Buwas: Butuh Rp 20 T untuk Cadangan Beras Pemerintah 2020

Jumat, 22 November 2019 10:16 WIB

Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso melepas 20 truk untuk operasi pasar wilayah DKI Jakarta dari Kantor Pusat Perum Bulog, Senin, 23 September 2019. TEMPO/Eko Wahyudi

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso atau Buwas meminta kepada pemerintah memberikan modal Rp 20 triliun untuk pengadaan cadangan beras Pemerintah (CBP) sekitar 2 juta ton untuk tahun 2020. Dengan begitu, perseoran pangan tersebut tidak perlu meminjam ke perbankan dengan bunga komersil.

"Kami mengusulkan pemberian modal kerja untuk pengadaan CBP. Karena selama ini pengadaan beras CBP kami menggunakan pinjaman dari perbankan. Modal yang kami usulkan sebesar Rp 20 triliun," kata Buwas pada Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi IV DPR RI, Kamis, 21 November 2019.

Adapun CBP merupakan program pemerintah guna mengamankan stok cadangan beras nasional. Untuk menjalankan arahan Pemerintah, Buwas mengatakan, harus menggunakan dana pinjaman yang membuat Bulog saat ini terlilit utang mencapai sekitar Rp 28 triliun dan bunganya hingga Rp 10 miliar sehari.

"Permasalahan CBP itu karena menggunakan dana pinjaman. Kita tidak bisa jual CBP kecuali ada penugasan. Berarti selama tidak ada penugasan maka ini akan stagnasi, sedangkan bunganya tidak pernah stagnan," kata Buwas.

Mantan Kabareskrim Polri ini juga menjelaskan, CBP itu tidak serta-merta bisa diperdagangkan begitu secara komersil oleh Bulog. Persediaan tersebut hanya boleh dijual apabila ada penugasan dari pemerintah, sehingga Buwas mengaku hal tersebut membuatnya kesulitan untuk mengembalikan utang perseroannya.

Advertising
Advertising

Buwas mengakui bahwa dana yang disediakan oleh Pemerintah senilai Rp 2,5 triliun, hanya dapat digunakan untuk menutupi selisih harga beras yang dijual kepada masyarakat. "Misal harga Bulog Rp 10 ribu tapi harga jual Rp 8 ribu, berarti Rp 2 ribu yang diganti. Kalau disetarakan Rp 10 ribu bisa 250 ribu ton. Tapi kalau selisihnya kan bisa 1 juta ton, 500 ton," ujar dia.

Selain meminta dana Rp 20 triliun, Buwas pun mengusulkan, untuk bisa menaikkan Harga Pembelian Beras (HPB) sebesar Rp 10.700, yang mana selama tiga tahun tidak mengalami perubahan yakni Rp 9.853 per kilogram. Sehingga menurutnya, hal itu sedikit bisa mengurangi bebas dari Bulog.

Pasalnya, kata Buwas, harga beras itu tak berubah selama tiga tahun terakhir. "Kita perlu naikkan harganya, karena menyesuaikan harga di pasar dan inflasi," tuturnya.

Berita terkait

Pemerintah Filipina Tolak Padi Beras Emas Kembali Dikurung di Laboratorium

1 hari lalu

Pemerintah Filipina Tolak Padi Beras Emas Kembali Dikurung di Laboratorium

Pengadilan baru saja mencabut izin penanaman komersial padi Beras Emas atau Golden Rice hasil rekayasa genetika di Filipina.

Baca Selengkapnya

Beras SPHP Naik, Pengamat: Perlu Penyesuaian Agar Disparitas Harga Tak Jauh

1 hari lalu

Beras SPHP Naik, Pengamat: Perlu Penyesuaian Agar Disparitas Harga Tak Jauh

Pemerintah melalui Perum Bulog menaikkan harga eceran tertinggi atau HET untuk beras SPHP, dari Rp10.900 menjadi Rp12.500 per kilogram sejak 1 Mei 2024

Baca Selengkapnya

Harga Beras SPHP Naik jadi Rp 12.500 per Kilogram, Bapanas Beberkan Alasannya

2 hari lalu

Harga Beras SPHP Naik jadi Rp 12.500 per Kilogram, Bapanas Beberkan Alasannya

Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo buka suara soal naiknya harga beras merek SPHP.

Baca Selengkapnya

Terpopuler Bisnis: Penjelasan Bulog atas Harga Beras Mahal, Viral Tas Hermes hingga Kekayaan Dirjen Bea Cukai

2 hari lalu

Terpopuler Bisnis: Penjelasan Bulog atas Harga Beras Mahal, Viral Tas Hermes hingga Kekayaan Dirjen Bea Cukai

Penjelasan Bulog atas harga beras yang tetap mahal saat harga gabah terpuruk.

Baca Selengkapnya

Cuaca Ekstrem, Pemerintah Siapkan Impor Beras 3,6 Juta Ton

3 hari lalu

Cuaca Ekstrem, Pemerintah Siapkan Impor Beras 3,6 Juta Ton

Zulkifli Hasan mengatakan impor difokuskan ke wilayah sentra non produksi guna menjaga kestabilan stok beras hingga ke depannya.

Baca Selengkapnya

Bulog Beberkan Alasan Penyerapan Jagung Belum Maksimal

4 hari lalu

Bulog Beberkan Alasan Penyerapan Jagung Belum Maksimal

Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi membeberkan alasan penyerapan jagung dari petani hingga kini masih terkendala.

Baca Selengkapnya

Mengapa Beras Tetap Mahal saat Harga Gabah Terpuruk? Ini Penjelasan Bulog

4 hari lalu

Mengapa Beras Tetap Mahal saat Harga Gabah Terpuruk? Ini Penjelasan Bulog

Diretur Utama Bulog, Bayu Krisnamurthi menjelaskan penyebab masih tingginya harga beras meskipun harga gabah di petani murah.

Baca Selengkapnya

Bulog Salurkan Bantuan Pangan di Jakarta Selatan

4 hari lalu

Bulog Salurkan Bantuan Pangan di Jakarta Selatan

Perum Bulog menyalurkan Bantuan Pangan Tahap II berupa beras kepada keluarga penerima manfaat (KPM) di Jakarta Selatan.

Baca Selengkapnya

Jokowi Resmikan Bendungan Tiuk Suntuk di NTB, Pembangunannya Telan Biaya Rp 1,4 Triliun

5 hari lalu

Jokowi Resmikan Bendungan Tiuk Suntuk di NTB, Pembangunannya Telan Biaya Rp 1,4 Triliun

Presiden Joko Widodo alias Jokowi meresmikan Bendungan Tiu Suntuk di Sumbawa Barat, NTB, pada Kamis, 2 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Jokowi Resmikan Jalan 5 Inpres di NTB Senilai Rp 211 Miliar: Anggaran yang Tidak Kecil

5 hari lalu

Jokowi Resmikan Jalan 5 Inpres di NTB Senilai Rp 211 Miliar: Anggaran yang Tidak Kecil

Jokowi meresmikan pelaksanaan Instruksi Presiden (Inpres) Jalan Daerah di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) pada Kamis pagi, 2 Mei 2024.

Baca Selengkapnya