Kawasan Ekonomi Terpadu Ditargetkan Berjalan 2010

Reporter

Editor

Kamis, 3 Juli 2008 22:26 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Badan Pengembangan Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu (KAPET) menargetkan program pemerataan pembangunan di 13 kawasan Indonesia itu dapat berjalan lancar pada 2010.Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto, yang menjabat sebagai Wakil Ketua Badan Pengembangan KAPET, mengatakan dirinya pesimistis penyelesaian legalitas dan kelembagaan dapat dilakukan pada awal 2009."Selesainya 2010. Saya khawatir tak selesai awal 2009," kata dia dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi Infrastruktur di Gedung DPR RI, Kamis (3/7).Pernyataan Djoko itu untuk menjawab pertanyaan anggota Dewan, Endang Karman, yang meminta jaminan penyelesaian KAPET dari pemerintah. "Kami minta jaminan, tahun depan selesai bulan apa karena tugas DPR akan selesai tahun depan," ujar politikus asal Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).Menurut Rahmah Syagaf (PDIP), KAPET telah gagal mengemban regulasi. Sebab, hingga kini manfaat program itu belum juga dirasakan oleh masyarakat. Bahkan dia mengusulkan agar pemerintah membubarkan KAPET.Djoko mengaku tak setuju untuk membubarkan KAPET. Dia beralasan program pengembangan itu belum gagal total. "Belum berhasil. Jika gagal, saya tidak usul untuk tetap dipertahankan," kata dia.Dalam paparannya, tim independen yang dibentuk oleh pemerintah merekomendasikan agar program ini diteruskan. Namun perlu diikuti dengan revitalisasi dan reformulasi serta penyiapan kebijakan sebagai implikasi dari revitalisasi dan reformulasi.Dia memamparkan pemerintah akan membenahi pengembangan wilayah untuk kepentingan investasi, insentif perpajakan, dan lainnya. Djoko juga mengungkapkan rencana evaluasi beberapa kawasan KAPET seperti Sasamba, Kakab, dan Khatulistiwa. Seperti KAPET Kakab, kawasannya akan digeser dan luasan akan dihitung ulang."Kawasan Batulicin dan Manado-Bitung tak perlu dievaluasi," ujarnya. Khatulistiwa, lanjut dia, kawasan sudah tepat namun tak terlalu luas. Begitupun kawasan Sasamba. "Sudah di kawasan strategis nasional, tapi terlalu luas."Selain itu pemerintah juga akan merevisi Keputusan Presiden Nomor 150 Tahun 2000 tentang KAPET dan Peraturan Pemerintah Nomor 147 Tahun 2000 tentang Perlakuan Perpajakan di Wilayah Kapet. Menurut pemerintah, keputusan presiden itu kurang dapat memberikan peran yang efektif kepada Badan Pengembangan KAPET dan Badan Pengelola KAPET."Peran gubernur (kepala badan pengelola) perlu diperkuat dan dipertegas agar bisa menjadi komandan. Sekarang (perannya) terlalu ringan," kata Djoko.Adapun Peraturan Pemerintah 147/2000 dinilai kurang memberikan kemudahan kepada dunia usaha untuk berperan serta dalam kegiatan pembangunan di wilayah KAPET karena hanya terbatas pada insentif fiskal Pajak Penghasilan (PPh), sedangkan insentif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Pertambahan Nilai Barang Mewah (PPnBM) hanya berlaku untuk kawasan berikat.Menurut Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah Kementerian Negara Koordinator Perekonomian Bambang Susantono, pengembangan investasi yang menjadi salah satu tujuan KAPET banyak belum terjadi di ke-13 kawasan.Wakil Ketua Komisi Infrastruktur Joseph Umar Hadi yang memimpin rapat berpendapat kegagalan pemerintah itu disebabkan masih banyak pemikiran yang perlu disempurnakan. "Banyak yang harus dibenahi, tidak optimal, dan belum dibahas secara komprehensif di musyawarah rencana pembangunan nasional." Rieka Rahadiana

Berita terkait

Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal Produksi Pabrik Milik Cina

2 menit lalu

Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal Produksi Pabrik Milik Cina

Sebuah pabrik baja Cina, PT Hwa Hok Steel, terungkap memproduksi baja tulangan beton tidak sesuai SNI sehingga produk mereka dinyatakan ilegal.

Baca Selengkapnya

Gempa Bikin Warga Garut Berhamburan dan Trauma, Kaca Jendela Bergetar Kencang

32 menit lalu

Gempa Bikin Warga Garut Berhamburan dan Trauma, Kaca Jendela Bergetar Kencang

Masyarakat Kabupaten Garut, Jawa Barat, dikagetkan dengan gempa bumi yang terjadi pada Sabtu malam, 27 April 2024, sekitar pukul 23.30 WIB.

Baca Selengkapnya

5 Fakta Menjelang Laga Timnas U-23 Indonesia vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U-23 2024

1 jam lalu

5 Fakta Menjelang Laga Timnas U-23 Indonesia vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U-23 2024

Duel timnas U-23 Indonesia vs Uzbekistan di semifinal Piala Asia U-23 2024 akan digelar di Stadion Abdullah bin Khalifa, Doha, Qatar, Senin, 29 April.

Baca Selengkapnya

Gempa yang Mengguncang Kencang Garut hingga Jakarta, Ini Data dan Penjelasan BMKG

2 jam lalu

Gempa yang Mengguncang Kencang Garut hingga Jakarta, Ini Data dan Penjelasan BMKG

BMKG memperbarui informasi gempa yang mengguncang kuat dari laut selatan Pulau Jawa pada Kamis menjelang tengah malam, 27 April 2024.

Baca Selengkapnya

Hasil Liga Inggris: Ditekuk Newcastle, Sheffield Jadi Tim Pertama yang Terdegradasi

2 jam lalu

Hasil Liga Inggris: Ditekuk Newcastle, Sheffield Jadi Tim Pertama yang Terdegradasi

Sheffield United dipastikan menjadi tim pertama yang terdegradasi dari Liga Inggris (Premier League) musim 2023/24.

Baca Selengkapnya

Real Madrid di Ambang Juara Liga Spanyol, Carlo Ancelotti Segera Lewati Catatan Prestasi Zinedine Zidane

2 jam lalu

Real Madrid di Ambang Juara Liga Spanyol, Carlo Ancelotti Segera Lewati Catatan Prestasi Zinedine Zidane

Real Madrid selangkah lagi menjadi juara Liga Spanyol 2023-2024. Pelatih Carlo Ancelotti segera bisa melewati catatan prestasi Zinedine Zidane.

Baca Selengkapnya

Jelang Laga Timnas U-23 Indonesia vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U-23 2024, Pelatih Timur Kapadze Analisis Skuad Garuda

2 jam lalu

Jelang Laga Timnas U-23 Indonesia vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U-23 2024, Pelatih Timur Kapadze Analisis Skuad Garuda

Duel Timnas U-23 Indonesia vs Uzbekistan di semifinal Piala Asia U-23 2024 akan digelar di Stadion Abdullah bin Khalifa, Doha, pada Senin malam WIB.

Baca Selengkapnya

5 Tips Agar Tidak Tertipu AI Saat Belanja Online

2 jam lalu

5 Tips Agar Tidak Tertipu AI Saat Belanja Online

Pakar Komunikasi Digital bagikan tips agar masyarakat tidak tertipu oleh konten rekayasa teknologi artificial intelligence (AI) saat belanja online

Baca Selengkapnya

Gempa M6,5 Malam Ini, Guncangan Terkuat di Sukabumi dan Tasikmalaya

3 jam lalu

Gempa M6,5 Malam Ini, Guncangan Terkuat di Sukabumi dan Tasikmalaya

Berikut data dan penjelasan dari BMKG tentang sebaran dampak gempa itu dan pemicunya.

Baca Selengkapnya

Serial Secret Ingredient Dibantu 3 Alih Bahasa

3 jam lalu

Serial Secret Ingredient Dibantu 3 Alih Bahasa

Nicholas Saputra menceritakan berbagai hal menarik soal proses syuting "Secret Ingredient". Salah satunya soal penggunaan beberapa alih bahasa.

Baca Selengkapnya