik Pemerintah Turun Drastis jadi Rp 72 Triliun

39 hari lalu

Sri Mulyani Sebut Utang Baru yang Ditarik Pemerintah Turun Drastis jadi Rp 72 Triliun

Menteri Keuangan Sri Mulyani melaporkan pemerintah sudah melakukan pencarian utang sebesar Rp 72 triliun per 15 Maret 2024.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Raup Rp 24 Triliun dari Lelang Surat Utang Negara Hari Ini

51 hari lalu

Pemerintah Raup Rp 24 Triliun dari Lelang Surat Utang Negara Hari Ini

Pemerintah telah melelang Surat Utang Negara hari ini Rabu, 13 Maret 2024. Total nominal yang dimenangkan mencapai Rp 24 triliun.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Lelang Surat Utang Negara Rp 24 T, Peminat Nyaris Tiga Kali

27 Februari 2024

Pemerintah Lelang Surat Utang Negara Rp 24 T, Peminat Nyaris Tiga Kali

Total minat lelang Surat Utang Negara pada 27 Februari 2024 mencapai Rp 61,04 triliun. Minat investor meningkat dibandingkan lelang sebelumnya yang hanya Rp 52,63 triliun.

Baca Selengkapnya

Rupiah Ditutup Melemah ke Rp 15.630, Pengamat Sebut karena Peningkatan Utang Pemerintah

27 Februari 2024

Rupiah Ditutup Melemah ke Rp 15.630, Pengamat Sebut karena Peningkatan Utang Pemerintah

Pada perdagangan sore ini, rupiah ditutup melemah. Salah satu penyebabnya karena utang pemerintah per Januari tertinggi sepanjang masa.

Baca Selengkapnya

Hari Ini Pemerintah Luncurkan SUN dengan Target Rp24 Triliun, Utang Bulan Lalu Bertambah Rp107,56 Triliun

27 Februari 2024

Hari Ini Pemerintah Luncurkan SUN dengan Target Rp24 Triliun, Utang Bulan Lalu Bertambah Rp107,56 Triliun

Pemerintah hari ini, Selasa, 27 Februari 2024, meluncurkan lelang Surat Utang Negara (SUN) dan menetapkan target indikatif sebesar Rp24 triliun.

Baca Selengkapnya

Utang Pemerintah Tembus Rp 8.253 Triliun per Januari 2024, Tertinggi Sepanjang Masa

27 Februari 2024

Utang Pemerintah Tembus Rp 8.253 Triliun per Januari 2024, Tertinggi Sepanjang Masa

Kementerian Keuangan mencatat utang pemerintah Indonesia mencapai Rp 8.253,09 triliun per 31 Januari 2024. Terdiri dari apa saja?

Baca Selengkapnya

Pekan Keempat Februari, Aliran Modal Asing Masuk Rp 1,01 Triliun

25 Februari 2024

Pekan Keempat Februari, Aliran Modal Asing Masuk Rp 1,01 Triliun

Aliran modal asing tetap surplus kendati ada penjualan Surat Berharga Negara (SBN) dan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), karena jumlah modal masuk ke pasar saham jauh lebih besar.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Tarik Utang Baru Rp 107,6 Triliun di Awal Tahun

22 Februari 2024

Pemerintah Tarik Utang Baru Rp 107,6 Triliun di Awal Tahun

Kementerian Keuangan melaporkan pemerintah telah menarik utang baru sebesar Rp 107,6 triliun per 31 Januari 2024.

Baca Selengkapnya